Hubungan Variabel Kompensasi terhadap Variabel Kinerja
maka pemimpin tersebut dapat membuat keputusan gaya kepemimpinan mana yang lebih efektif bagi para karyawannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Qaisar Abbas dan Sara Yaqoob 2009 pada karyawan PTCL, Mobilink, Askari Bank, Habib Bank Limited,
Marriot, Serena, Pearl Continental Hotel, NADRA, NHA dan Schlumberger menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam konteks pengembangan yang meliputi
coaching , pelatihan dan pengembangan, pemberdayaan, partisipasi dan delegasi
mempengaruhi kinerja karyawan yang diukur berdasarkan kemampuan mengadopsi kebiasaan baru, peningkatan keahlian serta peningkatan motivasi
untuk belajar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Durga Devi Pradeep dan N.R.V. Prabhu 2011 pada karyawan di Fenner India Ltd., Madurai, Hindustan Lever
Ltd., Pondicherry, Solamalai Automobiles Pvt. Ltd., Madurai and TVS India Pvt. Ltd., menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan meliputi transformational,
transaksional dan laissez-faire berpengaruh terhadap kinerja berupa usaha yang lebih, efektivitas, kepuasan dan ketergantungan karyawan terhadap pimpinan.
Penelitian sejenis pula dilakukan oleh Agusthina Risambessy, Bambang Swasto, Armanu Thoyib dan Endang Siti Astuti 2012 pada karyawan Rumah Sakit
Umum di Malang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan melliputi
motivasi, kepuasan dalam bekerja dan keluar masuk karyawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang baik
maka seorang pemimpin harus pintar membaca situasi dan kondisi perusahaan dan bawahannya, serta tidak memaksakan kehendak pribadinya di dalam perusahaan.
Gaya kepemimpinan yang baik akan berdampak pada kinerja karyawan yang tinggi.
Oleh karena itu, maka diajukan hubungan antara variabel adalah “Perilaku pemimpin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja”.