4.4 PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan
kemampuan mengapresiasi cerpen dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan
mengapresiasi cerpen yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan teknik proportional sampling untuk
menganalisis hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment yaitu untuk mengetahui hubungan
antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerpen. Persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji korelasi yaitu distribusi data harus
normal uji normalitas dan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linear uji linearitas. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS
for Windows versi 21.
4.4.1 Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa kelas V SDN Gugus
Ki Hajar Dewantoro Tugu Kota Semarang
Membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh pengahayatan yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki pembaca
serta dihubungkan dengan isi bacaan Saddono dan Slamet, 2014: 133. Pemahaman itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca.
Pembaca yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas berpeluang lebih besar untuk dapat mengembangkan pemahaman kata dan konsep daripada
lainnya. Pengetahuan ini dapat berupa pengetahuan umum maupun pengetahuan mengenai kebahasaan.
Buron dan Claybaung dalam Somadayo, 2011: 28 menyatakan bahwa faktor-faktor kemampuan membaca pemahaman seseorang dipengaruhi oleh
“kesiapan membaca” reading readness yaitu intelegensi, kematangan emosi dan minat, pengalaman, kepemilikan fasilitas bahasa lisan, dan sikap serta minat.
Indikator kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah: 1 memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana; 2 mengenali
susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya; 3 mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana; dan 4 mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara ekplisit terdapat dalam wacana.
Berdasarkan analisis deskriptif kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantoro Tugu Kota Semarang, menunjukkan
bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa sebanyak 38 siswa 38 mempunyai kemampuan membaca pemahaman dalam kategori sangat baik.
Kemudian, terdapat 46 siswa 46 mempunyai kemampuan membaca pemahaman dalam kategori baik. Selain itu masih terdapat 15 siswa 15
mempunyai kemampuan membaca pemahaman dalam kategori cukup. Selanjutnya untuk kategori kurang terdapat 1 siswa 1.
Kategori sangat baik dengan presentase 46 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai kemampuan membaca pemahaman.
Kategori baik sebanyak 46 siswa dengan presentasi 46 mengindikasikan bahwa
46 siswa telah menguasai 86-100 kemampuan membaca pemahaman yang meliputi: 1 siswa sangat dapat memahami arti kata-kata sesuai penggunaan
dalam wacana; 2 siswa sangat dapat mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya; 3 siswa sangat dapat mengenali pokok-pokok
pikiran yang terungkapkan dalam wacana; dan 4 siswa sangat mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara ekplisit terdapat dalam wacana.
Kondisi seperti ini dikarenakan, sekolah telah menyediakan sumber belajar yang baik, seperti perpustakaan yang didalamnya terdapat berbagai macam
bacaan, lembar kerja siswa dan alat peraga. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman membacanya dengan memanfaatkan sumber belajar tersebut. Guru
juga sering memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita maupun membaca teks bacaan umum untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa.
Penelitian yang dapat memperkuat penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh oleh Basuki 2011 dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang yang berjudul “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional dan Tes Lokal”. Hasil
Penelitian ini menunjukkan adanya signifikansi korelasi skor kemampuan membaca lokal dan skor kemampuan membaca internasional, baik pada
pemahaman bacaan informasi maupun bacaan sastra. Kemampuan membaca pemahaman informasi berdasarkan tes lokal berkorelasi secara signifikan r= 0,
780 dengan kemampuan membaca pemahaman informasi berdasarkan tes Internasional. Kemampuan membaca pemahaman sastra berdasrkan tes lokal
berkorelasi secara signifikan 0,826 dengan kemampuan pemahaman sastra
berdasarkan tes internasional. Sedangkan, kemampuan membaca pemahaman secara keseluruhan berdasarkan tes lokal berkorelasi secara signifikan r= 0, 907
dengan kemampuan membaca pemahaman secara keseluruhan berdasarkan tes internasional.
4.4.2 Kemampuan Mengapresiasi Cerpen pada Siswa kelas V SDN Gugus