BAB III PROFIL HABIB HASAN BIN JA’FAR ASSEGAF DAN GAMBARAN
UMUM MAJLIS TA’LIM NURUL MUSTHOFA
A. Riwayat Hidup Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf
1. Sejarah Singkat Kehidupan Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf
Seorang habib merupakan kelompok elit dari sebagian masyarakat, baik dilihat dari segi pemahaman keagaman ilmu agama ataupun dari segi
sosial ekonomi.
32
Sebab sebagai suatu kelompok para habibkiai memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam masyarakat.
Di kota Bogor kita kenal seorang ulama besar dengan nama Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-Athas, atau kita kenal dengan julukan habib
keramat Empang Bogor. Banyak kemuliaan yang tertanam di kota tersebut, di tengah orang-orang soleh, yang hari-harinya dipenuhi dengan hiasan al-
Qur’an, al-Hadits dan kitab-kitab solihin. Di kota Bogor pula lahir seorang bayi, tepatnya pada tangal 12 Rabiul
Awal 1398 H, atau dalam kalender nasional pada tangal 20 Februari 1977. Bayi ini bernama Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, beliau lahir dari pasangan
Habib Ja’far Assegaf dan Sarifah Fatmah binti Hasan bin Muchsin Alatas.
33
Habib Hasan Assegaf biasa dipanggil oleh murid-muridnya dengan nama
1
Bisri Effendy, A. Nuqoyyah, Gerak Transformasi Scocial madura, Jakarta : P3M, 1985, h. 51
33
Profil Pendiri Dan Pengasuh Majlis Ta’lim Nurul Musthofa. Midnight Nurul Musthofa, Jakarta Lion Of The Youth Production 2006, Edisi. Perdana , h.5
Habibana atau Habib atau Sayid dalam bahasa Arab yang berarti kekasih. Habib Hasan bin Ja’far Assegaf biasa dipangil oleh Uminya Habibana kalau
murid-muridnya ada yang memangil Habib ada juga yang memangil dengan sebutan Habibana.
34
Habib Hasan mempunyai empat saudara kandung; pertama Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, kedua Habib Abdulloh bin Ja’far Assegaf, ketiga
Habib Musthofa bin Ja’far Assegaf keempat, Habib Sami bin Ja’far Assegaf yang sekarang sedang belajar di Yaman. Keluarga Habib Hasan semuanya
pendakwah sekaligus pengajar di Majlis Ta’lim Nurul Musthofa. Silsilah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf menandakan bahwa Habib
Hasan masih memiliki keturunan seorang ulama besar dan da’i yang mensyiarkan Islam yang dibawa oleh Rasullulah SAW.
Berikut adalah silsilah dari Habib Hasan bin Ja’far Assegaf : Al-Habib Hasan bin Ja’far bin Umar bin Ja’far bin Syekh bin Abdullah bin Seggaf bin
Ahmad bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad bin Adurrahman Seggaf bin Ahmad Syarif bin Abdurrahman bin Alwi bin Ahmad bin Alwi bin
Syekhul Kabir Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawileh bin Ali bin Alwi Al Ghuyur bin Al Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali bin
Muhammad Shohibul Mirbath bin Ali Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad An
Naqib bin Ali Al Uraidhi bin Ja’far Sodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali
34
Dayat, Jama’ah Majlis Ta’lim Nurur Musthofa, Jakarta, 27 Juli 2007
Zaenal Abidin bin Al Imam Husein Assibit bin Imam Ali KWH bin Fatimah Al Batul Binti Nabi Muhammad SAW.
35
Ayah Habib Hasan seorang mualim yang bernama Habib Ja’far Assegaf. Beliau lahir tahun 1889 di kota Palembang. Ayah beliau Al-Habib
Ja’far adalah seorang saudagar besar dan Pensyiar Islam. Di masa kecil, beliau menghafal: Hadits Arbain An-Nawawiyyah Zubad, Kitab Muwatto, Kitab
Imam Malik pada usia 15 tahun. Pada umur 20 tahun, beliau berguru dengan Al-Habib Ahmad bin
Hasan Alatas, Hadhramaut dan Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi. Lalu melanjutkan pergi haji yang pertama pada usia 25 tahun.
Kemudian, beliau menuju ke Palembang dan bersiar dengan sahabat beliau Al- Habib Alwi bin Syeikh Assegaf. Di situ beliau bertemu dengan ulama-ulama
besar diantaranya Al-Habib Abdullah bin Muchsin Alatas sekaligus guru beliau.
Pada umur 30 tahun ayahanda dari Habib Hasan menuju Surabaya, Madiun, Jepara, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, dan menikahi putri
pondok pesantren “Buntet” K.H Abdullah Anshori, yang bernama Siti Jamilah binti Abdullah Anshori.
Lalu pada umur 35 tahun ayahanda dari habib Hasan berdakwah di Banten hingga usia 40 tahun, lalu menuju Jakarta dan bertemu dengan
sahabat-sahabat beliau, diantaranya; Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al- Habsyi, Al-Habib Ali bin Husein Alatas, Al-Habib Salim bin Ahmad bin
35
Profil, Pendiri dan pengasuh Majlis Talim Nurul Musthofa, Midnight Nurul Musthofa , Jakarta Lion Of The Youth Production 2006, Edisi. Perdana , h. 5
Jindan, Al-Habib Sholeh bin Muchsin Al Hamid, Tanggul, Al-Habib Alwi bin Muhammad Al Haddad dari Tegal.
36
Di Jakarta beliau bermukim di Kebayoran Lama. Masa muda beliau di isi dengan berdakwah dan menuntut ilmu bersama Al-Habib Abdullah bin
Muchsin Alatas dan Al-Habib Ustman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya. Sampai beranjak umur 40 tahun beliau berdakwah atas perintah guru-
guru beliau yang telah wafat.
37
Kalau kita lihat dari keluarga Al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf adalah seorang ulama yang selalu mensiarkan Islam kepada
umat manusia, dengan tujuan atau cita-cita yang luhur yang membuat keluarga Habib Hasan menjadi penerus ulama-ulama.
Ketika kelahiran Habib Hasan dua hari dari hari kelahiran Habib Hasan, ada perayaan haul Habib Abdulloh bin Muchsin Alatas yang juga
buyut beliau. Di situlah Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Habibana diaqikahkan oleh kakek Habib Hasan yang bernama Habib Husein bin
Abdulloh bin Muchsin Alatas dengan memotong sebanyak tiga ratus ekor kambing. Karena bertepatan dengan haul Al-Habib Abdulloh bin Muchsin
Alatas. Bayi mungil tersebut dibawa ke dalam masjid yang di dalamnya dibacakan puluhan ribu shalawat oleh jama’ah yang menghadirinya tidak
terkecuali oleh kiai, habaib dan para orang soleh, khususnya para Solihin diantaranya adalah: Al-Habib Muhamad bin Ali Al-Habsy Kwitang, Al-Habib
Abdulloh Samy Alatas, Habib Ahmad bin Muhammad Al-Haddad.
36
Profil, Pendiri dan pengasuh Majlis Talim Nurul Musthofa, Midnight Nurul Musthofa, Jakarta Lion Of The Youth Production 2006, Edisi. Perdana, h. 6
37
http:www.nurulmusthofa.org..imagesstoriesnjit umar assegaf.jpg 07082007
Pada usia dua tahun, Habib Hasan sudah dapat menghafal juz ’amma walaupun belum dapat menulis dan membaca, hingga sampai beranjak di
usianya yang kelima tahun beliau telah berkumpul dengan orang-orang soleh. Pada usia tujuh tahun khususnya di tahun 1984, Habib Hasan bersekolah dasar
di SD Empang, Bogor. Dari kelas satu sampai akhir kelas enam. Seperti di usia remaja, beliaupun sama dengan remaja-remaja lainya
yang mengalami kenakalan bermula dari masuk SMP, sampai-sampai saat kelas dua SMP karena kenakalan itulah akhirnya orang tua beliau
menginginkan agar beliau masuk ke pesantren. Dengan alasan bahwa beliau ini mempunyai bekal untuk masuk ke pesantren, walaupun Habib Hasan
sempat tidak mau masuk ke pesantren dikarenakan beliau ingin menikmati masa remajanya.
Dalam usianya yang keempat belas tahun, Habib Hasan mendapat bisyarah
mimpi yang dihadiri encit beliau yakni Habib Abdulloh bin Muchsin Alatas, di sinilah Habib Hasan mendapatkan hidayah saraya
terbangun dari mimpinya dengan seluruh tubuhnya menggigil, sampai Habib Hasan sakit demam sampai satu minggu lamanya. Dari kejadian inilah Habib
Hasan diperintahkan oleh kakeknya Al-Habib Husein Alatas untuk masuk ke pesantren, sampai akhirnya Habib Hasan dari kejadian itulah Habib Hasan
terketuk hatinya untuk masuk ke pesantren. Pada tahun 1990, mulailah beliau masuk ke pesantren. Di Pondok
Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah yang dipimpin oleh Al-Habibul Imam Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Malang, Jawa
Timur. Tidak hanya itu, Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih adalah seorang Hafiz al-Qur’an pada umur 7 tahun beliau sudah
menghafal al-Qur’an dikarenakan ketekunan, kegigihan dan keuletan yang tinggi. Dan semangat belajar yang begitu besar, beliau Prof. Dr. Al-Habib
Abdullah bin Abdul Qodir Balfaqih mampu mengusai 40 fak ilmu agama dan telah menghafal lebih dari 6 juta hadits pada usia yang sangat muda. Prof. Dr.
Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bilfaqih telah menghafal dengan baik dua buah kitab hadits shoheh, yaitu Kitab “Shohihul Bukhori” dan “Shohihul
Muslim” lengkap dengan isnad dan silsilahnya. Dan juga kitab “Ummahatus
Sitt” seperti ”Sunnah Abu Daud”, “Sunnah Thurmudzy” dan sunah yang
lainnya dan kitab hadits yang lainya seperti: “Musnad Imam Syafi’I”, “Musnad Imam Ahmad bin Hambal”, “Muwatto’ Imam Malik”, “An-
Nawadirul Ushul” karangan Imam Al-Hakim At-Tirmidzy, “Al-Ma’ajin Ats
Tsalats” karangan Imam Abdul Qosim At-Thabrani, Al-Mu’jam karangan
Imam Al-Baghawi, “At-Tarikh” karangan Imam Ibnu As-Sakir, “Al-Afrad” karangan Imam Ad-Daruquthny, dan kitab-kitab hadits lainnya.
Dalam melengkapi pemahaman tentang hadits, Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih memperdalam Ilmu “Mustholahul Hadits”,
yaitu Ilmu yang mempelajari ihwal hadits berikut perawinya. Sedangkan dalam bidang tasawuf, beliau diajarkan oleh ayah beliau kitab “Ihya
Ulumuddin” sebanyak 41 kali ditamatkan di hadapan ayah beliau. Dan dalam
bidang ilmu fiqih beliau juga dapat menghafalnya dan menguasai dengan baik kitab-kitab fiqih empat mazhab yakni: Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki,
Mazhab Syafi’i, dan Mazhab Hambali. Termasuk juga kitab-kitab fiqih lain seperti: Fatawa Ibnu Hajar, Fatawa Romli, “Al-Muhadzdzab” karangan Imam
Nawawi dan yang lain-lainnya.
38
Maka tidak salah kalau Habib Hasan dimasukan ke pesantren ini dengan kearifan dan kebijaksanaannya guru beliau
membuat Habib Hasan seorang pendakwah dan menjadikan Habib Hasan sebagai pewaris-pewaris ilmu nabi dan ulama. Allah SWT berfirman: “Aku
akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.” juga, Nabi Muhamad SAW bersabda:
“Ulama adalah pewaris-pewaris Rasulullah”.
39
Pada saat pertama kali masuk pesantren beliau disuruh membaca al- Qur’an dengan perasaan gugup beliau disuruh membaca al-Qur’an, karena
beliau dapat menghafal al-Qur’an akan tetapi ia tidak dapat membaca, akhirnya beliau hanya dapat menangis dan ingin pulang melihat akan hal itu
maka Habib Abdullah Bilfaqih mengambil segelas air putih, lalu didoakan lalu diminumkan kepada Habib Hasan bin Ja’far Assegaf Habibana tanpa berfikir
panjang Habib Hasan yang hatinya dalam keadaan bimbang langsung diminum air tersebut, kontan Habib Hasan merasa senang tinggal di pesantren,
tidak mengingat pulang ke rumah dan langsung betah di pesantren. Setelah tinggal di pesantren mulailah ia belajar dengan sungguh-
sungguh, mulailah sedikit-sedikit timbul ilmu-ilmu Allah SWT seperti ilmu-
38
Biography, Yang mulia Prof. Dr. HABIB Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Alawy Al Husainy Ra.
Midnight Nurul Musthofa , Jakarta Lion Of The Youth Production 2006, Edisi. Perdana , h.10-11
39
http:www.nurulmusthofa.org..imagesstoriesnjit umar assegaf.jpg 07082007
ilmu al-Qur’an, al-Hadits, hafalan-hafalan ilmu fiqih, yang dihafal di luar kepala dan pengetahuan agama lainnya yang diajarkan oleh guru beliau yang
penuh perhatian dan kasih sayang selama dua tahun beliau selalu mengikuti apa yang diperintakan oleh gurunya Prof. Dr. Al-Habib Abdullah Bilfaqih.
Kegiatan Habib Hasan hanya mengikuti dan menemani gurunya untuk berpergian keluar, mulai pergi ke daerah Bondowoso, Madura, Situbondo,
Banyuwangi, sampai daerah-daerah Sumatera, dan Kalimantan untuk berdakwah. Hari-hari Habib Hasan hanya mengikuti Sang guru untuk
berdakwah. Sampai detik-detik terakhir guru Habib Hasan wafat. Pada Tahun 1991, beliau dirundung duka tepatnya pada tanggal 23
Jumadin Awal 1411 H bertepatan dengan 30 November 1991. Prof. Dr Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih dimakamkan berdampingan dengan
ayahnya Habib Imam Al-Har Al-Qutb Al-Habib Abdulah bin Abdul Qodir Bilfaqih di pemakaman Kasin Malang, Jawa Timur, dikarenakan guru beliau
Al-Habib Abdullah Bilfaqih telah meninggal dunia. Setelah sang guru wafat, beliau pulang ke kampung halaman di Bogor. Pada tahun 1992 kakek Habib
Hasan, Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muchsin Alatas, tak lama kemudian meningal dunia, kakek yang Habib Hasan cintai telah tiada. Al- Habib Husein
bin Abdullah bin Muchsin Alatas yang mengenalkan ilmu agama sekaligus yang mengusulkan Habib Hasan untuk masuk ke pesantren.
Pada tahun 1993 beliau pun mengurungkan diri dalam kamar, tanpa keluar rumah tanpa berpergian, selama itu Habib Hasan hanya membaca Al-
Qur’an dan shalat dan semuanya yang Allah SWT dan Rasullulah SAW
perintahkan, mulai dari rumah ke masjid dan berziarah ke makam kakeknya terus kembali lagi ke rumah untuk muthola’ah mempelajari pelajaran yang
didapat dari gurunya. Itu semua Habib Hasan lakukan selama satu tahun. Pada tahun 1994 Habib Hasan kembali ke Malang, Jawa Timur untuk
belajar kembali dengan Syekh Al-Alamah Abdullah Ba’bud untuk mendapatkan ilmu yang berkah dan manfat dunia akhirat, pada saat itu Habib
Hasan mendapat kabar bahwa beliau akan diberangkatkan ke Hadhramaud, Yaman oleh kakek Habib Hasan Al-Habib Abubakar bin Muchsin Alatas
selaku adik dari kakek Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muchsin Alatas. Pada tahun 1995, Habib Hasan datang ke Jakarta dengan maksud
untuk berangkat ke Hadharamaud, dan di situ pula Habib Hasan bertemu dengan Al’Alamah Al-Arifbillah Al-Habib Umar bin Muhamad bin Salim bin
Hafid bin Syekh Abubakar dari Hadhramaud, pimpinan pondok pesantren Rubath Darul Musthofa di kota Inat, Yaman.
40
Pada saat itu pula beliau juga ingin diberangkatkan ke Hadhramaud bersama Al-Habib Munzir Al-Musawa
yang sekarang memimpin Majlis Rasullulah di daerah Pancoran, Al-Habib Jindan, Al-Habib Alawy dan Al-Habib Muchsin, pada saat itu pula Habib
Hasan ingin diberangkatkan bersama, akan tetapi Al-Habib Abubakar bin Abdullah bin Muchsin Alatas, adik dari kakek Habib Hasan menginginkan
agar ditemani oleh Habib Hasan, sehingga untuk pergi ke Hadhramaud dibatalkan, karena Habib Hasan harus menemani Sang kakek hingga satu
tahun lamanya, sedangkan rombongan yang pergi ke Hadhramaud berangkat
40
Internasiaonal News, Hadhramaud yaman Midnight Nurul Musthofa , Jakarta Lion Of The Youth Production 2006, Edisi. Perdana , h.14
bersama Al-Habib Umar bin Hafidz. Pada Akhir tahun 1995, kakek Al-Habib Abubakar bin Abdullah bin Muchsin Alatas meningal dunia. Sampai pada
tahun 1996 Habib Hasan mulai menziarahi para orang-orang soleh pada zaman itu yang masih hidup, diantaranya yaitu Alamah Al-Arifbillah Al-
Habib Umar bin Hud Alatas, yang dikenal dengan sebutan Habib Umar Cipayung. Habib Hasan menziarahi Al-Habib Umar bin Hud Alatas setiap
subuh di waktu pagi, mengikuti shalat berjamaah, yang sekarang Habib Umar bin Hud Alatas sudah almarhum, makam beliau di daerah Condet, Habib
Umar bin Hud Alatas, guru Habib Hasan yang Mengijajahkan Rarib Alatas. Al-Habibul Imam Al-Habib Abdurahman Assegaf Bukit Duri yang sekarang
beliau sudah almarhum, beliau dimakamkan di daerah Bogor tepatnya di makam Keramat Empang, Bogor. Al-Habib Abdullah Samy Alatas, dan masih
banyak lagi orang-orang soleh lainnya seperti Al-Habib Abdullah bin Husin Alatas Malang yang pada saat itu usianya 115 tahun, Habib Hasan juga
menemui Al-Habib Ali Bilfaqih Bali yang berusia 125 tahun.
2. Perjuangan Dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf