Etiologi Dermatitis Kontak Iritan

kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya Djuanda, 2010.

e. Klasifikasi

Dermatitis kontak iritan diklasifikasikan menjadi dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kumulatif kronis Wolff Johnson, 2009. 1 Dermatitis kontak iritan akut Di tempat kerja, kasus dermatitis iritan akut sering timbul akibat kecelakaan atau akibat kebiasaan kerja yang buruk, misalnya tidak memakai sarung tangan, sepatu bot, atau apron bila diperlukan, atau kurang berhati-hati saat menangani iritan. Hal ini juga disebabkan kegagalan pekerja biasanya karena ketidak tahuan mengenali material korosif. Dermatitis iritan akut dapat dicegah dan pekerja yang terkena tidak perlu berpindah pekerjaan. Pendidikan kesehatan sangat penting disini. Pemakaian sarung tangan, apro, dan sepatu bot yang kedap air saat bekerja dapat mencegah terjadinya dermatitis iritan akut Djuanda, 2010. 2 Dermatitis kontak iritan kumulatif kronis Dermatitis kontak iritan jenis ini disebabkan kontak kulit berulang dengan iritan lemah. Iritan lemah menyebabkan dermatitis kontak iritan pada individu yang rentan saja. Lama waktu sejak pajanan pertama terhadap iritan dan timbulnya dermatitis bervariasi antara mingguan hingga tahunan, tergantung sifat iritan, frekuensi kontak, dan kerentanan pejamu. Dermatitis akibat iritan yang terakumulasi misalnya dermatitis kronis pada tangan yang disebabkan oleh air dan detergen di antara pencuci piring dan ibu rumah tangga, dan dermatitis akibat cairan pemotong logam di antara pekerja logam. Pelarut seperti bahan pengencer dan minyak tanah bila dipakai tidak semestinya seperti sebagai pembersih kulit sering menyebabkan dermatitis akibat iritan yang terakumulasi Djuanda, 2010.

f. Gejala Klinis

Pada beberapa orang keluhan hanya berupa gejala subjektif seperti rasa terbakar, tersengat. Dapat juga sensasi nyeri beberapa menit setelah terpajan, misalnya terhadap asam, kloroform, methanol. Rasa seperti tersengat cukup lambat terjadi yaitu dalam 1-2 menit, puncaknya dalam 5-10 menit dan berkurang dalam 30 menit, yang disebabkan oleh aluminium klorid, fenol, propilen glikol, dan lain-lain Kartowigno, 2012. Gejala pada dermatitis kontak iritan akut, kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema, edema, bula, dan dapat ditemukan nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada umumnya asimetris. Biasanya terjadi karena kecelakaan, dan reaksi segera timbul Djuanda, 2010. Gambar 3. Dermatitis Kontak Iritan Akut Wolff Johnson, 2009. Gejala dermatitis kontak iritan kumulatif kronis merupakan gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit menjadi tebal hiperkeratosis dan likenifikasi, difus. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris fisur, misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan detergen. Keluhan penderita umumnya rasa gatal atau nyeri karena keluhan kulit retak fisur. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita Djuanda, 2010.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Pemakaian Alat Pelindung Diri Dalam Penanganan Sampah Medis Pada Petugas Cleaning Service di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

40 525 116

Hubungan Dermatitis Atopik dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

4 104 94

Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Instalasi Radiologi RSU.Dr. Pirngadi Medan, Tahun 2004

6 83 101

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 62 130

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP PENURUNAN ANGKA KEJADIAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PEWARNAAN DI INDUSTRI BATIK TANJUNGBUMI MADURA

2 32 22

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

HUBUNGAN MATURITAS KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI DI RUANG NEONATOLOGI RSUD Dr. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

0 20 54

HUBUNGAN SHIFT KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

10 97 70

Hubungan faktor enabling dengan pemakaian alat pelindung diri (apd) pada tenaga kerja di pt. suwastama pabelan Titin

0 0 81

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15