Kerangka Konsep Hipotesis Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan Masa Kerja pada Petugas Cleaning Service dengan Dermatitis Kontak Akibat Kerja di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

perbedaan permeabilitas, usia anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi, ras kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih, jenis kelamin insidensi dermatitis kontak iritan lebih banyak pada wanita, penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun, misalnya dermatitis atopik Djuanda, 2010. Bahan iritan yang sering menimbulkan dermatitis kontak iritan terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Iritan yang Sering Menimbulkan Dermatitis Kontak Iritan. Iritan yang Sering Menimbulkan Dermatitis Kontak Iritan Asam kuat Hidroklorida, Asam nitrat, Asam sulfat Basa kuat Natrium hidroksida, Kalium hidroksida Detergen Resin epoksi Etilen oksida Fiberglass Minyak lubrikan Pelarut-pelarut organik Agen oksidator Plasticizer Serpihan kayu Berardi, 2009

d. Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat di kulit Djuanda, 2010. Kebanyakan bahan iritan toksin merusak membran lemak keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran akan mengaktifkan enzim fosfolipase yang akan merubah fosfolipid menjadi asam arakhidonat, diasilgliserida, platelet activating factor, dan inositida. Asam arakhidonat diubah menjadi prostaglandin dan leukotrin. Prostaglandin dan leukotrin menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. prostaglandin dan leukotrin juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktivasi sel mast melepaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin lain, sehingga memperkuat perubahan vaskular Djuanda, 2010. Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik ditempat terjadinya kontak di kulit yang berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila iritannya kuat. Apabila iritan lemah, akan menimbulkan kelainan kulit setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Pemakaian Alat Pelindung Diri Dalam Penanganan Sampah Medis Pada Petugas Cleaning Service di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

40 525 116

Hubungan Dermatitis Atopik dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

4 104 94

Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Instalasi Radiologi RSU.Dr. Pirngadi Medan, Tahun 2004

6 83 101

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 62 130

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP PENURUNAN ANGKA KEJADIAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PEWARNAAN DI INDUSTRI BATIK TANJUNGBUMI MADURA

2 32 22

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

HUBUNGAN MATURITAS KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI DI RUANG NEONATOLOGI RSUD Dr. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

0 20 54

HUBUNGAN SHIFT KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

10 97 70

Hubungan faktor enabling dengan pemakaian alat pelindung diri (apd) pada tenaga kerja di pt. suwastama pabelan Titin

0 0 81

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15