Setting and Scene Participants

➍➎ ➏ ➐ ➑➒ ➓➔→ ➓➔ ➣ ↔↕➙ ➓ ➛ ➓ ➣ ➓➔ ➓ → ➓↕ ➑↔↕➓ s ➓ ➏ ➓➜➝➔→ ➑ ↔➑ ➒ u t ➐ ➞➛ ➓➔➟ ➍ ➑↔➔→➐ ➏ ➓➞ ➓ ➛ ➓➔ ➓ → ➓↕ ➣ ↔➔ ➐ ➠ ➐ ↕ ➡ ➓➔ ➑➝ t ↕➓ tu t ➐ ↕ ➑↔➑➓➞ ➓➑➝ ➒ ➓➞ ➢ ➓ ➛ ➤ ➑ ➐ ➔➝ ➛ ➓➏ ➝ ➡ ➓ ➣ ➓ t ➒ ↔↕➜➓➔→ s ➐ ➔ → ➥ ➝ ➛ ➓ t ↔↕ ➡ ➓ ➣ ➓ t ➏ ➐ ➓ tu ➣ ➤ ➜➓ y ➓➔ → ➙ ➤ ➙ ➤ ➛ ➡ ➓➔ ➡ ➝➏ ↔ ➣ ➓ ➛ ➓ t ➝ ➒ ↔↕➏ ➓➑➓ . ➦↔➞➐➒ ➐ ➔→ ➓➔ ➡ ↔➔→ ➓➔ ➐ ➣ ➓ y ➓ ➑↔➔➙ ➝ ➣ ➠ ➓ ➛ ➓➔ ➛ ↔↕ ➥ ➓ ➏ ➓➑➓ ➓➔ ➠ ➓↕ ➓ ➣ ↔➔➐ ➠ ➐ ↕ ➡ ↔ ➔ → ➓➔ ➑➝ t ↕➓ tu t ➐ ↕ t ↔↕➏ ↔ ➒➐ ➠ , Grice merumuskan sebuah pola yang dikenal sebagai prinsip kerja sama Rusminto, 2009: 88. Pola-pola atau yang lebih dikenal dengan prinsip-prinsip percakapan tidak hanya terbatas pada prinsip kerja sama tetapi juga harus dilengkapi dengan prinsip sopan santun dan prinsip-prinsip tindak sosial yang lain agar komunikasi antara penutur dan mitra tutur dapat berjalan lancar. Leech dalam Rusminto 2009: 89 mengemukakan bahwa jika prinsip kerja sama berfungsi mengatur apa yang dikatakan oleh peserta percakapan sehingga tuturan dapat memberikan sumbangan kepada tercapainya tujuan percakapan, prinsip sopan santun berfungsi menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan dalam percakapan tersebut. Hanya dengan hubungan yang demikian kita dapat mengharapkan keberlangsungan percakapan akan dapat dipertahankan. ➧➨

6.1 Prinsip Sopan Santun

Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tektual, tetapi juga berhubungan dengan persoalan yang bersifat interpersonal. Dan untuk masalah-masalah yang bersifat interpersonal, prinsip kerja sama Grice tidak lagi digunakan, melainkan membutuhkan prinsip lain, yakni prinsip sopan santun. ➩➫ ➭➯➲➳➵ ➲ ➸ ➵ ➺➸ ➻ ➳ ➵ ➻ ➳➼➽ ➳ ➻➾ ➻➚ ➻ ➪ ➸ ➶➯ ➻ t ➽ ➯ ➻ ➳ ➾➻➚➻ ➹ ➸ ➶➯➘➻➴➻➸ ➻ ➳ y ➻ ➳➷ ➹ ➶➳ ➷ ➻ t ➽ ➯ ➸ ➶➳ ➽➼➽ ➯ ➸ ➶➳ y ➻➸ ➻ ➾ ➻ ➳ ➸ ➶ tu t ➽ ➯ ➸ ➶ ➵ ➻➸ ➻ ➽ ➳➼➽➴ ➹ ➶➹➸ ➶➯➪➻ t ➲ ➴➻ ➳ ➵ ➺➸ ➻ ➳ ➵ ➻ ➳➼ u ➳ ➾➻➚➻ ➹ ➸ ➶➯➘ ➻➴ ➻➸➻ ➳➬ ➮ ➶ t ➲ ➻➸ ➴ ➻➚ ➲ ➱ ➶➯➱ ➲➘ ➻ ➯ ➻ ➾ ➶➳➷➻ ➳ ➺ ➯ ➻ ➳➷ ➚➻ ➲➳✃ ➸ ➶➳➽ ➼➽➯ ➻➴ ➻ ➳ ➹➶➹➱ ➽➻ t ➴ ➶ ➸ ➽ ➼➽ ➵ ➻ ➳ - ➴ ➶ ➸ ➽➼➽➵ ➻ ➳ ➹ ➶➳ y ➻ ➳➷➴ ➽➼ ➻➸➻ y ➻ ➳➷ ➲➳➷ ➲➳ ➾ ➲ ➴➻ t ➻➴ ➻ ➳➳ y ➻ ➾ ➻ ➳ ➱➻➷ ➻ ➲➹ ➻ ➳➻ ➹ ➶➳ y ➻ t ➻➴ ➻ ➳➳ y ➻ . Hal ini tidak hanya menyangkut ti pe kalimat atau ujaran apa dan bagaimana, tetapi juga menyangkut variasi atau tingkat bahasa sehingga kode yang digunakan tidak hanya berkaitan dengan apa yang ingin dikatakan, tetapi juga motif sosial tertentu, yakni yang ingin menghormati lawan bicara atau ingin mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota golongan tertentu. Secara umum, santun merupakan suatu yang lazim dapat diterima oleh umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk bahasa karena itu tidak ada kalimat yang secara khusus menentukan santun atau tidak santun, yang menentukan kesantunan adalah bentuk bahasa ditambah konteks ujaran dan hubungan antara penutur dan mitra tutur. Oleh karena itu, situasi varibel penting dalam kesantunan. Dalam bertutur, penutur harus menggunakan prinsip sopan santun agar maksud penutur dapat di pahami oleh penutur. Mitra tutur pun akan lebih menghargai jika penutur menggunakan prinsip sopan santun. Prinsip sopan santun juga menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan dalam percakapan. Di samping itu, Rusminto 2009: 93 mengemukakan kehadiran prinsip sopan santun diperlukan untuk menjelaskan dua hal berikut ini. 1. Mengapa orang sering menggunakan cara yang tidak langsung indirect speech acts untuk menyampaikan pesan yang mereka maksudkan.