Tidak Tutur Tidak Langsung Literal

④⑤ ⑥ ⑦⑧ ⑨⑩❶ ❷ t ⑦ t ⑩❶ ❷ ❷ ⑩ ❸⑦ ❸⑩ t ❹❺⑩❶ ⑩ t ⑩ u ❸⑦❶ ❷⑦❻❹❼❺⑩❶ ❽⑧ ❼❾ ❸ ⑦ ⑨ ⑩ ❿❹⑧❶ y ⑩ , ➀⑦❶ ❾ ➁ ❾ ⑨ ❿ ⑩➀ ⑩ t ❸⑦❶ ❷ u t ⑩ ⑨ ⑩❺⑩❶ ❿⑦❶ ❷ ⑩❶ ❺⑩ ❼❹ ❸ ⑩ t ➂ ⑦ ⑨ ❹ t ⑩ ❿⑩❶ ❺⑩❼❹ ❸⑩ t t ⑩❶ y ⑩ ⑤ ➃ ❿⑩❶ ⑤ ➄ ➂ ⑦ ⑨❹❺❾ t . 12. Lantainya bersih sekali. 13. Radionya terlalu pelan, tidak kedengaran. 14. Apakah radio yang pelan seperti itu dapat kau dengar? ➅ ❺ ➆❹ ⑨ ❶ y ⑩ ⑥ ⑦❻⑩ ⑨ ⑩ ⑨ ❹❶ ❷ ❺ ⑩ s ❿⑩➀⑩ t ❿❹❹❺➆ ➁ ❹ ⑥ ⑩ ⑨❺⑩❶ ➂ ⑩➆ ➇⑩ t ❹❶ ❿⑩❺ tu t ❾ ⑨ ❿⑩❼⑩ ❸ ➂ ⑩➆ ⑩ ⑥ ⑩ ➈ ❶ ❿ ⑧ ❶⑦ ⑥ ❹⑩ ❿⑩➀ ⑩ t ❿ ❹ ➂ ⑩ ❷ ❹ ⑩ t ⑩ u ❿❹ ➂ ⑦ ❿⑩❺⑩❶ ❸⑦❶ ➉ ⑩ ❿❹ ➊ ⑤ ➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ tu t ❾ ⑨ ❼⑩❶ ❷ ⑥ ❾ ❶ ❷ ④ ➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ t ❹ ❿ ⑩❺ ❼⑩❶ ❷ su ❶ ❷ ➃ ➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ ❼❹ t ⑦ ⑨ ⑩❼ ➄ ➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ t ❹ ❿ ⑩❺ ❼❹ t ⑦ ⑨ ⑩❼ ➍➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ ❼⑩❶ ❷⑥ ❾ ❶ ❷ ❼❹ t ⑦ ⑨ ⑩❼ ➎ ➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ t ❹ ❿ ⑩❺ ❼⑩❶ ❷ su ❶ ❷ ❼❹ t ⑦ ⑨ ⑩❼ ➏➋ ➌❹❶ ❿⑩❺ ➁ u t ❾ ⑨ ❼⑩❶ ❷⑥ ❾ ❶ ❷ t ❹ ❿⑩❺ ❼❹ t ⑦ ⑨⑩❼ 8. Tindak tutur tidak langsung tidak literal ➐➑➒ ➓ em a n fa a ta n Konte ks dalam Tindak Tutur Bahasa dan konteks merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Bahasa membutuhkan konteks tertentu dalam pemakaiannya, demikian juga sebaliknya konteks baru memiliki makna jika terdapat tindak berbahasa di dalamnya Rusminto, 2009: 54. Dengan demikian, bahasa bukan hanya memiliki fungsi dalam situasi interaksi yang diciptakan, tetapi bahasa juga membentuk dan menciptakan situasi tertentu dalam interaksi yang sedang terjadi Duranti; Rusminto, 2009: 54. ➔ ➔ →➣↔↕➙➙ ➛ ↕ ➜ ➝➞➟➞➠ ➡ u ➢ ➠ ↕ ➜➤➥ ➔ ➦➦ ➧ ➨ ➩➫ ➠ ➭➜ y ➞ t ➞➯➞ ➜ ➲➞ ↔➳ ➞ ➯ ➥➜ ➤➭ ➯➢ ➞ ➝➞➟➞ ↔ ➢ ➭➲➵➞ ↔ ➝ ➵➜↕➞ y ➞ ➜ ➸ ↕➢ ↕ ➜ y ➞ ➥➛ ➞ ➜ ➸ - ➥➛ ➞ ➜ ➸ y ➞ ➜ ➸ ➠ ➭ ➠ ➺ ➛➥ ➝ ➵➯➢ ↕ tu t ➵➛➞ ➜ -tu t ➵ ➛ ➞ ➜ ➻ ➼ ➛ ➞ ➜ ➸ - ➥ ➛ ➞ ➜ ➸ y ➞ ➜ ➸ ➠ ➭ ➠↕➟↕➯ ↕ ➯ ➥➠ ➵ ➜ ↕ t ➞ s ➢ ➥➢ ↕➞➟ , ➯ ➭➲➵ ➝ ➞ y ➞➞ ➜➽ ↕ ➝➭➜ ➤ ↕ t ➞ s ➺ ➛ ↕ ➲ ➞ ➝↕ , ➺ ➭➜ ➸ ➭ t ➞ ↔ ➵ ➞ ➜➽ ➯ ➭ ➺ ➭➛➣➞ y ➞➞ ➜ ➽ t ➵ ➾ ➵ ➞ ➜➽ ➝➞ ➜ ➯ ➭ ↕ ➜ ➸ ↕ ➜➞ ➜ ➽ ➝➞ ➜ y ➞ ➜ ➸ ➲ ➭ ➛ ↕ ➜ ➤➭➛ ➞➯ ➢ ↕ ➢ ➞ tu ➝ ➭➜ ➸ ➞ ➜ y ➞ ➜ ➸ ➟➞↕ ➜ ➝➞➟➞➠ ➲ ➭➛➲➞ ➸ ➞↕ ➠➞ ➣ ➞➠ s ↕ t ➵➞➢ ↕ ➲ ➞↕➯ y ➞ ➜ ➸ ➲ ➭➛ ➢ ↕➙➞ t ➢ ➥➢ ↕➞➟ ➠➞ ➵ ➺ ➵ ➜ ➲ ➵➝➞ y ➞ . ➚ ➭➜ ➸ ➞ ➜ ➝ ➭ ➠↕➯ ↕➞ ➜ ➽ ➯ ➥➜ ➤➭ ➯➢ t ↕ ➝ ➞➯ ➢ ➞ ➾ ➞ ➲ ➭➛ ➯ ➭➜➞➞ ➜ ➝➭➜ ➸ ➞ ➜ ➺ ➭➜ ➸ ➭ t ➞ ↔ ➵ ➞ ➜➽ t ➭ t ➞ ➺ ↕ ➠ ➭➛➵ ➺ ➞➯ ➞ ➜ ➢ ➵ ➞ tu ➛ ➞ ➜ ➸ ➯ ➞↕➞ ➜ ➟↕ ➜ ➸ ➯ ➵ ➜ ➸ ➞ ➜ ➝ ↕ ➠ ➞ ➜➞ tu t ➵ ➛ ➞ ➜ ➝ ↕ ➠ ➵ ➜➣➵➟➯➞ ➜ ➝➞ ➜ ➝ ↕↕ ➜ ➤➭➛ ➺ ➛ ➭ t ➞➢ ↕➯➞ ➜ ➢ ➭➲ ➞ ➸ ➞↕ ➛ ➭ ➞➟↕➢ ➞➢ ↕ y ➞ ➜ ➸ ➝↕ ➝ ➞➢ ➞ ➛ ➯ ➞ ➜ ➺ ➞ ➝ ➞ ➞ t ➵➛➞ ➜ - ➞ t ➵ ➛ ➞ ➜ y ➞ ➜ ➸ ➲➭➛➟➞➯ ➵ ➝➞➟➞➠ ➠ ➞ sy ➞ ➛ ➞➯ ➞ t ➺ ➭ ➠ ➞➯➞↕ ➲ ➞ ↔➞➢ ➞ . →➭ ➾ ➞➟➞ ➜ ➝ ➭➜ ➸ ➞ ➜ ➺ ➭➜➝➞ ➺ ➞ t t ➭➛ ➢ ➭➲ ➵➤ , → ➺ ➭➛➲➭➛ ➝➞ ➜ ➪↕➟➢ ➥ ➜ ➝ ➞➟➞➠ ➡➵➢ ➠ ↕ ➜ t ➥ ➔ ➦➦ ➧ ➶ ➩➫ ➠ ➭➜ ➸ ➭ ➠ ➵ ➯ ➞➯➞ ➜ ➲➞ ↔ w ➞ ➯ ➥➜ ➤➭ ➯➢ ➠ ➭➛➵ ➺ ➞➯ ➞ ➜ ➢ ➭➲➵➞ ↔ ➯ ➥ ➠ ➵➜↕➯➞➢ ↕ ➺ ➢ ↕➯ ➥ ➟ ➥ ➸ ↕ s, ➢ ➭➲ ➵ ➞ ↔ ➺ ➭➛ w ➵ ➾ ➵➝➞ ➜ ➞ su ➠ ➢ ↕ - ➞➢ ➵ ➠ ➢ ↕ ➠↕ t ➛ ➞ tu t ➵➛ t ➭➜ ➤ ➞ ➜ ➸ ➝➵ ➜ ↕➞ . →➭➲➵➞ ↔ ➯ ➥ ➜➤➭ ➯ ➢ t ↕ ➝➞➯ t ➭➛➲➞ t ➞ s ➺ ➞ ➝ ➞ ↕ ➜ ➙ ➥ ➛ ➠ ➞➢ ↕ t ➭➜➤ ➞ ➜ ➸ ➟↕ ➜ ➸ ➯ ➵➜ ➸ ➞ ➜ ➙↕➢ ↕➯ ➢ ➭ ➠ ➞ t ➞ , ➠ ➭ ➟➞↕ ➜➯➞ ➜ ➾ ➵ ➸ ➞ tu t ➵ ➛ ➞ ➜ -tu t ➵ ➛ ➞ ➜ t ➭➛➝➞ ↔ ➵ ➟ u y ➞ ➜ ➸ ➠ ➭➜ ➾ ➭ ➟➞➢ ➯➞ ➜ ↔➞ ➛ ➞ ➺ ➞ ➜ ➞➯ ➞ ➜ ➠ ➞ s ➞ ➝➭ ➺ ➞ ➜ ➽ ↔↕ ➺ ➥ ➤➭ ➢ ↕ s - ↔↕ ➺ ➥ ➤➭ ➢ ↕ s ↕➟➠ ↕➞ ↔ ➞ t ➞ u ➯ ➭ y ➞➯ ↕ ➜ ➞ ➜ ➽ ➞ ➸ ➞➠➞ , ↕ ➜ ➸ ➞ t ➞ ➜ - ↕➜ ➸ ➞ t ➞ ➜ y ➞ ➜ ➸ ➲➭➛➢ ↕➙ ➞ t ➞ ➜ ➭ ➯ ➝ ➥➤ , ➞➢ ➵ ➠ ➢ ↕ ➲➵ ➝ ➞ y ➞ ➢ ➭➣➞ ➛ ➞ ➵➠ ➵➠ , ➝ ➞ ➜ ➯ ➭ y ➞➯ ↕ ➜ ➞ ➜ ➞➯ ➞ ➜ ➯ ➭➲ ➭➛ ➞ ➝➞➞ ➜ ➠ ➭➜ ➤ ➞➟ ➺ ➭➜➵ ➤➵➛ . →➭ ➠ ➭➜➤ ➞ ➛ ➞ ↕ tu , Grice dalam Rusminto 2009: 57 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan konteks adalah latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang memungkinkan mitra tutur untuk memperhitungkan implikasi tuturan dan memaknai arti tuturan dari si penutur. Pandangan ini didasari oleh adanya prinsip kerja sama, yakni situasi yang menunjukkan bahwa penutur dan mitra tutur menganggap satu sama lain sudah saling percaya dan saling memikirkan. Penutur dan mitra tutur berusaha ➹➘ ➴➷ ➴➬➷➮➱✃ ❐❒ ✃ ❮ ❒❰ ➮ ➱ ➬ÏÐ ➱ Ñ➷➮Ò ❐ ✃ ❐Ñ❐❒ s ➷Ð Ï❐ ➱ Ó➷ ❒Ô ❐❒ y ❐❒ Ô Ó ➱ Õ ❐ ➮ ❐Ñ✃ ❐❒ Ó➷ ❒Ô ❐❒ Ò ❐ ➮ ❐ ➴➷ ❒ ➷➮➱ ➴ ❐ ➴ ❐ ✃Ð ÏÓ ❐ t ❐ u ❐ ➮ ❐Õ Ñ ➷➮ Ò ❐ ✃ ❐Ñ❐❒ y ❐❒ Ô Ó➱ ➱✃ u t ➱ . Ö ❐ × ❐➴ ✃ ❐ ➱ t ❐❒❒ y ❐ Ó➷ ❒Ô ❐❒ t ➷✃Ð Ø Halliday dan Hasan 1992:6 mengemukakan bahwa ada teks dan teks lain yang menyertainya; teks yang menyertai teks itu, adalah konteks. Konteks di dalam teks ada yang tersurat, dan ada yang tersirat. Akan lebih sulit untuk memahami konteks dalam bahasa teks karena biasanya konteks dalam teks tidak dijabarkan secara lengkap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konteks adalah segala sesuatu yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa tutur baik waktu, situasi, tempat, suasana dan sebagainya yang tidak hanya berupa faktor fisik semata melainkan mental penutur yang mendukung peristiwa tuturan tersebut. ÙÚÛ ÚÜ ÝÞ n is -jenis Konteks Rusminto, 2010: 133 mengemukakan bahwa dalam kegiatan bertuturnya, anak mendayagunakan lima konteks, yaitu 1 konteks tempat, 2 konteks waktu, 3 konteks peristiwa, 4 konteks suasana, dan 5 konteks orang sekitar.

1. Konteks Tempat

Tempat yang melatari peristiwa tutur pada saat bertutur, tidak hanya menjadi bahan pertimbangan oleh penutur, lebih dari itu, ada kalanya penutur juga mendayagunakannya untuk mendukung keberhasilan tuturannya. Konteks tempat yang didayagunakan meliputi tempat yang berada di sekitar penutur yang bersangkut paut dengan tuturan yang diajukan tersebut. Berikut ini contoh pendayagunaan konteks tempat dalam tuturan anak.