1. Apakah siswa yang tidak antusias dalam kegiatan belajar itu
dikarenakan tidak memperoleh kepuasan belajar?
2. Apakah siswa yang pernah berhasil dalam mengerjakan tantangan
belajar memiliki keinginan untuk terus menerima tantangan belajar?
3. Apakah siswa yang telah berhasil mencapai tujuan belajar akan
memiliki keinginan untuk terus dapat mencapai tujuan belajar?
4. Apakah siswa yang senang dalam belajar akan menunjukkan antuasis
dalam belajar? 5. Apakah siswa yang telah berhasil
menyelesaikan tantangan akan bersedia menerima tanganan
belajar lagi?
6. Apakah siswa yang telah mencapai tujuan berusaha untuk terus
mencapai tujuan belajar berikutnya ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifkasi masalah tersebut, penelitian dibatasi:
1Pada hubungan antara motivasi belajar dengan kepuasan belajar.
2Di SMA Negeri X Tangerang Selatan.
D. Masalah Penelitian
Berdasarkan pada pembatasan masalah,
masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara
motivasi belajar dengan kepuasan belajar?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama:
1. Bagi guru, agar guru dapat
menerapkan teknik motivasi belajar dan
menerapkan metode
pembelajaran yang
dapat menimbulkan kepuasan belajar.
2. Bagi sekolah, agar pihak sekolah
dapat mendorong guru yang dapat menerapkan teknik dan metode
pembelajaran yang mendorong motivasi belajar dan kepuasan
belajar.
Begitulah uraian bab pendahuluan yang ideal. Pada
penjelasan berikut akan diuraikan kesinambungan antar-bagian komponen bab pendahuluan.
Kesinambungan Antara Latar Belakang Masalah dengan Identifikasi Masalah
STANDAR PENULISAN LATAR BELAKANG MASALAH, harus mengemukakan masalah. Masalah
Pa g
e
3 8
penelitian itu adalah keadaan yang jelek-jelek yang menunjukkan hal-hal yang tidak diharapkan indikator
ciri-ciri Variabel Y dan Variabel Y dalam penelitian. Pada contoh di atas variabel penelitiannya adalah
kepuasan belajar dan motivasi belajar, maka dalam latar belakang masalah perlu dikemukakan bukti: 1
tidak adanya kepuasan belajar; 2 rendahnya
motivasi belajar. PERHATIKAN PARAGRAF-3 DI LATAR BELAKANG MASALAH, berikut ini:
Dokumen laporan pendidikan di SMA Negeri X Tangerang Selatan, diperoleh data hasil belajar
sebagai berikut. Rata-rata nilai Mata Pelajaran PKn siswa Kelas VII pada semester ganjil 2014205 yaitu
70,5 dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. Dari wawancara penulis dengan guru mata
pelajaran PKn, diungkapkan bahwa siswa-siswa kurang antuasis dalam pembelajaran, sulit diatur
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan sering keluar masuk kelas ketika kegiatan belajar
sedang berlangsung.
Paragraf ke-3 menunjukkan bukti adanya masalah penelitian, yaitu hasil belajar yang rendah jelek-
jelek dan motivasi belajar yang rendah-rendah
jelek-jelek. Hasil belajar yang jelek-jelek : Rata-
rata nilai Mata Pelajaran PKn siswa Kelas VII pada semester ganjil 2014205 yaitu 70,5 dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu 75. Hasil belajar yang jelek
adalah indikator dari ketidakpuasan belajar. Motivasi belajar yang jelek-jelek: siswa kurang antuasis
memperhatikan pembelajaran, sulit diatur untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan sering
keluar masuk kelas ketika kegiatan belajar sedang berlangsung.
Di bagian latat belakang penulis perlu mengemukakan teori-teori hubungan X dengan Y.
Setelah paragraf ketiga, penulis menguraikan teori hubungan sebab-akibat pendapat ahli antara
motivasi belajar dengan kepuasan belajar. Teori-teori tersebut secara ringkas sebagai berikut:
MOTIVASI BELAJAR
KEPUASAN BELAJAR
TEORI Y X KEPUASAN BELAJAR MENGAKIBATKAN
MOTIVASI BELAJAR Pendapat Saidiman Ali
“... seseorang yang sering mengalami keberhasilan dalam belajar akan merasa
puas dalam belajar. Kepuasan dalam belajar seiring dengan waktu akan
mendorong semangat belajar. Semangat belajar itu penting, karena semangat
belajar menunjukkan motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi dapat
mendorong pencapaian kompetensi.”
TEORI X Y MOTIVASI BELAJAR MENGAKIBATKAN
MOTIVASI BELAJAR Pendapat Paulina Panen
“... Kepuasan belajar tidak cukup dengan didorong dengan penyelesaian tugas
belajar harian, tetapi juga dapat didorong oleh pencapain prestasi belajar. Seseorang
dengan motivasi belajar akan mengejar kepuasan belajar.”
CIRI-CIRI MOTIVASI BELAJAR
RENDAH
Tidak antuasias dalam belajar
Sering keluar masuk Sulit mengikuti
kegiatan belajar
CIRI-CIRI KEPUASAN BELAJAR
RENDAH
Prestasi belajar rendah
Rata-rata nilai PKn kurang dari nilai KKM
75 MENGAKIBATKAN
MENGAKIBATKAN
Pa g
e
3 9
Gambar 6. Bagan Hubungan Sebab Akibat Variabel Motivasi Belajar dengan Kepuasan Belajar
Sedangkan, STANDAR
PENULISAN IDENTIFIKASI MASALAH bahwa di identifkasi
masalah harus mengemukakan kembali masalah- masalah yang telah diungkapkan di bagian latar
belakang masalah.
KESINAMBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG MASALAH DENGAN IDENTIFIKASI MASALAH
Dari gambar di samping, dapat diketahui bahwa letak kesinambungan antara latar belakang masalah
dengan identifkasi masalah, sebagai berikut:
MOTIVASI BELAJAR
KEPUASAN BELAJAR
TEORI Y X KEPUASAN BELAJAR MENGAKIBATKAN
MOTIVASI BELAJAR Pendapat Saidiman Ali
“... seseorang yang sering mengalami keberhasilan dalam belajar akan merasa
puas dalam belajar. Kepuasan dalam belajar seiring dengan waktu akan
mendorong semangat belajar. Semangat belajar itu penting, karena semangat
belajar menunjukkan motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi dapat
mendorong pencapaian kompetensi.”
TEORI X Y MOTIVASI BELAJAR MENGAKIBATKAN
MOTIVASI BELAJAR Pendapat Paulina Panen
“... Kepuasan belajar tidak cukup dengan didorong dengan penyelesaian tugas
belajar harian, tetapi juga dapat didorong oleh pencapain prestasi belajar. Seseorang
dengan motivasi belajar akan mengejar kepuasan belajar.”
CIRI-CIRI MOTIVASI BELAJAR
RENDAH
Tidak antuasias dalam belajar
Sering keluar masuk Sulit mengikuti
kegiatan belajar
CIRI-CIRI KEPUASAN BELAJAR
RENDAH
Prestasi belajar rendah
Rata-rata nilai PKn kurang dari nilai KKM
75 MENGAKIBATKAN
MENGAKIBATKAN
Apakah siswa yang tidak antusias dalam kegiatan belajar itu dikarenakan tidak memperoleh kepuasan
belajar? Apakah siswa yang pernah berhasil dalam
mengerjakan tantangan belajar memiliki keinginan untuk terus menerima tantangan belajar?
Apakah siswa yang telah berhasil mencapai tujuan belajar akan memiliki keinginan untuk terus dapat
mencapai tujuan belajar? Apakah siswa yang senang dalam belajar akan
menunjukkan antuasis dalam belajar? Apakah siswa yang telah berhasil menyelesaikan
tantangan akan bersedia menerima tanganan belajar lagi?
Apakah siswa yang telah mencapai tujuan berusaha untuk terus mencapai tujuan belajar berikutnya ?
Pa g
e
4
1Di bagian latar belakang masalah terdapat masalah-masalah yang dikemukakan, baik
masalah di variabel X maupun di variabel Y. 2Di bagian identifkasi masalah diungkapkan –
dalam bentuk kalimat tanya – hubungan sebab akibat masalah pada variabel X dengan
masalah variabel Y.
Kesinambungan Antara Identifikasi Masalah dengan Pembatasan Masalah
STANDAR PERUMUSAN PEMBATASAN MASALAH, bahwa pembatasan masalah menyangkut tiga hal.
Pertama, menyatakan pembatasan jenis penelitian, apakah asosiasi hubungan; korelasi pengaruh,
atau komparasi eksperimen perbandingan perlakuan atau komaparsi non-eksperimen
perbandingan tanpa perlakuan.
Kedua,
menyatakan pembatasan lokasi penelitian, dimana, di sekolah mana, di daerah mana.
Ketiga, masalah
dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat tanya atau kalimat pernyataan.
Kesinambungan antara identifkasi masalah dengan pembatasan masalah bahwa pembatasan
masalah harus mempersempit masalah-masalah yang dikemukaan di identifkasi masalah. Pengertian
mempersempit itu diartikan dalam dua hal: 1 meringkaskan masalah-masalah yang menjadi
indikator variabel; 2 menghilangkan masalah yang tidak berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.
1. Apakah siswa yang tidak antusias dalam kegiatan belajar itu dikarenakan tidak memperoleh kepuasan
belajar? 2. Apakah siswa yang pernah berhasil dalam
mengerjakan tantangan belajar memiliki keinginan untuk terus menerima tantangan belajar?
Berdasarkan pada identifkasi masalah tersebut, penelitian dibatasi:
1Pada hubungan antara motivasi belajar dengan kepuasan belajar.
2Di SMA Negeri X Tangerang Selatan.
Pa g
e
4 1
Lalu, dari contoh deskripsi bab pendahuluan, dimanakah letak kesinambungan antara identifkasi
masalah dengan pembatasan masalah? Dari gambar di samping bentuk pembatasan masalah adalah
meringkaskan pertanyaan - berupa indikator-
indikator variabel - menjadi hubungan antara motivasi belajar dengan kepuasan belajar.
Misal: A
pakah siswa yang senang dalam belajar akan
menunjukkan antuasis dalam belajar? Di situ, senang dalam belajar sebagai indikator kepuasan belajar dan
antuasis dalam belajar sebagai indikator motivasi
belajar dan kata menunjukkan
sebagai kata penghubungan sebab-akibat.
Kesinambungan Rumusan Masalah dengan Pembatasan Masalah
Standar perumusan Masalah Penelitian, bahwa masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, mempertanyakan masalah yang telah dibatasi sebagaimana dinyatakan dalam pembatasan
masalah. Rumusan masalah mengungkapkan jenis penelitian. Perhatikan:
Dari gambar di atas nampak bahwa masalah penelitian mempertanyakan masalah yang telah
dibatasi di pembatasan masalah: apakah terdapat kalimat tanya dan hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan kepuasan belajar masalah yang telah dibatasi.
Kesinambungan antara Rumusan Masalah dengan Manfaat Penelitian
STANDAR rumusan manfaat penelitan bahwa manfaat penelitian menyatakan kegunaan temuan
hasil penelitian bagi pihak-pihak tertentu. Peneliti harus mampu mengidentifkasi menentukan pihak-
pihak mana yang akan memperoleh manfaat dari Berdasarkan pada identifkasi masalah tersebut,
penelitian dibatasi: 3Pada hubungan antara motivasi belajar dengan
kepuasan belajar. 4Di SMA Negeri X Tangerang Selatan.
Berdasarkan pada pembatasan masalah, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagia berikut:
Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan kepuasan
belajar?
Pa g
e
4 2
hasil penelitian serta manfaat apa yang akan diperoleh dengan adanya penelitian yang akan
dilakukan. Rumusan manfaat penelitian haruslah berkesinambungan dengan rumusan masalah. Jika
masalah penelitian mengkaji variabel motivasi dan kepuasan belajar, maka manfaat apa yang akan
diperoleh dengan keberhasilan peneliti dalam mengkaji hubungan motivasi dan kepuasan belajar.
Perhatikan rumusan manfaat penelitian dan rumusan masalah penelitian berikut ini:
Variabel motivasi belajar dan kepuasan belajar itu berkaitan dengan profesi guru di sekolah, maka dari
itu pihak yang diidentifkasi dapat memperoleh manfaat dari hasil penelitian hubungan motivasi
belajar dan kepuasan belajar adalah guru dan sekolah. Peneliti mengkaji motivasi belajar dan
kepuasan belajar, hal-hal apa yang akan dikaji terkait variabel motivasi dan kepuasan belajar, dianggap
sebagai informasi yang dapat bermanfaat bagi pihak terkait guru dan sekolah. Dalam contoh di atas,
bahwa: 1Guru dapat memperoleh informasi tentang
teknik memberikan motivasi dan teknik menimbulkan kepuasan belajar, maka manfaat
yang akan diperoleh adalah guru dapat menerapkan teknik memberikan motivasi dan
kepuasan belajar.
2Sekolah dapat memperoleh informasi betapa pentingnya memiliki guru yang dapat
menguasai teknik motivasi dan teknik memberikan kepuasan belajar, maka manfaat
yang akan diperoleh sekolah adalah sekolah dapat mengadakan pelatihan teknik pemberian
motivasi dan kepuasan belajar kepada guru- guru.
Berdasarkan pada pembatasan masalah, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagia berikut:
Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi belajar dengan kepuasan
belajar?
1. Bagi guru, agar guru dapat menerapkan teknik