PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Lampiran 18 Tabel L-Liliefors atau Tabel Kolmogorov atau Tabel Chi-Square Lampiran 19 Tabel r-Product Moment Lampiran 20 Tabel F

2.1.3 KERANGKA ISI UNTUK PENELITIAN KOMPARASI

Variabel Perlakuan : Metode Pembelajaran Cooperative Jigsaw dan Cooperative STAD Variabel Kriteria : Hasil Belajar Masalah : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang diperlakukan dengan metode Cooperative Jigsaw dan kelompok siswa yang diperlakukan dengan metode Cooperative STAD. COVER LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifkasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Masalah Penelitian

E. Manfaat Penelitian

BAB II : DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN A. Deskripsi Teoretik 1. Belajar dan Pembelajaran PPKn a. PPKn b. Belajar c. Pembelajaran d. Pembelajaran PPKn 2. Hasil Belajar a. Hakikat Hasil Belajar b. Indikator Hasil Belajar 3. Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw a. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw b. Langkah Pembelajaran Cooperative Jigsaw 4. Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw a. Konsep Model Pembelajaran Cooperative STAD b. Langkah Pembelajaran Cooperative STAD

B. Hasil Penelitian Relevan

1. Penelitian Eksperimen Cooperative Jigsaw Pa g e 2 8 2. Penelitian Eksperimen Cooperative STAD

C. Kerangka Berfikir Catatan:

Analisis perbandingan keunggulan pengaruh Cooperative STAD dengan Cooperative Jigsaw terhadap hasil belajar.

D. Hipotesis Penelitian Catatan:

Dugaan tentang perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang diperlakukan dengan Metode Pembelajaran Cooperative STAD dengan kelompok siswa yang diperlakukan dengan Metode Pembelajaran Cooperative Jigsaw.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tuuan Penelitian B. Lokasi dan Jadual Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data 1. Defnisi Konseptual Variabel Kriteria Hasil Belajar 2. Defnisi Operasional Variabel Kriteria Hasil Belajar 3. Instrumen Hasil Belajar dan Uji Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar E. Teknik Analisis Data F. Hipotesis Statistik

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2. Hasil Belajar Kelas Kontrol B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Perbedaan Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan a. Uji Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Sebelum dan Sesudah Perlakuan b. Uji Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan 2. Uji Perbedaan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan 3. Pembahasan Temuan Penelitian a. Analisis Deskriptif Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw Terhadap Hasil Belajar di Kelas Eksperimen b. Analisis Deskriptif Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative STAD Terhadap Hasil Belajar di Kelas Kontrol c. Analisis Perbedaan Hasil Belajar Antara Kelompok Eksperimen dan Kelas Kontrol

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan Pa g e 2 9 B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN Pada penelitian komparasi, berikut urutan daftar lampiran yang harus dilampirkan pada Laporan Hasil Penelitian : Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw di Kelas Eksperimen Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Model Pembelajaran Cooperative STAD di Kelas Kontrol Lampiran 3 Instrumen Ujicoba Hasil Belajar Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Belajar Lampiran 5 Uji Daya Pembeda Lampiran 6 Uji Tingkat Kesulitan Soal Lampuran 7 Instrumen Hasil Belajar Lampiran 8 Tabulasi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Lampiran 9 Tabulasi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Lampiran 10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Lampiran 11 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Lampiran 12 Uji t Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen Lampiran 13 Uji t Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol Lampiran 14 Uji t Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Lampiran 15 Tabel L-Liliefors atau Tabel Kolmogorov atau Tabel Chi-Square Lampiran 16 Tabel F Lampiran 17 Tabel t

2.2 LOGIKA PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Ilmiah merupakan ringkasan logika penelitian dan langkah-langkah kegiatan penelitian. Antar-langkah saling berkaitan satu sama lain dengan logika tertentu : logika induktif, logika deduktif, dan logika pragmatis. Logika adalah cara bernalar – cara penalaran yaitu cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama, penelitian dimulai langkah pertama dengan menetapkan masalah penelitian. Masalah dicari dari khasanah ilmiah yaitu media publikasi hasil penelitian – dokumen skripsi, tesis, disertasi, jurnal, makalah, buku. Biasanya dokumen itu tersimpan di perpustakaan. Di dalam dokumen- dokumen penelitian terkanduang teori. Teori adalah Pa g e 3 penjelasan sebab akibat dari suatu kejadian. Masalah dapat dicari di lapangan – kenyataan sehari-hari di bidang-bidang tertentu. Masalah pendidikan dapat dicari dalam praktik sehari-hari kegiatan pembelajaran di sekolah – di ruang-ruang kelas, di ruang-ruang guru, di kantor-kantor dinas pendidikan, kantor-kantor departemen pendidikan. Gambar 4. Kerangka Ilmiah Masalah penelitian adalah ketidaksesuaian antara kenyataan sehari-hari das sollen yang tidak sesuai dengan teori yang diketahui atau keyakinan yang dipegang oleh peneliti das sein. Teori atau keyakinan yang dipegang peneliti biasanya sesuatu yang ideal harapan. Ketika peneliti menemukan praktik sehari-hari bertolak belakang – berbenturan atau berbeda – dengan teori atau keyakinan, maka peneliti kemudian bertanya, mengapa terjadi? Apa penyebabnya?. Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya – pertanyaan penelitian. Sebaik-baiknya cara mengajukan pertanyaan adalah didahului dengan penjelasan tentang hal-hal yang akan dipertanyakan. Penelitian mengajukan pertanyaan 5 W + 1 H. Penelitian kuantitatif mengajukan 1 jenis pertanyaan apakah Whats.  Untuk penelitian asosiasi, pertanyaan yang diajukan yaitu apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.  Untuk penelitian korelasi, pertanyaan yang diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. MASALAH Perumusan Masalah MASALAH Perumusan Masalah RUMUSAN HIPOTESIS RUMUSAN HIPOTESIS UJI HIPOTESIS UJI HIPOTESIS KHASANAH ILMU KHASANAH ILMU PENYUSUNAN TEORI KERANGKA BERFIKIR PENYUSUNAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DITERIMA DITERIMA DITOLAK DITOLAK D ed uk tif K or es po nd en si D ed uk tif K or es po nd en si Pr ag m at is Pr ag m at is 1 2 3 4 4a 4b 5 InduktifKoherensi InduktifKoherensi Pa g e 3 1  Untuk penelitian komparasi, pertanyaan yang diajukan yaitu apakah terdapat perbedaan variabel kriteria antara kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu. Kedua, pertanyaan haruslah dijawab oleh peneliti. Jika seorang peneliti mengajukan pertanyaan: 1 apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y ?; 2 apakah terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y ?; 3 apakah terdapat perbedaan variabel kriteria antara kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu ?, maka peneliti harus menjawabnya. Penelitian pada dasarnya dimulai dari mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti. Sebaik-baiknya jawaban yang dikemukakan adalah jawaban yang benar. Jawaban yang benar didasarkan pada pengetahuan yang benar, diuraikan secara terperinci dan detail. Terperinci adalah dijelaskan satu per satu. Detail yaitu penjelasan sampai hal-hal yang kecil. Terperinci dan detail adalah penjelasan secara bertahap satu per satu dan setiap tahapan dijelaskan sampai hal-hal yang kecil. Peneliti dapat membangun pengetahuan yang benar secara terperinci dan detail, ketika tidak ada satu kata pun yang tidak dimengertinya. Peneliti memahami sepenuhnya apapun yang dituliskan, tanpa ada satu kata pun yang tidak dipahami. Pengetahuan yang terperinci dan detail digunakan oleh peneliti untuk menyusun alat instrumen pengumpulan data. Pengetahuan yang terperinci dan detail diupayakan agar peneliti mengetahui dengan benar jenis data yang akan dikumpulkan. Dengan mengetahui jenis data yang akan dikumpulkan, peneliti dapat memilih dab menyusun alat pengumpulan data. Dengan alat yang dimilikinya, peneliti dapat mengumpulkan data. Untuk memperoleh jawaban yang benar, maka peneliti harus mencari pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar diperoleh di khasanah ilmu itu – dokumen skripsi, tesis, disertasi, jurnal, Pa g e 3 2 makalah –. 3 Peneliti melakukan kajian pustaka untuk memperoleh teori yang benar. Teknik membangun pengetahuan yang benar didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dilakukan secara induktif. Ketika peneliti berhasil membangun pengetahuan yang benar, dituliskan secara terperinci dan detail, peneliti telah mencapai syarat kebenaran pertama, yakni kebenaran koherensi. 4 Kebenaran koherensi harus dicapai ketika peneliti membangun teori di sub-bab deskripsi teoretik Bab II, lihat Kerangka Isi Penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. 3 Ilmu pengetahuan itu bertangga – dimulai dari fakta, ke konsep, ke generalisasi, ke asumsi, ke hipotesis, ke teori, ke postulat, ke hukum. Teori adalah penjelasan kausalitas antara konsep dengan konsep. Konsep adalah penjelasan tentang beragam atibut yang mengandung kriteria dan nilai. Generalisasi adalah kesimpulan antar-konsep. Asumsi adalah dugaan tentang adanya hubungan kausalitas. Hipotesis adalah dugaan terdapatnya hubungan kausalitas. Teori adalah penjelasan kausalitas antar-konsep. Postulat adalah nilai yang relatif berlaku secara umum. Hukum adalah nilai mutlak yang berlaku secara umum dan tidak dapat dibantah. 4 Coherent koherensi, artinya utuh, bulat, dan lengkap, tanpa ada satu pun yang hilang. Deskripsi teoretik haruslah berisi pemahaman peneliti terhadap pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang menjelaskan variabel penelitian yang sedang dikaji oleh peneliti. Pengetahuan- pengetahuan sebelumnya itu menjadi dasar bahanrujukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang akan diuraikan di sub- bab kerangka berfkir. Di bagian kerangka berfkir, peneliti menguraikan pemahamannya atas variabel penelitian, sekaligus menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di sub-bab perumusan masalah di Bab 1. Di dalam kerangka berfkir, peneliti mengajukan teori – karena di dalam kerangka berfkir terdapat teori peneliti - penjelasan peneliti tentang kausalitas antara variabel X dengan varaibel Y. 5 Teori harus dapat dibuktikan di lapangan – artinya teori harus didukung dengan fakta yang benar. Fakta adalah data yang sudah lolos uji verifkasi melalui uji kalibrasi yaitu uji validitas dan uji reliabilitas data, uji normalitas, uji homogenitas, uji kolinearitas, uji 5 Baca kembali penjelasan di catatan kaki nomor 3. Pa g e 3 3 multikolinearitas. 6 Pengujian teori dilakukan dengan menguji hipotesis. Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara peneliti atas fakta di lapangan berdasarkan pada teori yang telah disusun peneliti di bagian kerangka berfkir. Kerangka berfkir adalah teori peneliti, sedangkan hipotesis adalah dugaan peneliti bahwa teori yang dikemukakannya akan didukung oleh fakta. Terbuktinya hipotesis jika fakta di lapangan sesuai dengan teori yang dikemukakan. Pembuktian hipotesis dilakukan melalui uji statistik. Pengujian statistik adalah menguji hipotesis induktif Hi – hipotesis teoretik. Hipotesis induktif sejalan dengan hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis statistik untuk menyatakan penolakan terhadap Hipotesis Nol Ho, yaitu hipotesis observasi. Hipotesis observasi adalah dugaan yang bertolak belakang dengan hipotesis induktif. Uji statistik adalah pengujian terhadap hipotesis observasi. Dengan menolak hipotesis observasi, hipotesis induktif diterima. Sebaliknya dengan menerima hipotesis 6 Data dikumpulkan oleh suatu alat instrumen pengumpulan data. observasi, hipotesis induktif ditolak. Penolakan hipotesis induktif berarti hipotesis tidak terbukti. Ketika suatu toeri peneliti terbukti – setelah uji hipotesis – maka teori harus dapat diterapkan di lapangan profesi. Teori pendidikan harus dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan. Untuk dapat diterapkan, penerapan teori harus dapat dijelaskan. Penjelasan peneliti tentang teori yang telah berhasil dibuktikan, dituliskan di bagian pembahasan hasil penelitian. Dalam pembahasan temuan penelitian, peneliti menjelaskan secara terperinci dan detail hal-hal yang dapat diterapkan di lapangan. Ketika teori itu telah diterapkan, maka syarat kebenaran ketiga – kebenaran pragmatis – tercapai. Kebenaran pragmatis, yaitu pengetahuan itu benar jika pengetahuan dapat bermanfaat oleh khalayak umum. Penjelasan di bagian pembahasan penelitian haruslah searah dengan rumusan manfaat penelitian yang dituliskan di Bab 1 pendahuluan. Ketika peneliti sudah selesai menjelaskan manfaat teori dan pemanfaatannya, maka peneliti wajib menjelaskan kegiatan penelitian di awal sampai akhir di bagian kesimpulan. Di bagian Pa g e 3 4 kesimpulan, peneliti meringkaskan semua sub-bab dari Bab 1 pendahuluan sampai Bab 4 pembahasan hasil penelitian. Ditutup dengan implikasi dan saran. Implikasi berisi tentang dampak lanjutan yang timbul ketika teori telah dimanfaatkan oleh praktisi pendidikan. Saran berisi tentang hal-hal yang patut dipatuhi ketika praktisi akan memanfaatkan teori yang telah terbukti. Penelitian lengkap sudah ketika telah diperoleh pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar diperoleh dengan tiga teknik yaitu teknik induktif, teknik deduktif, dan teknik praktis. Teknik induktif diupayakan untuk memenuhi syarat kebenaran koherensi, teknik deduktif diupayakan untuk memenuhi syarat kebenaran korespondensi, dan teknik praktis diupayakan untuk memenui syarat kebenaran pragmatis. Berdasarkan penjelasan tentang logika penelitian, dapat disimpulkan bahwa peneliti harus memperhatikan kesesuaian dan kesinambungan antar-bab dalam laporan penelitain. Pada bagian berikut akan ditunjukan sifat kesinambungan itu.

2.2.1 LOGIKA PENELITIAN ASOSIASI

Pada penjelasan sebelumnya, telah dikatakan bahwa logika penelitian membahas tentang kesinambungan antar-bab dalam suatu laporan penelitian.

a. Kesinambungan Antar Sub-Bab Pada Bab Pendahuluan Penelitian Asosiasi

Penjelasan berikut ini akan menunjukkan kesinambungan antar-bab dalam laporan penelitian asosiasi. Perhatikanlah deskripsi pendahuluan berikut ini: LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEPUASAN BELAJAR Variabel X : Motivasi Belajar Variabel Y : Kepuasan Belajar

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah