Lampiran 18 Tabel L-Liliefors
atau Tabel Kolmogorov atau Tabel Chi-Square
Lampiran 19 Tabel r-Product Moment Lampiran 20 Tabel F
2.1.3 KERANGKA ISI UNTUK PENELITIAN KOMPARASI
Variabel Perlakuan : Metode
Pembelajaran Cooperative
Jigsaw dan
Cooperative STAD Variabel Kriteria : Hasil Belajar
Masalah : Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelompok siswa yang diperlakukan dengan
metode Cooperative Jigsaw dan
kelompok siswa
yang diperlakukan dengan metode
Cooperative STAD.
COVER LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Identifkasi Masalah
C. Pembatasan Masalah D. Masalah Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II : DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN A. Deskripsi Teoretik
1. Belajar dan Pembelajaran PPKn a. PPKn
b. Belajar c. Pembelajaran
d. Pembelajaran PPKn
2. Hasil Belajar a. Hakikat Hasil Belajar
b. Indikator Hasil Belajar 3. Model Pembelajaran Cooperative
Jigsaw a. Konsep Model Pembelajaran
Cooperative Jigsaw b. Langkah Pembelajaran
Cooperative Jigsaw 4. Model Pembelajaran Cooperative
Jigsaw a. Konsep Model Pembelajaran
Cooperative STAD b. Langkah Pembelajaran
Cooperative STAD
B. Hasil Penelitian Relevan
1. Penelitian Eksperimen Cooperative Jigsaw
Pa g
e
2 8
2. Penelitian Eksperimen Cooperative STAD
C. Kerangka Berfikir Catatan:
Analisis perbandingan keunggulan pengaruh
Cooperative STAD dengan Cooperative Jigsaw terhadap hasil
belajar.
D. Hipotesis Penelitian Catatan:
Dugaan tentang perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang
diperlakukan
dengan Metode
Pembelajaran Cooperative STAD dengan kelompok siswa yang
diperlakukan dengan
Metode Pembelajaran Cooperative Jigsaw.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tuuan Penelitian B. Lokasi dan Jadual Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data
1. Defnisi Konseptual Variabel Kriteria Hasil Belajar
2. Defnisi Operasional Variabel Kriteria Hasil Belajar
3. Instrumen Hasil Belajar dan Uji Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar
E. Teknik Analisis Data F. Hipotesis Statistik
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
2. Hasil Belajar Kelas Kontrol B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas
C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Perbedaan Hasil Belajar
Sebelum dan Sesudah Perlakuan a. Uji Perbedaan Hasil Belajar Kelas
Eksperimen Sebelum dan Sesudah Perlakuan
b. Uji Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah
Perlakuan 2. Uji Perbedaan Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan
3. Pembahasan Temuan Penelitian a. Analisis Deskriptif Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Jigsaw Terhadap Hasil Belajar di Kelas
Eksperimen
b. Analisis Deskriptif Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative STAD
Terhadap Hasil Belajar di Kelas Kontrol
c. Analisis Perbedaan Hasil Belajar Antara Kelompok Eksperimen dan
Kelas Kontrol
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Pa
g e
2 9
B. Implikasi C. Saran
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN
Pada penelitian komparasi, berikut urutan daftar lampiran yang harus dilampirkan pada Laporan
Hasil Penelitian :
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP
Model Pembelajaran Cooperative Jigsaw di
Kelas Eksperimen
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP
Model Pembelajaran Cooperative STAD di
Kelas Kontrol Lampiran 3 Instrumen Ujicoba Hasil Belajar
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Belajar
Lampiran 5 Uji Daya Pembeda Lampiran 6 Uji Tingkat Kesulitan Soal
Lampuran 7 Instrumen Hasil Belajar Lampiran 8 Tabulasi dan Deskripsi Data Hasil
Belajar Kelas Eksperimen Lampiran 9 Tabulasi dan Deskripsi Data Hasil
Belajar Kelas Kontrol Lampiran 10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas
Eksperimen Lampiran 11 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas
Kontrol Lampiran 12 Uji t Hasil Belajar Sebelum dan
Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen
Lampiran 13 Uji t Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol
Lampiran 14 Uji t Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Lampiran 15 Tabel L-Liliefors
atau Tabel Kolmogorov atau Tabel Chi-Square
Lampiran 16 Tabel F Lampiran 17 Tabel t
2.2 LOGIKA PENELITIAN
Gambar 4. Kerangka Ilmiah merupakan
ringkasan logika penelitian dan langkah-langkah kegiatan penelitian. Antar-langkah saling berkaitan
satu sama lain dengan logika tertentu : logika
induktif, logika deduktif, dan logika pragmatis. Logika adalah cara bernalar – cara penalaran yaitu
cara mendapatkan pengetahuan yang benar.
Pertama, penelitian dimulai langkah pertama
dengan menetapkan masalah penelitian. Masalah dicari dari khasanah ilmiah yaitu media publikasi
hasil penelitian – dokumen skripsi, tesis, disertasi, jurnal, makalah, buku. Biasanya dokumen itu
tersimpan di perpustakaan. Di dalam dokumen- dokumen penelitian terkanduang teori. Teori adalah
Pa g
e
3
penjelasan sebab akibat dari suatu kejadian.
Masalah dapat dicari di lapangan – kenyataan
sehari-hari di bidang-bidang tertentu. Masalah pendidikan dapat dicari dalam praktik sehari-hari
kegiatan pembelajaran di sekolah – di ruang-ruang kelas, di ruang-ruang guru, di kantor-kantor dinas
pendidikan, kantor-kantor departemen pendidikan.
Gambar 4. Kerangka Ilmiah
Masalah penelitian adalah ketidaksesuaian
antara kenyataan sehari-hari das sollen yang tidak
sesuai dengan teori yang diketahui atau keyakinan yang dipegang oleh peneliti
das sein. Teori atau keyakinan yang dipegang peneliti biasanya sesuatu
yang ideal harapan. Ketika peneliti menemukan praktik sehari-hari bertolak belakang –
berbenturan atau
berbeda – dengan teori atau keyakinan, maka peneliti kemudian bertanya,
mengapa terjadi? Apa penyebabnya?. Masalah penelitian dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya – pertanyaan penelitian.
Sebaik-baiknya cara mengajukan pertanyaan adalah didahului dengan penjelasan tentang hal-hal
yang akan dipertanyakan. Penelitian mengajukan pertanyaan 5 W + 1 H. Penelitian kuantitatif
mengajukan 1 jenis pertanyaan apakah Whats.
Untuk penelitian asosiasi, pertanyaan yang diajukan yaitu apakah terdapat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y.
Untuk penelitian korelasi, pertanyaan yang
diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
MASALAH Perumusan Masalah
MASALAH Perumusan Masalah
RUMUSAN HIPOTESIS RUMUSAN HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS UJI HIPOTESIS
KHASANAH ILMU KHASANAH ILMU
PENYUSUNAN TEORI KERANGKA BERFIKIR
PENYUSUNAN TEORI KERANGKA BERFIKIR
DITERIMA DITERIMA
DITOLAK DITOLAK
D ed
uk tif
K or
es po
nd en
si
D ed
uk tif
K or
es po
nd en
si
Pr ag
m at
is Pr
ag m
at is
1 2
3
4 4a
4b 5
InduktifKoherensi InduktifKoherensi
Pa g
e
3 1
Untuk penelitian komparasi, pertanyaan yang
diajukan yaitu apakah terdapat perbedaan variabel kriteria antara kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu dengan kelompok kontrol yang diberikan
perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu.
Kedua, pertanyaan haruslah dijawab oleh
peneliti. Jika seorang peneliti mengajukan pertanyaan: 1
apakah terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y ?; 2 apakah terdapat
pengaruh variabel X terhadap variabel Y ?; 3 apakah terdapat perbedaan variabel kriteria antara
kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu dengan kelompok
kontrol yang diberikan perlakuan oleh variabel perlakuan tertentu ?, maka peneliti harus
menjawabnya. Penelitian pada dasarnya dimulai dari
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti.
Sebaik-baiknya jawaban yang dikemukakan adalah jawaban yang benar. Jawaban yang benar
didasarkan pada pengetahuan yang benar, diuraikan secara terperinci dan detail. Terperinci adalah
dijelaskan satu per satu. Detail yaitu penjelasan sampai hal-hal yang kecil. Terperinci dan detail
adalah penjelasan secara bertahap satu per satu dan setiap tahapan dijelaskan sampai hal-hal yang kecil.
Peneliti dapat membangun pengetahuan yang benar secara terperinci dan detail, ketika tidak ada satu
kata pun yang tidak dimengertinya. Peneliti memahami sepenuhnya apapun yang dituliskan,
tanpa ada satu kata pun yang tidak dipahami. Pengetahuan yang terperinci dan detail digunakan
oleh peneliti untuk menyusun alat instrumen pengumpulan data. Pengetahuan yang terperinci
dan detail diupayakan agar peneliti mengetahui dengan benar jenis data yang akan dikumpulkan.
Dengan mengetahui jenis data yang akan dikumpulkan, peneliti dapat memilih dab menyusun
alat pengumpulan data. Dengan alat yang dimilikinya, peneliti dapat mengumpulkan data.
Untuk memperoleh jawaban yang benar, maka peneliti harus mencari pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang benar diperoleh di khasanah ilmu itu – dokumen skripsi, tesis, disertasi, jurnal,
Pa g
e
3 2
makalah –.
3
Peneliti melakukan kajian pustaka untuk memperoleh teori yang benar. Teknik membangun
pengetahuan yang benar didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dilakukan
secara induktif. Ketika peneliti berhasil membangun pengetahuan yang benar, dituliskan secara
terperinci dan detail, peneliti telah mencapai syarat
kebenaran pertama, yakni kebenaran koherensi.
4
Kebenaran koherensi harus dicapai ketika peneliti membangun teori di sub-bab deskripsi teoretik Bab
II, lihat Kerangka Isi Penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.
3 Ilmu pengetahuan itu bertangga – dimulai dari fakta, ke konsep, ke generalisasi, ke asumsi, ke hipotesis, ke
teori, ke postulat, ke hukum. Teori adalah penjelasan kausalitas antara konsep dengan konsep. Konsep
adalah penjelasan tentang beragam atibut yang mengandung kriteria dan nilai. Generalisasi adalah
kesimpulan antar-konsep. Asumsi adalah dugaan tentang adanya hubungan kausalitas. Hipotesis adalah
dugaan terdapatnya hubungan kausalitas. Teori adalah penjelasan kausalitas antar-konsep. Postulat adalah
nilai yang relatif berlaku secara umum. Hukum adalah nilai mutlak yang berlaku secara umum dan tidak dapat
dibantah.
4 Coherent koherensi, artinya utuh, bulat, dan lengkap, tanpa ada satu pun yang hilang.
Deskripsi teoretik haruslah berisi pemahaman peneliti terhadap pengetahuan-pengetahuan
sebelumnya yang menjelaskan variabel penelitian yang sedang dikaji oleh peneliti. Pengetahuan-
pengetahuan sebelumnya itu menjadi dasar bahanrujukan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang akan diuraikan di sub- bab kerangka berfkir. Di bagian kerangka berfkir,
peneliti menguraikan pemahamannya atas variabel penelitian, sekaligus menjawab pertanyaan
penelitian yang diajukan di sub-bab perumusan masalah di Bab 1. Di dalam kerangka berfkir,
peneliti mengajukan teori – karena di dalam kerangka berfkir terdapat teori peneliti - penjelasan
peneliti tentang kausalitas antara variabel X dengan varaibel Y.
5
Teori harus dapat dibuktikan di lapangan – artinya teori harus didukung dengan fakta yang benar. Fakta
adalah data yang sudah lolos uji verifkasi melalui uji kalibrasi yaitu uji validitas dan uji reliabilitas data, uji
normalitas, uji homogenitas, uji kolinearitas, uji
5 Baca kembali penjelasan di catatan kaki nomor 3.
Pa g
e
3 3
multikolinearitas.
6
Pengujian teori dilakukan dengan menguji hipotesis. Hipotesis penelitian adalah
dugaan sementara peneliti atas fakta di lapangan berdasarkan pada teori yang telah disusun peneliti di
bagian kerangka berfkir. Kerangka berfkir adalah teori peneliti, sedangkan hipotesis adalah dugaan
peneliti bahwa teori yang dikemukakannya akan didukung oleh fakta.
Terbuktinya hipotesis jika fakta di lapangan sesuai dengan teori yang dikemukakan. Pembuktian
hipotesis dilakukan melalui uji statistik. Pengujian
statistik adalah menguji hipotesis induktif Hi – hipotesis teoretik. Hipotesis induktif sejalan dengan
hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis statistik
untuk menyatakan penolakan terhadap Hipotesis Nol Ho, yaitu
hipotesis observasi.
Hipotesis observasi adalah dugaan yang bertolak belakang
dengan hipotesis induktif. Uji statistik adalah
pengujian terhadap hipotesis observasi. Dengan menolak hipotesis observasi, hipotesis induktif
diterima. Sebaliknya dengan menerima hipotesis
6 Data dikumpulkan oleh suatu alat instrumen pengumpulan data.
observasi, hipotesis induktif ditolak. Penolakan hipotesis induktif berarti hipotesis tidak terbukti.
Ketika suatu toeri peneliti terbukti – setelah uji hipotesis – maka teori harus dapat diterapkan di
lapangan profesi. Teori pendidikan harus dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan. Untuk
dapat diterapkan, penerapan teori harus dapat dijelaskan. Penjelasan peneliti tentang teori yang
telah berhasil dibuktikan, dituliskan di bagian pembahasan hasil penelitian. Dalam pembahasan
temuan penelitian, peneliti menjelaskan secara terperinci dan detail hal-hal yang dapat diterapkan di
lapangan. Ketika teori itu telah diterapkan, maka syarat kebenaran ketiga –
kebenaran pragmatis – tercapai. Kebenaran pragmatis, yaitu pengetahuan
itu benar jika pengetahuan dapat bermanfaat oleh khalayak umum. Penjelasan di bagian pembahasan
penelitian haruslah searah dengan rumusan manfaat penelitian yang dituliskan di Bab 1 pendahuluan.
Ketika peneliti sudah selesai menjelaskan manfaat teori dan pemanfaatannya, maka peneliti
wajib menjelaskan kegiatan penelitian di awal sampai akhir di bagian kesimpulan. Di bagian
Pa g
e
3 4
kesimpulan, peneliti meringkaskan semua sub-bab dari Bab 1 pendahuluan sampai Bab 4 pembahasan
hasil penelitian. Ditutup dengan implikasi dan saran. Implikasi berisi tentang dampak lanjutan yang timbul
ketika teori telah dimanfaatkan oleh praktisi pendidikan. Saran berisi tentang hal-hal yang patut
dipatuhi ketika praktisi akan memanfaatkan teori yang telah terbukti. Penelitian lengkap sudah ketika
telah diperoleh pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar diperoleh dengan tiga
teknik yaitu teknik induktif, teknik deduktif, dan teknik praktis. Teknik induktif diupayakan untuk
memenuhi syarat kebenaran koherensi, teknik deduktif diupayakan untuk memenuhi syarat
kebenaran korespondensi, dan teknik praktis diupayakan untuk memenui syarat kebenaran
pragmatis. Berdasarkan penjelasan tentang logika penelitian,
dapat disimpulkan bahwa peneliti harus
memperhatikan kesesuaian dan kesinambungan antar-bab dalam laporan penelitain. Pada bagian
berikut akan ditunjukan sifat kesinambungan itu.
2.2.1 LOGIKA PENELITIAN ASOSIASI
Pada penjelasan sebelumnya, telah dikatakan bahwa logika penelitian membahas tentang
kesinambungan antar-bab dalam suatu laporan penelitian.
a. Kesinambungan Antar Sub-Bab Pada Bab Pendahuluan Penelitian Asosiasi
Penjelasan berikut ini akan menunjukkan kesinambungan antar-bab dalam laporan penelitian
asosiasi. Perhatikanlah deskripsi pendahuluan berikut ini:
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR
DENGAN KEPUASAN BELAJAR
Variabel X : Motivasi Belajar Variabel Y : Kepuasan Belajar
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah