BAB I JENIS PENELITIAN KUANTITATIF
A. PENGANTAR
Penelitian kuantitatif harus mengkaji suatu variabel. Variabel berasal dari kata
vary berarti “macam-macam” dan
able berarti “dapat”, artinya dapat bermacam-macam. Variabel penelitian harus
berupa sifat-sifat, ciri-ciri, atau karakteristik dari diri manusia –
sebagai objek penelitian – yang dapat diketahui dan diukur. Penelitian pendidikan di
Program Studi S1 Pendidikan Kewarganegaraan haruslah berupa variabel sikap, variabel
pengetahuan, dan variabel psikomotorik. 1Variabel sikap, yaitu karakteristik kejiwaan dan
keyakinan psikis dari diri manusia. Termasuk variabel psikis di antaranya: motivasi, efkasi diri,
konsep diri, minat, kepercayaan diri, kepuasan, kesadaran, tanggungjawab, dan lain sejenisnya.
Variabel sikap sering disebut sebagai variabel afektif.
2Variabel pengetahuan, yaitu karakteristik
pikiran, logika, dan nalar dari diri manusia. Termasuk variabel sikap di antaranya:
pengetahuan, penerapan, kemampuan analisis- sintesis, kemampuan evaluasi, dan kemampuan
mencipta. Variabel pengetahuan disebut juga
variabel kognitif. 3Variabel psikomotorik, yaitu karakteristik dari
keahlian atau keterampilan motorik, termasuk pemberian perlakuan.
Penelitian kuantitatif terdiri dari tiga jenis, yaitu asosiasi, korelasi dan komparasi, sebagai berikut:
1Penelitian asosiasi, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel X dengan
variabel Y.
2Penelitian korelasi, yaitu penelitian yang mengkaji pengaruh variabel X terhadap variabel
Y.
3Penelitian komparasi, yaitu
perbedaan
variabel kriteria dua kelompok sebagai akibat pengaruh variabel perlakuan X.
Penelitian apapun, termasuk penelitian kuantitatif harus beranjak dari masalah. Penelitian bertujuan
ingin mengetahui keadaan yang bermasalah. Masalah adalah ketidaksesuaian antara keadaan yang
diharapkan das sein dengan keadaan yang terjadi
das sollen. Misalnya, harapan das sein bahwa
peserta didik memiliki semangat untuk belajar, Pa
g e
4
sedangkan kenyatannya das sollen, peserta didik
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, datang terlambat, jarang berpartisipasi dalam diskusi kelas,
dan sebagainya.
Gambar 1. Ilustrasi Masalah Penelitian Harapan biasanya sesuatu yang baik-baik.
Sedangkan jika kenyatannya, bisa buruk, bisa baik. Masalah penelitian muncul jika di lapangan ditemukan
hal-hal bertentangan dengan harapan. Misalnya,
semua guru berharap siswa rajin belajar, memiliki motivasi yang tinggi, dan pintar-pintar. Ternyata di
lapangan ditemukan bahwa siswanya tidak rajin indikator dari variabel kedisiplinan, tidak antusias
indikator dari variabel motivasi, dan kurang pintar indikator dari prestasi belajar, berarti ada masalah.
Mengapa siswa tidak rajin, tidak termotivasi dan kurang pintar? Pasti ada penyebabnya. Seorang
peneliti mencari hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah. Hal-hal yang menyebabkan
timbulnya masalah adalah penyebab. Masalah dalam penelitian kuantitatif haruslah
bersifat variabel. Begitu juga penyebabnya harus pula bersifat variabel. Variabel adalah sesuatu yang dapat
diamati dan diukur, serta hasil pengukurannya menghasilkan nilai yang berbeda-beda. Variabel
adalah konsep dan suatu konsep memiliki indikator. Suatu indikator memiliki atribut dan nilai. Nilai dari
suatu konsep sama dengan nilai dari suatu variabel. Jika dilakukan pengukuran pada beberapa orang dan
hasil pengukurannya menunjukkan nilai yang berbeda-beda, maka nilai tersebut adalah nilai dari
variabel. Termasuk variabel misalnya tinggi badan. Tinggi
badan adalah variabel, karena jika kita mengukur individu yang bernama Aeng dan Audrey, keduanya
memiliki tinggi badan yang berbeda. Aeng 165 cm dan Audrey 180 cm. Tinggi badan sebagai variabel
karena apabila kita mengukur tinggi badan di banyak H
A R
PA A
N
KENYATAAN MASALAH
?
Pa g
e
5
orang, nilainya bervariasi berbeda-beda. Contoh lain dapat dikategorikan variabel, jika dilakukan
pengukuran akan menunjukkan nilai yang berbeda- beda. Misalnya, berat bedan, prestasi belajar,
motivasi belajar. Prestasi belajar adalah variabel, karena nilai hasil belajar di antara banyak orang akan
berbeda-beda. Motivasi belajar adalah variabel, karena apabila diukur, maka hasilnya berbeda-beda
pula. Variabel dalam penelitian kuantitatif, terbagi
menjadi dua yaitu variabel bebas independent
variable dan variabel terikat dependent variable. Variabel bebas, disebut juga sebagai variabel
penyebab atau variabel yang memberikan pengaruh, yaitu variabel yang menjadi penyebab masalah atau
yang mempengaruhi munculnya masalah. Variabel terikat, disebut juga sebagai variabel akibat atau
variabel yang dipengaruhi, yaitu variabel masalah itu sendiri.
Cara menentukan kedua jenis variabel penelitian penelitian berbeda-beda, berikut penjelasannya:
1Variabel terikat ditemukan di lapangan dari
masalah di lapangan dan ditetapkan oleh nalar- logika si peneliti. Masalah dalah sesuatu yang
jelek, buruk, atau sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi di lapangan. Variabel terikat
ditemukan dari indikator variabel yang muncul di lapangan.
Misalnya, guru menghendaki siswa rajin-rajin harapan. Kenyatan di lapangan
ditemukan banyak siswa yang bolos sekolah masalah. Bolos sekolah, ketidakrajinan pergi
ke sekolah, itu indikator dari variabel kedisiplinan belajar.
2Variabel bebas sebagai variabel penyebab
munculnya masalah ditemukan dan ditetapkan oleh nalar-logika peneliti berdasarkan pada
pendapat ahli teori yang ada. Teori dapat mengarahkan kita menemukan penyebab dari
masalah penelitian. Jika kita menemui bukti di lapangan bahwa hasil belajar peserta didik
rendah – misalnya,
hasil belajar PPKn siswa kelas VII B SMA Negeri X Tangerang Selatan di
bawah KKM – maka kita harus mencari tahu penyebab-penyebab yang mengakibatkan hasil
belajar menjadi rendah. Penyebab itu didapatkan dari pendapat ahli. Pendapat ahli
dicari di buku-buku, di jurnal ilmiah, makalah, dan sejenisnya.
Dalam mencari teori, kita harus apa yang menyebabkan hasil belajar peserta didik menjadi
rendah. Tentu tidak satu pendapat ahli, lebih dari dua pendapat ahli tentunya.
Misalnya, ketika peneliti menemukan bahwa hasil belajar rendah, diperoleh
pendapat ahli yang menyatakan bahwa hasil belajar
yang rendah itu dapat disebabkan oleh: 1
Pa g
e
6
motivasi belajar, 2 metode pembelajaran, 3 disiplin belajar, dan 4 kepercayaan diri peserta
didik. Lalu, di antara penyebab yang ada, peneliti
menetapkan satu di antara keempat sebab tersebut. Sebab yang terpilih disebut sebagai variabel sebab
atau variabel X. Penelitian kuantitatif harus terdiri minimal dari dua variabel, yaitu variabel
sebab Variabel X dan variabel akibat Variabel Y. Boleh lebih dari dua variabel, mungkin tiga, terdiri
dari dua variabel sebab X1 dan X2 dan satu variabel akibat Y.
B. PENELITIAN ASOSIASI Sifat Penelitian Asosiasi