Pembahasan Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian pada prasiklus, siklus I dan siklus II yang dilaksanakan pada kelas III di SD Muhammadiyah Karangkajen IV, diketahui bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran talking stick mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Secara rinci, peningkatan motivasi dan prestasi belajar ini akan diuraikan secara lengkap tiap siklusnya

1. Siklus I Pada siklus I tindakan pertama dilaksanakan tanggal 11 April 2015. Tindakan kedua pada tanggal 13 April 2015 dan tindakan ketiga 18 April 2015 dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2 x 35 menit. Dari hasil sebaran angket motivasi belajar siswa pada siklus I, perolehan skor di atas 63 atau berada pada katagori tinggi dan sangat tinggi memiliki persentase 95%, sedangkan persentase siswa yang memiliki

skor dibawah 62 dengan katagori sedang dan rendah sebesar 5%. Sedangkan dari hasil tes prestasi belajar IPA siswa pada siklus I, nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 27. Jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi KKM yaitu 13 siswa dengan persentase 65% dan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase 35%.

Setelah dilakukan observasi siklus I, didapatkan informasi bahwa motivasi belajar siswa diperoleh skor sebesar 28, sedangkan skor kriteriumnya sebesar 40. Besarnya persentase hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu 70%. Berdasarkan informasi data di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian hingga siklus I belum berhasil karena peningkatan persentase ketuntasan KKM belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu 70% siswa. Sedangkan untuk keberhasilan motivasi belajar sudah memenuhi indikator yang ditentukan yaitu meningkat 5% dari prasiklus. Setelah dilakukan refleksi, belum berhasilnya penelitian di siklus I disebabkan oleh: a) sebagian siswa masih merasa malu jika di suruh menjawab, b) sebagian siswa masih belum memahami model talking stick Selanjutnya berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka dilanjutkan tindakan pada siklus II.

2. Siklus II Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan mempertimbangakan hasil refleksi siklus I. Setiap tindakan dilaksanakan satu kali pertemuan yang alokasi waktunya disesuaikan dengan jadwal pembelajaran IPA di sekolah. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 April 2015, pertemuan ke dua pada tanggal 25 April 2015 dan 27 April dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Pada siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I. Konsep pembelajaran pada siklus II sama dengan yang digunakan pada siklus

I tetapi telah dimodifikasi dan disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Setelah melakukan diskusi dengan guru kelas

III, maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Setelah dilakukan penyempurnaan di siklus II, proses pembelajaraan menunjukkan adanya perubahan ke arah positif. Melalui perolehan skor tingkat motivasi belajar siswa hasil sebaran angket siklus II, diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang memperoleh skor di atas 62 atau berada dalam katagori sangat tinggi sebanyak 100%. Sedangkan dari hasil tes prestasi belajar IPA siswa pada siklus II, nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 28. Jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi KKM 17 siswa dengan

persentase 85% dan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM sebanyak 3 siswa dengan persentase 15%.

Berdasarkan hasil perolehan skor angket motivasi belajar IPA, terjadi peningkatan jumlah siswa yang berada pada katagori motivasi tinggi dan sangat tinggi. Peningkatan motivasi terjadi setelah tindakan siklus I dan siklus II. Hal tersebut bertolak belakang dengan jumlah siswa yang berada pada katagori motivasi menengah atau rendah. Terjadi penurunan jumlah siswa yang mendapat kategori motivasi menengah dan rendah setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada diagram perbandingan jumlah katagori tingkat motivasi prasiklus, siklus I, dan siklus II berikut.

A. Rendah

B. Menengah

6 5 C. Tinggi

4 4 3 D. Sangat Tinggi

pra siklus

siklus I

siklus II

Gambar 12. Diagram Perbandingan Jumlah Kategori Tingkat Motivasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Sebagai data tambahan, dilakukan observasi untuk mengetahui

tingkat motivasi belajar siswa. Skor perolehan obsevasi tingkat motivasi belajar siklus I sebesar 28, dengan skor kriterium sebesar 40. Sedangkan skor perolehan observasi motivasi belajar siswa siklus II

sebesar 35, dengan skor kriteriumnya sebesar 40. Dengan demikian, besarnya persentase motivasi belajar siswa berdasarkan hasil observasi untuk siklus I sebesar 70%, dan sedangakan 87% untuk siklus II. Berikut adalah grafik peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan hasil observasi

Siklus I (70%)

Siklus II (87%)

Gambar 13. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan

Hasil Observasi

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa persentase skor tingkat motivasi belajar IPA yang didapat dari hasil observasi siklus I sebesar 70%, sedangkan pada siklus II sebesar 87%. Dengan demikian berdasarkan hasil observasi tersebut, terjadi peningkatan motivasi belajar IPA sebesar 17%.

Berdasarkan hasil perolehan nilai tes prestasi belajar IPA, terjadi peningkatan jumlah siswa yang berada pada kategori tuntas dan tidak tuntas. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada grafik peningkatan jumlah kategori tingkat prestasi belajar IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II berikut.

Pra Siklus(35%)

Siklus I (65%)

Siklus II (85%)

Gambar 14. Peningkatan Prestasi Belajar siswa pada Prasiklus,

Siklus I, dan Siklus II

Dari hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV melalui penggunaan model pembelajaran talking stick dikatakan berhasil. Data-data yang didiskripsikan merupakan hasil dari implementasi tindakan yang telah dilaksanakan. Karena motivasi dan prestasi belajar siswa telah mencapai pada indikator keberhasilan yang diharapkan maka penelitian ini dicukupkan pada siklus II.