Hasil Uji Koefisien Determinasi R Hasil Uji F setelah Uji Interaksi Hasil Uji t setelah Uji Interaksi

5. Variabel SiLPA berpengaruh positif terhadap Belanja Modal dengan nilai koefisien sebesar 0,517, artinya setiap penambahan 1 rupiah SiLPA akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,517 rupiah. 6. Variabel Luas Wilayah tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal karena tidak signifikan 0,102 0,05. Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa variabel PAD 4,4342,012 secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara dimana nilai hitung t hit t tabel. Variabel DAU 2,7682,012 secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t Dengan demikian menolak H0 menerima H1. hitung t tabel Variabel DBH -0,7052,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menolak H0 menerima H1. hitung t tabel Variabel SiLPA 3,442,012 secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel Luas Wilayah 1,6672,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menolak H0 menerima H1. hitung t tabel . Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

5.3.4 Hasil Uji Interaksi Moderating

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R

2 setelah Uji Interaksi Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DAU dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK dalam menerangkan variabel Belanja Modal dapat dilihat melalui nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data pada tabel 5.9 di bawah ini: Tabel 5.9 Nilai Koefisien Determinasi R 2 Nilai R Square pada Tabel 5.6 diatas sebesar 0,901. Hal ini menunjukkan bahwa 90,1 varibel Belanja Modal dapat dijelaskan oleh varibel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas wilayah, DAK dan interaksinya masing-masing dengan variabel independen. Sisanya sebesar 9,9 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Untuk menguji tingkat kepercayaan hasil hipotesis, selanjutnya dilakukan uji variabel secara simultan F dan secara parsial t dengan tingkat kepercayaan 5 α =0,05. setelah Uji Interaksi

b. Hasil Uji F setelah Uji Interaksi

Uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya masing-masing dengan variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Belanja Modal. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F -hitung dengan nilai F- tabel , jika nilai F- hitung F -tabel maka H0 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .949 a .901 .874 3.81727E10 a. Predictors: Constant, Moderat5, Moderat4, DAU_X2, DAK_Z, PAD_X1, DBH_X3, LW_X5, SiLPA_X4, Moderat2, Moderat3, Moderat1 Sumber: Lampiran 6 hasil output SPSS Universitas Sumatera Utara ditolak atau dapat dinyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen atau sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil regresi uji F pada Tabel 5.10 di bawah ini: Tabel 5.10 Hasil Regresi Uji F setelah Uji Interaksi Dari Tabel 5.10 diperoleh nilai F -hitung sebesar 33,248 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α=0,05 adalah 2,41. Hal ini menunjukkan bahwa F hitung F tabel 33,248 2,41 maka H0 ditolak. Artinya variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya dengan masing-masing variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap Belanja Modal, sehingga dapat disimpulkan variabel DAK dapat memoderasi hubungan antara PAD, DAU, DBH, SiLPA dan Luas Wilayah dengan Belanja Modal.

c. Hasil Uji t setelah Uji Interaksi

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK dan interaksinya dengan masing-masing variabel independen secara individual parsial dalam menerangkan variabel terikat Belanja Modal. Apabila nilai t- hitung lebih besar dari pada t- tabel dapat disimpulkan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.11 di bawah ini: ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.329E23 11 4.845E22 33.248 .000 a Residual 5.829E22 40 1.457E21 Total 5.912E23 51 a. Predictors: Constant, Moderat5, Moderat4, DAU_X2, DAK_Z, PAD_X1, DBH_X3, LW_X5, SiLPA_X4, Moderat2, Moderat3, Moderat1 b. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 7 hasil output SPSS Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 Hasil Regresi Berganda setelah Uji Interaksi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.289E11 6.766E10 1.905 .064 PAD_X1 .916 1.127 1.736 .813 .421 DAU_X2 -.475 .243 -.894 -1.955 .058 DBH_X3 3.337 2.223 1.453 1.501 .141 SiLPA_X4 -1.075 .742 -.572 -1.449 .155 LW_X5 24320324.832 21891791.541 .441 1.111 .273 DAK_Z -1.342 1.471 -.207 -.912 .367 X 1 -1.028E-11 Z Moderat1 .000 -1.439 -.559 .579 X 2 1.195E-11 Z Moderat2 .000 2.044 2.478 .018 X 3 -6.554E-11 Z Moderat3 .000 -2.224 -1.568 .125 X 4 3.233E-11 Z Moderat4 .000 1.323 2.010 .051 X 5 .000 Z Moderat5 .000 -.480 -.964 .341 a. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 7 hasil output SPSS Dari hasil regresi tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Z = 1,289E11 + 0,916X1 - 0,475X2 + 3,337X3 -1,075X4 + 24320324,832X5 - 1,342Z – 1,028E-11X 1 Z + 1,195E-11X 2 Z - 6,554E-11 X 3 Z + 3,233E-11X 4 Z + 0,00X 5 Dari persamaan regresi dengan uji interaksi di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: Z 1. Nilai konstanta sebesar 1,289E11 artinya apabila nilai variabel PAD, DAU, DBH, SiLPA, Luas Wilayah, DAK, Interaksinya dengan variabel Moderating bernilai nol, maka Belanja Modal tetap sebesar 1,289E11 rupiah. 2. Nilai konstanta positif, koefisien pada variabel PAD, DBH, Luas Wilayah, Interaksi DAU dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK juga bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda setelah uji interaksi memiliki hubungan yang Universitas Sumatera Utara searah. Artinya Belanja Modal akan meningkat seiring meningkatnya PAD, DBH, Luas Wilayah, Interaksi DAU dengan DAK, interaksi SiLPA dengan DAK dan interaksi Luas Wilayah dengan DAK. Namun untuk variabel DAU, SiLPA, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda setelah uji interaksi memiliki hubungan yang tidak searah. Artinya DAU, SiLPA, DAK, interaksi PAD dengan DAK, interaksi DBH dengan DAK tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal. Tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa variabel PAD 0,8132,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara dimana nilai hitung t hit t tabel. Variabel DAU -1,9552,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t Dengan demikian menerima H0 menolak H1. Setelah uji interaksi nilai koefisien PAD tetap benilai positif. Artinya, PAD tetap dialokasikan untuk Belanja Modal meskipun DAK disediakan untuk mendanai Belanja Modal. hitung t tabel . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. Variabel DBH 1,5012,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t hitung t tabel Variabel SiLPA -1,4492,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. Universitas Sumatera Utara Luas Wilayah 1,1112,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t hitung t tabel Variabel DAK -0,9122,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel Interaksi PAD dengan DAK -0,5592,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel Interaksi DAU dengan DAK 2,4782,012 secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel Interaksi DBH dengan DAK -1,5682,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menolak H0 menerima H1. hitung t tabel Interaksi SiLPA dengan DAK 2,012,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel Interaksi Luas Wilayah dengan DAK -1,5682,012 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal pada KabupatenKota di Sumatera Utara dimana nilai t . Dengan demikian menerima H0 menolak H1. hitung t tabel . Dengan demikian menerima H0 menolak H1.

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Riau

7 67 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12