Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Autokorelasi

5.2.1.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF 10, maka variabel tersebut memiliki persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.577E10 2.182E10 1.181 .244 PAD_X1 .295 .066 .558 4.434 .000 .193 5.185 DAU_X2 .192 .069 .361 2.768 .008 .180 5.565 DBH_X3 -.256 .363 -.111 -.705 .484 .123 8.150 SiLPA_X4 .517 .150 .275 3.440 .001 .478 2.092 LW_X5 6456232.832 3873923.575 .117 1.667 .102 .621 1.611 a. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 4 Hasil Output SPSS Dari tabel 5.3 diatas,dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen yaitu PAD, DAU, DBH, SiLPA dan LW mempunyai nilai VIF 10. Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 5 lima variabel independen diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.

5.2.1.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi adanya pola heterokedastisitas pada suatu penelitian dapat dilihat dari pla gambar scatter plot dan uji Glejser. Universitas Sumatera Utara a. Pola scateer plot Gambar 5.2 Output Scatter Plot Dari hasil tampilan output scatter plot jika scatter plot menunjukkan titik data menyebar di atas dan di bawah di sekitar angka nol pada sumbu Y maka data penelitian bebas dari heterokedastisitas dan data layak digunakan untuk penelitian. Berdasarkan gambar di atas maka dapat dilihat bahwa titik data menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah Heterokedastisitas. b. Uji Glejser Tabel 5.4 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.295E9 1.338E10 .471 .640 PAD_X1 -.023 .041 -.177 -.567 .573 DAU_X2 .072 .043 .544 1.681 .100 DBH_X3 -.158 .222 -.278 -.710 .481 SiLPA_X4 -.025 .092 -.053 -.267 .790 LW_X5 1307778.012 2375357.253 .096 .552 .584 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber : Lampiran 4 hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara Hasil tampilan output SPSS di atas dengan jelas menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang signifikan statistik mempengaruhi nilai Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi penelitian ini tidak mengandung adanya Heterokedastisitas.

5.2.1.4 Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalah pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mendeteksi masalah Autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson Durbin-Watson Test. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan SPSS maka didapatkan nilai DW seperti pada tabel berikut: Tabel 5.5 Hasil Uji Durbin Watson Jika nilai Durbin Watson d = du d 4-du maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengalami masalah Autokorelasi positif ataupun negatif. Dari hasil output SPSS di atas dapat dilihat bahwa nilai d sebesar 1,914 sedangkan nilai du sebesar 1,770 dan nilai 4-du sebesar 2,230. Sehingga jika di bandingkan dengan persamaan diatas maka diperoleh hasil 1,770 du 1,914 d 2,230 4- du. Dari persamaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi linear tidak ada masalah Autokorelasi positif maupun negatif. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .927 .859 a .844 4.25157E10 .859 56.168 5 46 .000 1.914 a. Predictors: Constant, LW_X5, DBH_X3, SiLPA_X4, PAD_X1, DAU_X2 b. Dependent Variable: BM_Y Sumber: Lampiran 5 Hasil Output SPSS Universitas Sumatera Utara

5.3 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Riau

7 67 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12