Pengukuran Persepsi Sikap Persepsi 1. Pengertian Persepsi

dengan melihat salah satu saja dari ketiga respons yaitu afektif, kognitif maka sikap seseorang sudah dapat diketahui Azwar, 2004. Sementara itu, sikap menurut Azwar 2004 adalah kecenderungan satu bentuk reaksi perasaan, dapat berupa perasaan mendukung atau memihak favorable atau perasaan tidak mendukung unfavorable.

2. Pengukuran Persepsi Sikap

Menurut Azwar 2004, salah satu aspek penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan assesment atau pengukuran measurement. Salah satu metode yang dipakai untuk mengukur sikap adalah metode rating yang dijumlahkan yang populer disebut penskalaan linkert, yang merupakan metode pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. a. Skala Sikap Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini masih dianggap paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap. Skala sikap attitude scales berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai obyek sikap. Dari respons subyek pada setiap pertanyaan yang kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Pernyataan sikap attitude statements adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu yang hendak diungkapkan yang kalimatnya bida mendukung atau memihak objek sikap favorabel dan yang tidak mendukung unfavorabel. b. Skor sikap dan interprestasinya Skala sikap yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah memiliki nilai skala bagi setiap kategori jawabannya, apabila telah diuji pula reliabilitasnya, dapat dugunakan untuk mengungkapkan sikap sekelompok responden. Skor kemudian dijumlahkan sehingga merupakan skor responden pada skala sikap. Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Linkert adalah skor-T yaitu: X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor standar X : Mean skor kelompok s : Standar deviasi kelompok

I. Perilaku

Pengertian perilaku menurut Notoatmodjo 2007 adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu faktor stimulus sendiri, motivasi, latar belakang pengalaman individu, status kepribadian dan sikap sangat mempengaruhi perilaku manusia. Green mengemukakan bahwa perilaku manusia terbentuk oleh faktor predisposisi, pendukung dan pendorong. Faktor predisposisi terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai. Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas, sarana kesehatan. Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi bagi masyarakat 64 . Green dan Kreuter 2000, mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut sebagai berikut: Gambar 1.3. Hubungan status kesehatan, perilaku dan promosi kesehatan menurut Green dan Kreuter 2000. Mencermati dari teori Green diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu cara untuk mengubah perilaku adalah dengan melakukan intervensi terhadap faktor predisposisi, atau mengubah nilai, pengetahuan, sikap dan persepsi terhadap masalah kesehatan melalui pendidikan kesehatan. Namun demikian untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan, faktor pemungkin dan faktor penguat juga harus dapat turut berkontribusi sesuai dengan fungsinya. Artinya, dengan pengetahuan, sikap, nilai dan persepsi yang baik atau positif tetapi tidak ditunjang fasilitas yang memadai tentu tidak akan muncul perilaku yang diharapkan. Oleh karena itu intervensi yang dilakukan harus diikuti oleh ketersediaan fasilitas serta akan lebih biak lagi bila didukung oleh faktor penguat. Green juga mengatakan Promosi Kesehatan Health Education Peraturan kebijakan Predisposing - Pengetahu an - Sikap - Kepercaya an Reinforcing - Sumber daya Resources Enabling - Sikap - Perilaku Petugas PerilakuGaya Lingkungan Status Kesehata n bahwa sikap dan tingkah laku individu maupun masyarakat dapat dirubah melalui pemberian informasi yang diikuti dengan latihan-latihan.

J. Pengetahuan