Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Komunikasi antar organisasi kegiatan Karakteristik badan pelaksana Lingkungan ekonimi, sosial Disposisi pelaksan a Kinerja implementa si Ukuran dan tujuan Sumber Gambar 1.2. Teori implementasi oleh Van Meter dan Horn, 1975; 463 Dalam penelitian ini peneliti tidak akan membahas lebih lanjut tentang implementasi program IMD dan ASI Eksklusif namun lebih menitik beratkan pada proses sosialisasinya karena proses sosialisasi merupakan bagian atau langkah awal dari implementasi sebuah program atau kebijakan yang mana seperti teori diatas bahwa proses itu tidak lepas dari variabel-variabel diatas.

B. Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif adalah suatu program yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten yang ditetapkan guna mendukung keberhasilan program ASI Eksklusif oleh pemerintah pusat. Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2006, dan guna mendukung program tersebut pemerintah daerah menetapkan Peraturan Daerah Perda no 7 tahun 2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, yang mana isi dari salah satu pasalnya adalah; 1 setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi tentang pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya, 2 Setiap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan wajib menyediakan sarana dan prasarana bagi ibu melahirkan untuk melakukan IMD, dan 3 setiap tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan dan perawatan ibu dan anak, wajib membantu melakukan IMD, kecuali ada alasan medis tertentu. Pada Pasal ke 4 menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya wajib memberikan informasi dan bimbingan kepada masyarakat, terutama semua ibu yang baru melahirkan, ibu hamil, calon pengantin dan, serta remaja putri untuk memberikan ASI eksklusif dan cara menyusui yang baik. Pada pasal 5 mengatur tentang ruang laktasi yang wajib dimiliki setiap sarana pelayanan kesehatan bahkan tempat umum dan perkantoraninstansi. Hal itu berarti, instansi pemerintah, perusahaan swasta dan fasilitas umum harus menyediakan tempat khusus untuk ruang laktasi. Sedangkan tenaga kesehatan diwajibkan untuk memberi sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menyusui dini kepada pasiennya. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten sendiri menetapkan bahwa Indikator dari keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini IMD dan ASI Eksklusif di Kabupaten Klaten antara lain: 1. Turunnya Angka kematian Bayi dan Balita di Kabupaten Klaten 2. Terdapatnya perubahan perilaku pada bidan atau dokter dengan diterapkannya IMD dan ASI Eksklusif dalam setiap pertolongan persalinan 3. Adanya perubahan kebijakan terutama di RS RSIA dengan adanya ruang rawat gabung, pojok klinik laktasi, terbentuknya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi. 4. Adanya pojok laktasi baik pada setiap institusi pelayanan kesehatan, maupun institusi swasta lainnya misalnya mall, bank, terminal, dsb. 5. Tingginya kesadaran masyarakat terutama ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif dan meningkatnya cakupan IMD dan ASI Eksklusif. 6. Tersedianya pojokklinik laktasi dan tempat konseling hampir di seluruh puskesmas . 7. Peningkatan jumlah ibu yang meminta inisiasi dini di rumah sakit, rumah bersalin maupun bidan praktek swasta. 8. Meningkatnya kesadaran bidan untuk tidak menerima sponsor dari susu formula 9. Sosialisasi IMD dan ASI Eksklusif menjadi bagian dari bidan dan dokter dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan. 10. Terbentuknya peer conselor pada ibu hamil dan ibu menyusui di setiap desa.

C. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini