2. Sistem Kerjasama Lintas Sektoral
Menurut Adisasmito 2007, Penyelenggaraan sistem kesehatan berdasarkan
pada prinsip
kemitraan. Dimana
pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan
yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki.
Kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta
kerjasama lintas
sektor dalam
pembangunan kesehatan
diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil-guna dan berdaya- guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kemitraan atau kerjasama lintas sektoral di bidang
kesehatan menurut Notoatmojo 2007 terdapat tiga unsur pokok yang terlibat yaitu:
a. Unsur pemerintah Unsur ini terdiri dari berbagai sektor antara lain pendidikan,
pertanian, lingkungan hidup, agama dan lain sebagainya. b. Dunia usaha atau unsur swasta
Yaitu dari kalangan perusahaan, industri maupun bisnis. c. Unsur Organisasi non pemerintah atau sering disebut Non
Goverment Organization NGO, yang meliputi dua unsur penting, yakni; 1 unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan
Organisasi Massa Ormas termasuk yayasan kesehatan, 2 organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia IDI, Ikatan
Bidan indonesia IBI dan sebagainya. Langkah-langkah dalam menjalin kemitraan dan kerjasama lintas
sektor antara lain dengan memasukan sumber daya yang tersedia di
masing-masing mitra
kerja, melaksanakan
kegiatan terpadu,
menyelenggarakan pertemuan
berkala untuk
perencanaan, pemantauan, penilaian dan pertukaran informasi. Kerjasama lintas
sektoral yang bisa dijalin dalam program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif antara lain dari Departemen Sosial, Departemen
Pendidikan, Departemen
agama, PKK,
Kepolisian, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Tokoh Mayarakat
64
.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia sangat tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor didalam
maupun diluar kesehatan. Dan segi medis sebenarnya sudah
diketahui usaha-usaha preventif dan pengobatan yang mampu
menolong wanita hamil, bersalin, bayi dan balita sehingga dapat
terhindar dari bahaya kematian. Hanya saja sistem pelayanan terhadap hal ini terasa masih kurang memadai. Adapun faktor-faktor
diluar kesehatan antara lain: kemiskinan, kurang memadainya pelayanan
kesehatan, keterbatasan sarana transportasi, situasi
geografi yang sulit, komunikasi antar lokasi mukim yang sulit terjangkau, rendahnya tingkat pendidikan wanita, keterbatasan jumlah
tenaga terlatih dan profesional serta etos kerjanya yang masih rendah
8,9,63,64
. Pelayanan kesehatan ibu dan anak harus komprehensif, upaya
yang saat ini nyata dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Diharapkan dengan
program ini dapat menyumbang keberhasilan peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sehingga bisa membantu mengatasi masalah
kematian ibu dan bayi, karena berdasarkan penelitian dari Edmon K 2006, dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini IMD menyumbang
22 untuk mengurangi kematian bayi.
4. Implementasi Kebijakan