KERANGKA TEORI ANALISIS SOSIALISASI PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF KEPADA BIDAN DI KABUPATEN KLATEN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

advokasi sehingga memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, dukungan masyarakat dan adanya sistem yang mendukung terhadap program atau kegiatan yang disosialisasikan. Selain itu media komunikasi adalah sarana yang penting dalam proses sosialisasi untuk mensosialisasikan pesan-pesan kesehatan pada masyarakat. Oleh sebab itu teknik sosialisasi yang baik adalah mampu mensosialisasikan program kesehatan dan info kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan.

M. KERANGKA TEORI

Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sosialisasi merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya mencapai keberhasilan dari tujuan program Inisiasi Menyusu Dini IMD dan ASI Eksklusif. Hal ini tergantung dari banyak faktor, baik dari proses sosialisasi itu sendiri baik Planning, Organaizing, Actuating, Controlling , kesiapan sumber daya manusianya seperti sumber dana, komunikasi yang meliputi SDM petugas pemberi sosialisasi, sarana dan prasarana yang digunakan dalam rangka sosialisasi program, dukungan birokrasi atau kebijakan baik struktur maupun kelembagaan program, juga faktor- faktor intriksik meliputi persepsisikap dan perilaku bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak, ketersediaan waktu serta fasilitas yang tersedia pengetahuan, pendidikan bidan, promosi susu formula serta pemberdayaan masyarakat dan kerjasama lintas sektoral yang dijalin dalam rangka sosialisasi program tersebut. Bila sosialisasi program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif pada bidan belum berhasil, maka proses sosialisasi yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring program berlangsung kurang baik. Masalah yang dapat terjadi pada proses sosialisasi dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen POAC, adalah kurang jelasnya tujuan program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif P, pembagian tugas yang tidak jelas atau bahkan tidak ada O, koordinasi dan motivasi petugas kesehatan yang rendah, sikap dan perilaku petugas kesehatan yang kurang mendukung A, pengawasan Supervisi lemah dan jarang dilakukan, pencatatan data untuk membantu dan memantau program yang kurang akurat, dan jarang dimanfaatkan unpan baliknya C. Yang secara skematis kerangka teori dapat digambarkan seperti teori implementasi di bawah ini: Gambar 1.6. Kerangka teori penelitian Teori implementasi oleh Van Meter dan Horn, 1975; 463 Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan: - Jejaring - Kemitraan - Pembagian peran fungsi - Kerjasama lintas Karakteristik badan pelaksana: - Struktur birokrasi - Norma-norma - Pola hubungan - Pengetahuan - Tingkat pendidikan Kondisi sosial, politik, ekonomi: - Karakteristik partisipan - Opini publik Disposisi pelaksana: - Respon - Pemaham an - Preferensi Implement asi sosialisasi Program IMD dan ASI Eksklusif Ukuran dan tujuan kebijakan: - Kebijakan program - Struktur birokrasi pelaksana program - Prosedur tetap atau standar prosedur - Sanksi, reward - Rencana tindak Sumber daya: - SDMHuman resources - Sumber daya non manusia 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. VARIABEL PENELITIAN