Tentang kebajikan moral yang ting-

2. Tentang kebajikan moral yang ting-

3. Keteraturan, kesederhanaan dan gi. Orang-orang Kristen hendaknya jangan keseimbangan. Pembaharuan dalam hal menodai keindahan tabiat mereka dengan makanan secara berhasil maju terus dan ha- gaya dan model berpakaian yang menim- ruslah dicapai secara cerdas. Sebaiknya kita bulkan “keinginan daging dan keinginan ma- belajar menghilangkan atau penggunaan se- ta” (1 Yoh. 2:16). Karena mereka perlu ber- cara sederhana saja makanan yang mengan- saksi kepada orang lain maka mereka perlu 3. Keteraturan, kesederhanaan dan gi. Orang-orang Kristen hendaknya jangan keseimbangan. Pembaharuan dalam hal menodai keindahan tabiat mereka dengan makanan secara berhasil maju terus dan ha- gaya dan model berpakaian yang menim- ruslah dicapai secara cerdas. Sebaiknya kita bulkan “keinginan daging dan keinginan ma- belajar menghilangkan atau penggunaan se- ta” (1 Yoh. 2:16). Karena mereka perlu ber- cara sederhana saja makanan yang mengan- saksi kepada orang lain maka mereka perlu

reka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu.” Daripada memuji

3. Praktis dan hemat. Karena mereka yang bersifat lahiriah, ia menasihatkan supa- adalah penatalayan-penatalayan atas uang ya orang beriman mengembangkan “manusia yang dipercayakan Tuhan kepada mereka, batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan maka mereka sebagai orang Kristen harus yang tidak binasa yang berasal dari roh yang hemat, “jangan memakai emas atau mutiara le-mah-lembut dan tenteram, yang sangat ataupun pakaian yang mahal-mahal” (1 Tim. ber-harga di mata Allah”(1 Ptr. 3:1-4). Kitab 2:9). Bagaimanapun, berhemat bukanlah ber- Suci mengajarkan bahwa: arti membeli pakaian yang paling murah. Se- ringkali pakaian yang mahal lebih hemat un-

a. Tabiat menunjukkan keindahan se- tuk jangka panjang.

seorang. Baik Petrus maupun Paulus mele- takkan asas dasar untuk membimbing orang

4. Menyehatkan. Bukan hanya makanan Kristen, baik lelaki maupun perempuan, da- yang mempengaruhi kesehatan seseorang. lam bidang perhiasan: “Perhiasanmu janganlah Orang Kristen hendaknya menjauhi gaya secara lahiriah... memakai perhiasan emas berpakaian yang kurang mampu melindungi atau dengan menggunakan pakaian yang in- tubuh atau sangat ketat yang berakibat kese- dah-indah” (1 Ptr. 3:3). “Demikian juga hen- hatan merosot.

daknya perempuan. Hendaklah ia berdan- dan dengan pantas, dengan sopan dan se-

5. Bercirikan anugerah dan keindah- derhana, rambutnya jangan berkepang-ke- an yang alamiah. Orang Kristen memahami pang, jangan memakai emas atau mutiara amaran melawan “keangkuhan hidup” (1 ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi Yoh. 2:16). Dengan membandingkan bunga hendaklah ia berdandan dengan perbuatan bakung, Kristus berkata, “Salomo dalam se- baik, seperti yang layak bagi perempuan yang gala kemegahannya pun tidak berpakaian beribadah” (1 Tim. 2:9, 10). seindah salah satu dari bunga itu” (Mat. 6:29). Dengan demikianlah Ia menggambarkan

b. Penyelarasan kesederhanaan de- bahwa pandangan Surga atas keindahan di- ngan reformasi dan pembaruan kembali. tandai oleh anugerah, kesederhanaan, kemur- Apabila Yakub memanggil semua anggota nian, dan keindahan yang alamiah. Pameran keluarganya untuk menahbiskan diri mereka yang bersifat duniawi, sebagaimana diperlihat- kepada Allah mereka meninggalkan semua kan dalam bentuk-bentuk yang fana, tidak “dewa asing yang dipunyai mereka dan an- ada harganya di pemandangan Allah (1 Tim. ting-anting yang ada pada telinga mereka,” 2:9).

dan Yakub memendamnya (Kej. 35:2, 4). 31 Orang-orang Kristen menarik orang-

Setelah kemurtadan bangsa Israel dengan orang yang tidak percaya bukanlah dengan membuat lembu emas, Allah menyuruh me- rupa dan penampilan seperti yang diperli- reka, “Tanggalkanlah perhiasanmu, maka

Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan ta berbicara, bertindak dan berpakaian, maka kepadamu.” Dengan hati yang bertobat me- kita akan menjadi seperti maknit,. menarik reka “tidak memakai perhiasan-perhiasan la- orang kepada-Nya. 33 gi” (Kel. 33:5, 6). Dengan jelas Paulus me-

nyebutkan bahwa Kitab Suci mencatat ke- PRINSIP-PRINSIP STANDAR murtadan ini “sebagai contoh dan dituliskan ORANG KRISTEN

untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba”

Di dalam segala pernyataan, gaya hidup (1 Kor. 10:11).

orang Kristen adalah merupakan sambutan atas keselamatan melalui Kristus. Kerinduan

c. Penatalayanan yang baik menuntut orang Kristen ialah memuliakan Tuhan dan hidup berkorban. Sementara sebagian be- hidup sebagaimana Yesus hidup. Sekalipun sar dunia ini dilanda kekurangan makanan, ada orang beranggapan kehidupan Kristen itu materialisme dibentangkan di hadapan o- merupakan sejumlah jangan, kita seharusnya rang-orang Kristen sebagai penggodaan, mu- menganggapnya sebagai sejumlah kegiatan lai dari pakaian yang mewah, mobil dan per- asas positif di dalam kerangka keselamatan. mata hingga kepada rumah yang mewah-me- Yesus menekankan bahwa Ia datang supaya wah. Kesederhanaan gaya hidup dan penam- kita memperoleh hidup dan berkelimpahan di pilan membuat orang Kristen membuat per- dalamnya. Apakah prinsip-prinsip yang me- bedaan yang sangat nyata terhadap ketamak- nuntun kita supaya memperoleh hidup yang an, materialisme dan pamer kehambaran ke- penuh? Apabila Roh Kudus menempati hidup kafiran, masyarakat abad keduapuluh, di ma- seseorang, sesuatu perubahan yang pasti ter- na nilai dipusatkan pada perkara-perkara ma- jadi yang menjadi bukti bagi orang yang ada di teri bukannya pada manusia.

sekitar orang tersebut (Yoh. 3:8). Roh tidak Dengan memperhatikan ajaran-ajaran hanya mengadakan sebuah perubahan awal Kitab Suci dan berlandaskan pada asas-asas dalam hidup; efeknya berkelanjutan. Buah yang telah dibentangkan di atas, kita percaya Roh adalah kasih (Gal. 5:22, 23). Alasan yang bahwa orang-orang Kristen tidak berusaha paling kuat bagi keabsahan Kristiani ialah memuliakan diri melalui perhiasan-perhiasan. kasih dan kemampuan mengasihi selaku Kita mengetahui dan memahami bahwa pe- orang Kristen. makaian cincin, anting-anting, kalung, ikat pinggang dan hiasan dasi—dan segala bentuk Hidup dengan Pikiran Kristus. “Hendak- lain dari bahan permata yang pada hakikat- lah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh nya berfungsi pamer—tidak perlu dan tidak pikiran dan perasaan yang terdapat juga da- selaras dengan kesederhanaan yang dianjur- lam Kristus Yesus” (Flp. 2:5). Dalam segala

kan Kitab Suci. 32 keadaan, yang menyenangkan maupun tidak, Alkitab menyamakan kosmetik dengan kita harus berusaha memahami dan hidup kekafiran dan kemurtadan (2 Raj. 9:30; Yer. selaras dengan kemauan dan pikiran Kristus 4:30). Sehubungan dengan kosmetik, kita (1 Kor. 2:16). percaya bahwa orang Kristen seharusnya

Ellen White menjelaskan keindahan hidup mengusahakan agar yang alamiah dan de- akibat hubungan dengan Kristus seperti ini: ngan penampilan yang wajar dan sehat. Jika “Semua penurutan yang sejati berasal dari kita meninggikan Juruselamat dalam cara ki- dalam hati. Hatilah yang bekerja dengan

Kristus. Jika kita setuju, maka Ia akan me- mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 nyelaraskan diri-Nya sendiri dengan pikiran Kor. 5:15). Setiap orang Kristen yang sejati dan tujuan kita, sehingga dengan demikian Ia mendahulukan Tuhan dalam segala perbuat- akan membaurkan hati dan pikiran kita se- annya, dalam segala apa yang dipikirkannya, laras dengan kehendak-Nya, dan apabila kita dibicarakannya, dan dalam segala keinginan- menuruti-Nya maka segala dorongan hati ki- nya. Ia tidak mempunyai Allah lain di hadap- ta akan selaras dengan-Nya. Kemauan, yang an Penebusnya. (1 Kor. 10:31). dimurnikan dan disucikan, akan merasakan nikmatnya melakukan tugas untuk melaya- Hidup Menjadi Suatu Teladan. Paulus ni-Nya. Apabila kita mengenal Allah seba- berkata, “janganlah menimbulkan syak” ke- gai sesuatu hal yang istimewa bagi kita untuk pada siapa pun (1 Kor. 10:32). “Sebab itu aku mengenal-Nya, maka hidup kita akan terus senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati dalam penurutan. Oleh menghargai tabiat nurani yang murni di hadapan Allah dan ma- Kristus, oleh perhubungan dengan Allah, ma- nusia” (Kis. 24:16). Jika contoh yang kita be-

ka dosa menjadi kebencian bagi kita.” 34 rikan membuat orang berdosa, maka kita menjadi batu sandungan kepada orang-orang

Hidup untuk Memuji dan Memuliakan yang untuknya Kristus telah mati. “Barang- Allah. Allah telah melakukan begitu banyak siapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam hal untuk kita. Salah satu cara yang dapat kita Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah tempuh untuk menunjukkan rasa terima kasih hidup” (1 Yoh. 2:6). kita ialah dengan melalui pujian yang kita berikan kepada-Nya.

Hidup untuk Melayani. Alasan utama Dalam kitab Mazmur aspek kehidupan ro- orang Kristen hidup demikian ialah untuk me- hani ini ditekankan dengan kuat: “Demikianlah nyelamatkan pria maupun wanita yang telah aku memandang kepada-Mu di tempat ku- hilang. Paulus berkata, “Sama seperti aku ju- dus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemu-

ga berusaha menyenangkan hati semua liaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik orang dalam segala hal, bukan untuk kepen- daripada hidup; bibirku akan memegahkan tingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang Engkau seumur hidupku dan menaikkan ta- banyak, supaya mereka beroleh selamat” (1 nganku demi nama-Mu. Seperti dengan le- Kor. 10:33; bandingkan Mat. 20:28). mak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan

bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji- PERSYARATAN DAN PEDOMAN

muji” (Mzm. 63:3-6). Bagi orang Kristen, sikap memuji yang

Karena dampak gaya hidup seseorang demikian akan membuat masalah-masalah berpengaruh atas pengalaman rohani dan ke- hidup lainnya dalam perspektif yang wajar. saksiannya, sebagai sebuah organisasi gereja Dengan memandang pada Juruselamat ter- kita telah membuat satu standar gaya hidup salib itu, kita digerakkan untuk melakukan tertentu sebagai persyaratan minimum untuk hanya “menuruti segala perintah-Nya dan menjadi anggota. Standar atau ukuran ini berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1 mencakup upaya menjauhi tembakau, minum- Yoh. 3:22; bandingkan Ef. 5:10). Maka o- an beralkohol, obat-obatan yang mempenga- rang-orang Kristen “tidak lagi hidup untuk ruhi pikiran, serta makanan haram dan bukti dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah pengalaman Kristen yang bertumbuh dalam Karena dampak gaya hidup seseorang demikian akan membuat masalah-masalah berpengaruh atas pengalaman rohani dan ke- hidup lainnya dalam perspektif yang wajar. saksiannya, sebagai sebuah organisasi gereja Dengan memandang pada Juruselamat ter- kita telah membuat satu standar gaya hidup salib itu, kita digerakkan untuk melakukan tertentu sebagai persyaratan minimum untuk hanya “menuruti segala perintah-Nya dan menjadi anggota. Standar atau ukuran ini berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1 mencakup upaya menjauhi tembakau, minum- Yoh. 3:22; bandingkan Ef. 5:10). Maka o- an beralkohol, obat-obatan yang mempenga- rang-orang Kristen “tidak lagi hidup untuk ruhi pikiran, serta makanan haram dan bukti dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah pengalaman Kristen yang bertumbuh dalam

Tujuan persatuan orang Kristen dengan lam masyarakat umat percaya.

Juruselamat hanyalah satu: agar mereka me- Perkembangan tingkah laku orang Kris- lakukan yang terbaik untuk memuliakan Ba- ten—“menjadi serupa dengan Allah”—ber- pa yang di surga, yang telah menyediakan kaitan dengan persatuan seumur hidup de- rencana yang begitu kaya demi keselamatan ngan Kristus. Hidup yang kudus tidak lain da- mereka. “Jika engkau makan atau jika eng- ripada penyerahan kemauan dari hari ke hari kau minum atau jika engkau melakukan se- terhadap pengendalian Kristus dan kesela- suatu yang lain, lakukanlah semuanya itu un- rasan hari demi hari atas pengajaran-penga- tuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31).

Referensi

1. L.A. King, “Legalism or Permissiveness: An Inescapable Dilemma?” The Christian Century, 16 April 1980, hlm. 436. 2. Untuk perkembangan dasar yang Alkitabiah mengenai hidup yang sehat di dalam Jemaat MAHK, baca Damsteegt, Foundations of the Seventh-day Adventist Message and Mission, hlm. 221-240; Damsteegt, “Health Reforms and the Bible in Early Sabbatarian Adventistm,”Adventist Heritage, Winter 1978, hlm. 13-21. 3. Lihat Lewis R. Walton, Jo Ellen Walton, John Scharffenberg, How You Can Live Six Extra Years (Santa Barbara, CA: Woodbridge Press, 1981), hlm. 4; D.C. Nieman dan H.J. Stanton, “The Adventist Lifestyle — A Better Way to Live,” Vibrant Life, Maret-April 1988, hlm. 14-18. 4. Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible (Grand Rapids, MI: Zondervan Publisher, 1975), jilid 1, hlm. 884.

5. C.B. Haynes, “Church Standards — No. 5,” Review and Herald 30 Oktober 1941, hlm. 7. 6. Mengenai perawatan yang lengkap alas peraturan kesehatan yang sederhana ini, baca lebih lanjut V.W. Fdster, New Stan! (Santa Barbara, CA: Woodbridge Press, 1988). 7. Lihat contoh, Kenneth H. Cooper, Aerobics Program for Total Well Being (New York: M. Evans, 1982); Physical Fitness Education Syllabus (Loma Linda, CA: Department of Health Science, Perguruan Kesehatan Universitas Loma Linda, 1976-1977); John Dignam, “Walking Into Shape,” Signs of the Times, Juli 1987, hlm. 16; B.E. Baldwin, “Exercise,” Journal of Health and Healing 11, No. 4 (1987): 20-23; Jeanne Wiesseman, Physical Fitness Abundant Living Health Service, jilid 5 (Loma Linda, CA: School of Health, Loma Linda University, m.d.), hlm. 21, 37, 38, 45. Baca juga Dianne-Jo Moore, “Walk Your Tensions Away,” Your Life and Health, no.

4 (1984): 12, 13. 8. Di antara pelbagai macam bentuk olah raga maka olah raga jalan kaki merupakan peringkat yang paling atas, terbaik. Baca tulisan J.A. Scharffenberg, “Adventist Responsibility in Exercise” (naskah yang tidak diterbitkan); White, Testimonies jilid 3, hlm. 78; White, Temperance,” Health Reformer, April 1872, hlm. 122; Dignam, “Walking Into Shape,” hlm. 16, 17. 9. Telah ditemukan bahwa kafein turut mempunyai andil memperbanyak kolesterol darah, tekanan darah tinggi, menambah getah kelenjar perut (gastric secretions) dan borok usus (peptic ulcers). Implikasinya sakit jantung, diabetes, kanker usus bestir, kanker empedu dan kanker pankreas. Kalau pemakaiannya cukup banyak pada waktu hamil dapat menimbulkan risiko cacat kelahiran dan berat bayi yang sangat kurang. Lihat Robert O’Brien dan Sidney Cohen, “Daffeine,” Encyclopedia of Drug Abuse (New York: Facts on File, 1984), hlm. 50, 51; Marjorie

V. Baldwin, “Caffeine on Trial,” Life and Health, Oktober 1973, hlm. 10-13; E.D. Gorham, L.F. Garland, F.C. Garland, et al, “Coffee and Pancreatic Cancer in a Rural California County,” Western Journal of Medicine, Januari 1988, hlm. 48-53; B.K. Jacobsen dan D.S. Thelle, “The Tromso” Heart Study. Is Coffe Drinking an Indicator of

a Lifestyle With High Risk for Ischemic Heart Disease?” Acta Medica Scandinaviea 222, No. 3 (1987), 215-221; J.D. Curb, D.M. Reed, J.A. Kautz, dan K. Yano, “Coffee, Caffeine, and Serum Cholesterol in Japanese Living in Hawai; American Journal of Epidemiology, April 1986, hlm. 648-655. Peminum berat kopi juga “kurang aktif dalam keagamaan” (B.S. Victor, M. Lubetsky dan J.F. Greden, “Somatic Manifestations of Caffeinism,” Journal of

Clinical Psychiatry, Mei 1981, hlm. 186). Mengenai kafein yang terdapat dalam pelbagai minuman, baca “The Latest Caffeine Scoreboard,” FDA Consumer, Maret 1984, hlm 14-16; Bosley, “Caffeine: Is It So Harmless?” Ministry, Agustus 1986, hlm. 28; Winston J. Craig dan Thuy T. Nguyen, “Caffeine and Theobromine Levels in Cocoa and Carob Products,” Journal of Food Science, Januari - Februari 1984, hlm. 302-303, 305.

10. Sehubungan dengan sistem sirkulatori, tembakau menambah risiko serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit ferifera vaskular seperti penyakit Buerger, yang mengakibatkan perlunya diadakan amputasi jari atau jari kaki. Sehubungan dengan sistem respiratori, tembakau mengakibatkan pertambahan angka kematian karena penyakit kanker paru, bronkhitis kronis dan empisema. Dilumpuhkannya cilia bronkhia yang membersihkan paru dan bronkhi dari ketidakbersihan dan berhubungan dengan kanker larynx, mulut, esophagus, kanker kandung kemih, kanker ginjal dan pankreas. Juga ada hubungannya dengan perkembangan borok usus dua bolas jari dan kematian karena komplikasi dengan ulcer tersebut. Baca misalnya Smoking and Health”A Report of the Surgeon General (Washington, D.C.: U.S. Department of Health, Education, and Welfare, 1979).

11. Baca misalnya Galen C. Bosley, “The Effects of Small Quantities of Alcohol; Ministry, Mei 1986, hlm. 24-27. Para peminum alkohol pada umumnya mengalami kemunduran pada bagian frontal lobes, pusat kecerdasan moral (L.A. Cala, B. Jones, P. Burns, et al, “Result of Computerized Tomography, Psychdmetric Testing and Dietary Studies in Social Drinkers, With Emphasis on Reversibility After Abstinence,” Medical Journal of Australia, 17 September 1983, hlm. 264-269). Bnd. Bosley, “Why a Health Message,’ Adventist Review, 30 July 1987, hlm. 15. Tes psikologis atas peminum minuman alkohol karena pergaulan atau sosial menunjukkan bahwa kemampuan mental mereka dan kebolehan intelektual mereka sungguh nyata kerusakannya (D.A. Parker, ES. Parker, J.A. Brody dan R. Schoenberg. “Alcohol Use and Cognitive Loss Among Employed Men and Women; American Journal of Public Health, Mei 1983, hlm. 521-526). Alkohol bertambah, jumlah orang yang masih ke gereja berkurang (A.M. Eward, R. Wolfe,P. Moll dan E. Harburg, “Psychososial and Behavioral Factors Differentiating Past Drinkers and Lifelong Abstainers,” American Journal of Public Health, Januari 1986, hlm. 69.

12. Baca Bab 15, catatan kaki 8 sebagai bahan diskusi tentang anggur pada waktu Perjamuan Malam. 13. Dalam Perjanjian Lama istilah umum yang digunakan untuk anggur ialah yayin. Istilah ini menunjuk kepada air

anggur pada segala tingkatannya mulai dari yang belum beragi sampai yang sudah beragi, walaupun sering digunakan bagi anggur yang sudah lama yang tentu saja mengandung alkohol. Kata yang umum digunakan untuk anggur yang belum beragi ialah tirosh. Seringkali diterjemahkan dengan kata “anggur baru” yang masih segar diambil dari anggur. Kedua istilah itu diterjemahkan menjadi oinos dalam Septuagin Gerika yang diterjemahkan dari Perjanjian Lama (LXX). Oinos adalah istilah umum yang digunakan untuk anggur di dalam Perjanjian Baru dan menunjuk kepada anggur yang sudah beragi maupun yang belum beragi, bergantung kepada konteksnya. (Untuk Perjanjian Lama baca tulisan Robert P. Teachout, ‘The Use of ‘Wine’ di dalam Perjanjian Lama’ (disertasi doktor 1979, dapat diperoleh dari University Microfilms International, Ann Arbpr, MI); Lael O. Caesar, ‘The Meaning of Yayin”(tesis MA, tidak diterbitkan, Andrews University, Berrien Springs, MI, 1986; William Patton, Bible Wines (Oklahoma City, OK: Sane Press, n.d.). hlm. 54-64. Ungkapan “minuman keras” (shekar dalam bahasa Ibrani) berarti minuman yang manis, umumnya telah beragi dan biasanya terbuat dari bahan selain anggur. Di dalamnya termasuk produk seperti bir (terbuat dari jelai, juwawut atau gandum), dan dari buah kurma. Ungkapan itu tidak dimaksudkan kepada minuman keras yang disuling karena penyulingan belum dikenal bangsa Israel (Patton, hlm. 57, 58, 62). Anggur beragi. Kitab Suci menghakimkan anggur alkohol karena anggur ini menimbulkan kekerasan, kesengsaraan dan kebinasaan (Am. 4:17; 23:29, 35). Anggur beragi itu membuat para pemimpin bangsa Israel menjadi penindas (Yes. 56:10-12) dan mengacaukan pertimbangan para pemimpin bangsa Israel itu (Yes. 28:7) dan juga mengacau- kan pikiran Raja Belsyasar (Dan. 5:1-30). Anggur tidak beragi. Alkitab berbicara baik mengenai anggur yang tidak beragi atau sari buah dan menyatakannya sebagai berkat yang besar. Bahan itu digunakan juga sebagai persembahan bagi Tuhan (Bil. 18:12, 13; Neh. 10:37- 39; 13:12, 13). Bahan yang demikian merupakan salah satu berkat Allah (Kej. 27:28, ‘anggur yang baru”; Ul. 7:13; 11:14; Ams. 3:10; Yes. 65:8; Yl 3:18), “yang menyukakan hati Allah dan manusia” (Hakim-hakim 9:13), dan melambangkan berkat rohani (Yes. 55:1, 2; Ams. 9:2, 3). Minuman yang demikian merupakan minuman yang menyehatkan (1 Tim. 5:23).

14. Lihat misalnya, Drug Enforcement Administration, Drugs of Abuse, edisi ketiga (Washington, D.C.: United States Department of Justice, n.d.); Dan Sperling, “Drug Roundup,” Adventist Review, 9 April 1987, hlm. 12, 13. 15. SDA Church Manual, hlm. 147. 16. Ibid 17. Ibid., hlm. 148. Untuk sekadar contoh cobalah perhatikan kemerosotan yang banyak ter)adi di dunia musik mo-

dern dan dunia hiburan, baca Tipper Gore,RaisingPG Kids in an X-rated Society, (Nashville, TN: Abingdon Press, 1987).

18. “Bentuk lain lagi kepelisiran yang menimbuikan kejahatan ialah dansa. ‘Hiburan berupa dansa sebagaimana yang lazim dilakukan orang dewasa ini, merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memerosotkan, yang mcnda- tangkan kutuk yang mengerikan terhadap masyarakat.’—Amanat Kepada OrangMuda hlm. 399 (bahasa Inggris), juga baca di halaman 192. (Baca juga 2 Kor. 6:15-18; 1 Yoh. 2:15-17; Yak. 4:4; 2 Tim. 2:19-22; Ef. 5:8- 11; Kol. 35-10). “Mengingat pengaruh buruk yang cenderung membawa kepada dosa ini,”seharusnya orang

Kristen janganlah “menunjang kepelisiran yang bersifat komersial dan bergabung dengan yang duniawi, yang acuh tak acuh, janganlah bersatu dengan khalayak yang cinta kepelisiran yang ‘lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah (2 Tim. 3:4)’” (SDA Church Manual, hlm. 148).

19. Ibid., hlm. 146, 147. 20. Untuk mengetahui lebih memadai mengenai makanan vegetaris, baca S. Havala, J. Dyer,”Position of the Ame-

rican Dietetic Association: Vegetarian Diets - Technical Support Paper,” Journal of the American Dietetic Association, Maret 1988, hlm. 352-355; Terry D. Shultx, Winston J. Craig, et al, “Vegetarianism and Health” dalam Nutrition Update, jilid 2, 1985, hlm. 131-141; U.D. Register din L.M. Sonnenberg, “The Vegetarian Diet,” Journal of the American Dietetic Association, Maret 1973, hlm. 253-261.

21. Lihat Komite mengenai Basis Ilmiah Makanan Daging Bagi Bangsa dan Program Inspeksi Unggas, Meat and Poultry Inspection (Washington, D.C.: National Academy Press, 1985), hlm. 21-42; John A. Scharffenberg, Problems With Meat (Santa Barbara, CA: Woodbridge Press, 1979), hlm. 32-35.

22. Lihat, contoh, Komite mengenai Daging dan Inspeksi Unggas,Meat and Poultry Inspection, hlm. 68-123; Robert M. Andrews, “Meat Inspector ‘Eat at Own Risk,’” Washington Post, 16 Mei 1987. 23. Frank Young, Komisaris Administrasi Minuman dan Makanan dan Sanford Miller, Direktur FDA’s Center for Food Safety and Applied Nutrition, sebagaimana dikutip oleh Carole Sugarman, “Rising Fears Over Food Safety,” Washington Post 23 Juli 1986, Bnd White, Counsels on Diet and Foods (Washington, D.C. Review and Herald, 1946), hlm. 384, 385.

24. Scharffenberg, Problems With Meat, hlm. 12-58. 25. Baca Shea, “Clean and Unclean Meats.” (Naskah yang tidak diterbitkan, Lembaga Peneiitian Alkitab, General

Conference MAHK).

26. Winston J. Craig, “Pork and Shellfish-How Safe are They?” Health and Healing 12, No. 1 (1988): 10-12. 27. Perhatian dalam Perjanjian Baru mengenai kesucian sama dengan yang terdapat dalam Perjanjian Lama.

Perhatian yang ditujukan sama antara jasmani dengan rohani (Mat. 4:23; 1 Tes. 5:23; 1 Petr. 1:15, 16). Pernyataan Markus bahwa Yesus mengatakan “semua makanan halal”, (Mrk. 4:29) bukanlah berarti bahwa Ia menghapuskan perbedaan antara makanan yang halal dan yang tidak halal. Pembicaraan antara Yesus dan orang Farisi dan Ahli Taurat tidak ada hubungannya dengan jenis makanan, melainkan berkaitan dengan tata cara makan murid-murid itu. Pokok masalah yang sebenarnya ialah upacara pembasuhan tangan sebelum makan itu perlu atau tidak (Mrk. 7:2-5). Alhasil, Yesus mengatakan apa yang menajiskan seseorang bukanlah makanan yang dimakan karena tangan belum dibasuh melainkan perkara-perkara yang jahat yang timbul dari dalam hati (Mrk. 7:20-23), karena makanan “bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban.” Dengan demikian Yesus menyatakan bahwa semua makanan yang dimakan tanpa membasuh tangan adalah “halal” (Mrk. 7:19). Kata Yunani untuk makanan (bromata) yang digunakan di sini adalah istilah umum atas makanan dari segala jenis makanan yang dimakan manusia; itu bukan menunjuk kepada makanan daging saja. Khayal yang diterima Petrus mengenai binatang, yang ditulis dalam Kisah 10, tidaklah mengajarkan bahwa makanan yang haram telah boleh dimakan, justru sebaliknya yang dimaksudkan ialah orang yang bukan Yahudi tidaklah haram, dan bahwa ia dapat bergaul dengan mereka tanpa dicemarkan. Petrus sendiri memahami makna khayal ini dengan menjelaskan sebagai berikut, “Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir’ (Kis. 10:28). Di dalam suratnya yang ditujukan kepada orang Roma dan Korintus (Rm. 14; 1 Kor. 8:4-13; 10:25-28) Paulus menyampaikan amanat kepada orang-orang Kristen mengenai praktik yang umum dilakukan di dunia orang yang bukan Yahudi untuk mempersembahkan makanan daging bagi para ilah. Masalah yang timbul di kalangan orang Kristen yang mula-mula itu ialah apakah dengan memakan makanan daging itu dianggap merupakan tindakan penyembahan kepada berhala. Orang yang kuat imannya tidak percaya akan berhala itu, dan mereka dapat memakan apa yang dipersembahkan kepada berhala. Dan mereka yang tidak. memiliki iman yang kuat dan hanya memakan sayur-sayuran saja, yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Paulus mengatakan janganlah seorang pun menghina orang yang memakan sayur-sayuran saja, atau menghakimkan orang yang “makan segala jenis makanan”yang dapat dimakan (Rm. 14:2). Paulus memberikan nasihat untuk menentang kemurtadan yang melarang orang percaya mengambil bagian dalam dua hal yang diberikan Tuhan kepada manusia pada waktu penciptaan—pernikahan dan makanan. Makanan yang dimaksudkan di sini ialah makanan yang diberikan Tuhan untuk dimakan manusia. Apa yang dikatakan Paulus di sini janganlah diartikan bahwa makanan haram ‘dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang percaya dan yang telah mengenal kebenaran” (1 Tim. 4:3).

28. Lada, rempah-rempah, bumbu, acar dan bahan pengganti yang serupa merusak perut. Pada mulanya bumbu-bumbu itu merangsang lapisan perut, kemudian lendir penghalang dihancurkan, merusak setiap rintangan hingga luka. Akibatnya otak terpengaruh, setelah itu temperamen pun dipengaruhi dan akhirnya menimbulkan perasaan mudah tersinggung. Bnd MA. Schneider et al., *The Effects of Spices and Condiments,” (Loma Linda, CA: Departemen Nutrisi, Perguruan Kesehatan, Universitas Loma Linda/Mimeografi/). White, Councels on Diet and Food; hlm. 339-345.

29. Sambal dan rempah-rempah dapat juga menghasilkan rangsangan esofagus dan menghancurkan lendir perintang usus kecil dan usus besar. Merangsang ginjal dan mempunyai andil dalam hipertensi. Beberapa dari antaranya berisi carcinogen. Baca Kenneth I. Burke dan Ann Burke, “How Nice Is Spice?” Adventist Review, 8Jamtari 1987, hlm.

14, 15; Departemen Nutrisi, ‘Spices and Condiments”; Marjorie V. Baldwin dan Bernell E. Baldwin, ‘Spices— Recipefor Trouble, Windwood Echoes, Winter 1978-79, hlm. 8-11. 30. William G. Johnsson, “On Behalf of Simplicity,’ Adventist Review, 20 Maret 1986, hlm. 4. 31. The SDA Bible Commentary, jilid 1, hlm. 417. 32. Baca Keputusan-keputusan Rapat Akhir Tahun Divisi Amerika Utara MARK (1986), hlm. 23-25. 33. Penggunaan kosmetik tidaklah sama sekali haram. Sebagian kosmetik itu dibuat secara kimia dan ini dapat masuk

ke dalam peredaran darah karena diserap kulit, pengaruhnya yang merusak kesehatan bergantung kepada kepe- kaan seseorang atas zat kimia itu. Baca N. Shafer, R.W. Shafer, “Potential Carcinogenic Effect of Hair Dyes,” New York State Journal of Medicine, Maret 1976, hlm. 394-396; Samuel J. Taub, “Cosmetic Allergies: What Goes on Under Your Makeup,” Eye, Ears, Nose and Throat, April 1976, hlm.”131, 132; S.J. Taub, “Contaminated Cosmetics and. Cause of Eye Infections,” Eye, Ear, Nose, and Throat, Februari 1975, hlm. 81, 82; Bnd White, “Words to Christian Mothers,” Review and Herald, 17 Oktober 1871.

34. White, The Desire of Ages, hlm. 668.