HUKUM TUHAN ALLAH

BAB 19 HUKUM TUHAN ALLAH

emua mata tertuju ke atas gunung. Pun- S yang kudus—di dalam tangan-Mulah mereka,

caknya ditutupi asap tebal, makin lama pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap makin gelap, merayap serta menyelimuti se- sesuatu dari firman-Mu” (Ul. 33:2, 3). mua gunung dalam misteri. Kilat menyambar

Waktu Ia menyampaikan hukum di atas dalam kegelapan, guntur sambung menyam- Bukit Sinai Allah tidak hanya menyatakan bung. “Gunung Sinai ditutupi seluruhnya de- diri-Nya sendiri sebagai penguasa tertinggi ngan asap, karena Tuhan turun ke atasnya dan dahsyat atas semesta alam. Ia juga dalam api; asapnya membubung seperti asap menggambarkan diri-Nya sebagai penebus dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar umat-Nya (Kel. 20:2). Hal ini dilakukan ka- sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian ke- rena Ia Juruselamat yang telah memanggil ras” (Kel. 19:18, 19). Begitu dahsyat pernya- bukan saja bangsa Israel tetapi juga semua taan kemuliaan hadirat Tuhan sehingga selu- manusia (Pkh. 12:13) untuk menuruti kesepu- ruh bangsa Israel gemetar.

luh ajaran yang singkat, luas dan mencakup Tiba-tiba guntur dan terompet berhenti, tanggung jawab umat manusia terhadap Al- keheningan yang mencengkam terasa. Lalu lah dan sesamanya. Tuhan berbicara dari tengah-tengah kabut

Dan Tuhan Allah berkata: tebal itu, yang mengelilingi-Nya ketika Dia

“Jangan ada padamu allah lain di hadap- berdiri di atas bukit. Digerakkan oleh kasih an-Ku. yang sangat dalam terhadap umat-Nya, Ia

“Jangan membuat bagimu patung yang mengumumkan Sepuluh Hukum. Musa pun menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, berkata: “Tuhan datang dari Sinai... dan da- atau yang ada di bumi di bawah, atau yang tang dari tengah-tengah puluhan ribu orang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak menyembah kepadanya atau beribadah ke- kepada mereka api yang menyala. Sungguh padanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya Allah yang cemburu, yang membalaskan ke- “Jangan membuat bagimu patung yang mengumumkan Sepuluh Hukum. Musa pun menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, berkata: “Tuhan datang dari Sinai... dan da- atau yang ada di bumi di bawah, atau yang tang dari tengah-tengah puluhan ribu orang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak menyembah kepadanya atau beribadah ke- kepada mereka api yang menyala. Sungguh padanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya Allah yang cemburu, yang membalaskan ke-

“Jangan menyebut nama Tuhan, Allah- “Taurat Tuhan itu sempurna” dan “perintah mu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan Tuhan itu murni” (Mzm. 19:8, 9). “Jadi hukum memandang bersalah orang yang menyebut Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga nama-Nya dengan sembarangan.

adalah kudus, benar dan baik” (Rm. 7:12). “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: “Dan segala perintah-Mu adalah benar. Se- ‘Enam hari lamanya engkau akan bekerja jak dahulu aku tahu dari peringatan-peringat- dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi an-Mu, bahwa Engkau telah menetapkannya hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Al- untuk selama-lamanya” (Mzm. 119:151, lahmu; maka jangan melakukan sesuatu pe- 152). Sesungguhnya, “segala perintah-Mu kerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau benar” (Mzm. 119:172). anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu Hukum Moral. Sepuluh hukum yang diberi- atau orang asing yang di tempat kediaman- kan Tuhan menjelaskan pola tingkah laku mu.’”

Tuhan bagi umat manusia. Hukum itu mem- “Sebab enam hari lamanya Tuhan men- berikan penjelasan mengenai hubungan kita jadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dengan Pencipta dan Penebus serta tang- dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah se- gung jawab kita kepada sesama. Kitab Suci babnya Tuhan memberkati hari Sabat dan mengatakan bahwa pelanggaran atas hukum menguduskannya.

Tuhan adalah dosa (1 Yoh. 3:4). “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Hukum Rohani. “Bahwa hukum Taurat Allahmu, kepadamu.

adalah rohani” (Rm. 7:14). Oleh karena itu, “Jangan membunuh.

hanya orang-orang yang rohani dan yang “Jangan berzinah.

memiliki buah Roh dapat menurutinya (Yoh. “Jangan mencuri.

15:4; Gal. 5:22, 23). Roh Allah yang membuat “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang kita mampu melakukan kehendak-Nya (Kis. sesamamu.

1:8; Mzm. 51:11-13). Dengan tetap tinggal di “Jangan mengingini rumah sesamamu; dalam Kristus, kita menerima kuasa yang kita jangan mengingini isterinya, atau hambanya perlukan agar berbuah demi kemuliaan-Nya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau (Yoh. 15:5). lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu” (Kel. 20:3-17).

Hukum-hukum manusia ditujukan hanya kepada perbuatan-perbuatan yang jelas-jelas

SIFAT HUKUM ITU

nyata. Akan tetapi Sepuluh Hukum “luas se- kali” (Mzm. 119:96), menyentuh sampai ke

Sebagai pantulan tabiat Allah, Sepuluh pikiran kita yang paling dalam, menyentuh Hukum merupakan hukum moral, rohani, luas keinginan-keinginan kita, dan juga perasaan Sebagai pantulan tabiat Allah, Sepuluh pikiran kita yang paling dalam, menyentuh Hukum merupakan hukum moral, rohani, luas keinginan-keinginan kita, dan juga perasaan

nyatakan bahwa pelanggaran bermula di karena pelanggaran.” 2

dalam hati (Mat. 5:21, 22, 27, 28; Mrk. 7:21- 23).

Hukum yang Sederhana. Sepuluh Hukum sangat jelas di dalam keluasannya yang se-

Hukum yang Positif. Sepuluh Hukum lebih derhana. Hukum-hukum itu memang singkat dari sekadar satu rangkaian larangan; di da- sehingga seorang anak kecil pun dapat de- lamnya dikandung prinsip yang amat luas ngan mudah menghafalkannya, namun jang- jangkauannya. Yang dicakupnya bukan saja kauannya begitu luas sehingga dicakupnya hal-hal yang tidak boleh kita lakukan, tetapi setiap dosa yang mungkin. juga apa yang seharusnya kita lakukan. Kita

“Tidak ada misteri dalam hukum Allah. tidak boleh hanya menghindari dari perbuatan- Semua dapat memahami kebenaran-kebe- perbuatan yang jahat dan pikiran-pikiran naran yang agung yang terdapat di dalamnya. yang buruk; kita harus belajar menggunakan Pikiran yang paling lemah sekalipun dapat talenta dan karunia yang telah diberikan Tu- menangkap aturan-aturan ini; yang paling ti- han kepada kita untuk tujuan yang baik. Oleh dak berpengetahuan sekalipun dapat mengatur karena itu, setiap perintah yang negatif mem- hidup dan membentuk tabiat yang sesuai punyai dimensi yang positif.

dengan ukuran Ilahi.” 3 Sekadar contoh, misalnya hukum keenam berbunyi “Jangan membunuh,” memiliki sisi Hukum Asas. Sepuluh Hukum adalah ikhti- positif bahwa “Kau harus meningkatkan hi- sar semua asas atau prinsip—yang berlaku dup.” “Kehendak Allah bagi umat-Nya ialah, pada semua manusia dari segala waktu. Al- para pengikut itu meningkatkan segala segi kitab berkata, “Takutlah akan Allah dan yang baik dan kebahagiaan setiap orang yang berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, berada di bawah dan lingkungan pengaruh karena ini adalah kewajiban setiap orang” mereka. Di dalam makna yang sangat dalam (Pkh. 12:13). bahwa perintah injil—kabar baik akan kese- lamatan dan kehidupan kekal di dalam Kris- Dekalog —Dasa Firman, atau Sepuluh Hu- tus Yesus—terletak pada prinsip positif yang kum (Kel. 34:28) — berisi atau terdiri dari dua terdapat dalam hukum keenam. ”1

bagian, ditunjukkan dengan adanya dua loh Hukum yang sepuluh itu janganlah dipan- batu yang berisi tulisan tangan Allah (Ul. dang “sedapat-dapatnya dari sudut larangan, 4:13). Pertama, empat hukum yang pertama sebagaimana juga dari sudut kemurahan. La- mengatur tanggung jawab kita terhadap Pen- rangan-larangan itu justru merupakan jaminan cipta dan Penebus, sedangkan yang terakhir kebahagiaan dalam penurutan. Kalau diterima yang terdiri dari enam hukum mengatur tang- dalam Kristus, maka ia akan bekerja di dalam gung jawab kita terhadap sesama. 4 diri kita untuk memurnikan tabiat yang men-

Kedua bagian ini diambil dari dua asas datangkan kegembiraan kepada kita sepanjang fundamental yang agung dari hal kasih yang abad kekekalan. Kepada yang menurut hu- merupakan landasan berlangsungnya kerajaan kum, hal itu menjadi tembok pelindung. Di Allah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan dalamnya akan kita lihat kebaikan Tuhan, segenap hatimu dan dengan segenap kekuat- Kedua bagian ini diambil dari dua asas datangkan kegembiraan kepada kita sepanjang fundamental yang agung dari hal kasih yang abad kekekalan. Kepada yang menurut hu- merupakan landasan berlangsungnya kerajaan kum, hal itu menjadi tembok pelindung. Di Allah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan dalamnya akan kita lihat kebaikan Tuhan, segenap hatimu dan dengan segenap kekuat-

Untuk membantu bangsa Israel mene- Im. 19:18). Barangsiapa yang menghayati rapkan hukum-hukum itu, Allah memberikan prinsip-prinsip ini maka ia akan selaras de- hukum tambahan yang lebih rinci kepada ngan Sepuluh Hukum, karena perintah itu mereka yang mengatur hubungan mereka mengungkapkan asas-asas ini dengan rinci kepada-Nya dan kepada masing-masing me- sekali.

reka. Beberapa dari antara undang-undang Hukum yang pertama menyatakan seca- tambahan ini berfokus pada undang-undang ra langsung perbaktian hanya kepada satu warga sipil bangsa Israel (hukum sipil), se- Tuhan saja. Kedua menyatakan supaya ja- mentara yang lain mengatur upacara-upa-

ngan menyembah ilah. 5 Hukum yang ketiga cara pelayanan di bait Allah (hukum keupa- melarang sikap sembarangan dan bersumpah caraan). Tuhan Allah menyampaikan hukum- palsu dengan menggunakan nama Tuhan. hukum tambahan ini kepada umat dengan Hukum yang keempat mengatakan supaya perantaraan Musa yang kemudian menulis- menyucikan Sabat dan merupakan ciri-ciri kannya dalam “buku hukum,” dan menempat- Allah yang benar selaku Pencipta langit dan kannya di samping “tabut perjanjian” (Ul. bumi.

31:25, 26)— tidak di dalam tabut sebagaimana Hukum yang kelima mengharuskan anak- dilakukannya dengan penyataan tertinggi anak tunduk kepada orang tua mereka seba- Allah, yakni Sepuluh Hukum itu. Hukum-hu- gai yang diangkat Tuhan untuk meneruskan kum tambahan ini dikenal sebagai “kitab hu- penyataan kehendak-Nya kepada generasi kum Musa” (Yos. 8:31; Neh. 8:1; 2 Taw. berikutnya (baca Ul. 4:6-9; 6:1-7). Yang ke- 25:4) atau dengan “Hukum Musa” (2 Raj. enam merupakan hukum yang melindungi 23:25; 2 Taw. 23:18). 7 hidup sebagai kehidupan yang kudus. Yang ketujuh menjaga kesucian dan kemurnian Hukum yang Menyenangkan. Hukum hubungan perkawinan. Yang kedelapan ada- Tuhan itu merupakan inspirasi bagi jiwa. lah hukum yang melindungi harta milik. Yang Penulis Mazmur berkata, “Betapa kucintai kesembilan untuk menjaga agar tetap benar Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang dan membuang dusta. Sedangkan yang kese- hari.” “Itulah sebabnya aku mencintai perin- puluh ditujukan kepada akar semua hubungan tah-perintah-Mu lebih daripada emas, bahkan manusia dengan melarang orang mengingin- daripada emas tua.” Walaupun apabila “aku

kan kepunyaan orang lain. 6 ditimpa kesesakan dan kesusahan,” katanya lebih lanjut, “tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku” (Mzm. 119:97, 127,143).

Hukum yang Unik. Sepuluh Hukum tentu- Kepada barangsiapa yang mengasihi Allah, lah merupakan hukum yang unik dan tegas “Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 yang diucapkan Tuhan dengan nyaring kepa- Yoh. 5:3). Para pelanggar yang menganggap

da seluruh bangsa (U1. 5:22).Hukum ini tidak hukum itu sebagai kuk yang menyusahkan, dipercayakan Tuhan kepada pikiran yang karena pikiran yang penuh dengan dosa mudah lupa, oleh karena itu Tuhan mengukir- “tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini nya dengan jari-Nya sendiri di atas dua loh memang tidak mungkin baginya” (Rm. 8:7).

MAKSUD HUKUM

Nya,” kata Kitab Suci, “... karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan

Allah memberikan hukum-Nya agar umat yang berlaku atas segala sesuatu yang ter- memperoleh berkat yang berkelimpahan ser- sembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” Pkh. ta membimbing mereka ke dalam hubungan 12:13, 14; bandingkan Yak. 2:12). yang menyelamatkan dengan diri-Nya. Co-

Hati nurani manusia beraneka-ragam. balah perhatikan dengan saksama tujuan dan Ada hati nurani yang “lemah,” sedangkan maksud yang dirinci secara khusus ini:

yang lain “najis” “jahat” atau “tipu daya pen- dusta” (1 Kor 8:7, 12; Tit. 1:15; Ibr. 10:22; 1

Hukum itu Menyatakan Kehendak Al- Tim. 4:2). Sama seperti jam, bagaimana pun lah bagi Manusia. Sebagai ungkapan tabiat baiknya, harus “diatur” oleh ukuran yang pas dan kasih Allah, Sepuluh Hukum menyatakan dengannya. Hati nurani kita mengatakan kehendak dan maksud Allah bagi manusia. bahwa kita harus melakukan yang baik, akan Hukum itu menuntut perlunya penurutan tetapi hati nurani itu tidak mengatakan kepa- yang sempurna, “sebab barangsiapa menuruti

da kita apa yang baik. Hanya hati nurani yang seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu telah diatur dengan ukuran agung yang dite- bagian dari padanya, ia bersalah terhadap tapkan Allah–dengan hukum-Nya—dapat seluruhnya” (Yak. 2:10). Penurutan terhadap menjaga kita menyimpang ke dalam dosa. 9 hukum, sebagai peraturan yang menguasai hidup, sangat penting bagi keselamatan kita. Ditunjukkannya Dosa. Tanpa Sepuluh Hu- Kristus sendiri berkata, “Jikalau engkau ingin kum umat tidak dapat melihat dengan jelas masuk ke dalam hidup, turutilah segala perin- kesucian Allah, kesalahan mereka, atau per- tah Allah” (Mat. 19:17). Penurutan ini hanya lunya mereka bertobat. mungkin dengan adanya Roh Kudus.

Apabila mereka tidak mengetahui bahwa mereka melanggar hukum Allah, maka mere- Basis Perjanjian Allah. Musa menuliskan ka tidak akan merasakan bahwa mereka hi- kembali Sepuluh Hukum berikut penjelasan- lang, atau perlunya bagi mereka pendamaian penjelasan hukum lainnya di dalam buku yang dengan darah Kristus.

Membantu manusia supaya mengetahui mudian ia menyebut Sepuluh Hukum “loh-loh keadaan mereka yang sebenarnya, maka batu, loh-loh perjanjian” menunjukkan penting- fungsi hukum adalah seperti sebuah cermin nya sebagai basis perjanjian kekal (Ul. 9:9; (baca Yak. 1:23-25). Barangsiapa yang “me- bandingkan 4:13. Tentang perjanjian ini, lihat mandang” ke dalamnya maka mereka akan kembali bab 7).

disebut buku perjanjian (Kel. 20:1-24:8). 8 Ke-

melihat cacat tabiat sendiri yang bertentangan dengan tabiat Allah yang benar. Oleh karena

Fungsinya sebagai Standar Penghakiman. itu, hukum moral menunjukkan bahwa selu- Seperti halnya Tuhan, “segala perintah-Nya ruh dunia `bersalah di hadapan Allah (Rm. benar” (Mzm. 119:172). Oleh karena itu, hu- 3:20) karena “sebab dosa ialah pelanggaran kum seperangkat ukuran kebenaran. Masing- hukum” (1 Yoh. 3:4). Sesungguhnya, kata masing kita akan ditimbang dan dihakimkan Paulus, “Justru oleh hukum Taurat aku telah dengan ukuran prinsip kebenaran ini, bukan mengenal dosa” (Rm. 7:7). Meyakinkan dengan hati nurani kita. “Takutlah akan Allah orang-orang yang berdosa atas dosa mereka, dan berpeganglah pada perintah-perintah- akan membantu mereka sadar bahwa mere- Fungsinya sebagai Standar Penghakiman. itu, hukum moral menunjukkan bahwa selu- Seperti halnya Tuhan, “segala perintah-Nya ruh dunia `bersalah di hadapan Allah (Rm. benar” (Mzm. 119:172). Oleh karena itu, hu- 3:20) karena “sebab dosa ialah pelanggaran kum seperangkat ukuran kebenaran. Masing- hukum” (1 Yoh. 3:4). Sesungguhnya, kata masing kita akan ditimbang dan dihakimkan Paulus, “Justru oleh hukum Taurat aku telah dengan ukuran prinsip kebenaran ini, bukan mengenal dosa” (Rm. 7:7). Meyakinkan dengan hati nurani kita. “Takutlah akan Allah orang-orang yang berdosa atas dosa mereka, dan berpeganglah pada perintah-perintah- akan membantu mereka sadar bahwa mere-

Disediakannya Kebebasan yang Sejati.

Kristus berkata bahwa “setiap orang yang Alat Pertobatan. Hukum Allah merupakan berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh. alat Roh Kudus yang digunakan untuk men- 8:34). Apabila kita melanggar hukum Allah, datangkan pertobatan dalam diri kita: “Taurat maka kita kehilangan kebebasan; akan tetapi Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa” kalau menurut Hukum yang Sepuluh, diberi- (Mzm. 19:8). Apabila kita telah melihat tabiat kan kepada kita jaminan yang sejati. Hidup kita yang sebenarnya maka kita menyadari yang selaras dengan hukum Allah berarti ke- bahwa kita adalah orang berdosa, kita berada bebasan dari dosa. Itu berarti kebebasan dari di barisan orang yang akan dihukum mati hal-hal yang biasanya mengikuti dosa—ke- tanpa harapan, sehingga kita merasa perlu- cemasan yang berkelanjutan, luka hati nurani, nya seorang Juruselamat. Dengan demikianlah rasa bersalah yang bertumbuh dan penyesalan kabar baik injil itu menjadi benar-benar ber- yang melemahkan daya hidup yang vital. makna. Hukum itu mengarahkan kita kepada Pemazmur berkata, “Aku hendak hidup da- Kristus, satusatunya harapan yang dapat lam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah- membantu kita lepas dari keadaan putus Mu” (Mzm. 119:45). Yakobus menyebut De-

asa. 10 Dalam pengertian seperti inilah Paulus kalog itu “hukum utama,” “hukum yang sem- merujuk baik kepada hukum moral maupun purna, yaitu hukum yang memerdekakan hukum keupacaraan sebagai “penuntun bagi orang” (Yak. 2:8; 1:25). kita” yang membawa kita kepada Kristus,

Agar kita dapat menerima kemerdekaan “supaya kita dibenarkan karena iman” (Gal. ini, Yesus mengundang kita supaya datang 3:24). 11 kepada-Nya dengan beban dosa kita. Ia Walaupun hukum itu menyatakan dosa memberikan kepada kita kuk-Nya yang ri- kita, ia tidak dapat dan tidak akan pernah ngan (Mat. 11:29, 30). Sebuah kuk adalah alat menyelamatkan kita. Seperti halnya air yang untuk melayani. Dengan membagi beban, membersihkan wajah yang kotor, demikianlah tugas yang dibebankan akan lebih ringan. kita, setelah kita menemukan kekurangan Kristus membagi kuk dengan kita. Kuk itulah kita di dalam cermin hukum moral Allah, hukum; “hukum kasih yang agung dinyatakan mencapai sumber yang terbuka “untuk mem- di taman Eden, diumumkan di bukit Sinai, dan basuh dosa dan kecemaran” (Za. 13:1) dan di dalam perjanjian baru dituliskan dalam hati, dibasuh dengan “darah Anak Domba” (Why. itulah yang mengikat pekerja manusia ke

7:14). Kita harus memandang kepada Kris- dalam kehendak Allah.” 13 Apabila kita sepe- tus, “dan sebagaimana Kristus dinyatakan... nanggungan kuk dengan Kristus, Ia menang- (kepada kita) di atas kayu salib Golgota, mati gung beban yang berat dan menjadikan penu- di bawah himpitan beban dosa seluruh dunia, rutan itu sebagai sesuatu kesukaan. Ia me- Roh Kudus menunjukkan... (kepada kita) nyanggupkan kita hingga berhasil melaku- sikap Allah terhadap semua orang yang kan apa yang tadinya tidak mungkin. Oleh

bertobat dari dosa pelanggaran mereka.” 12 karena itu, hukum yang tertulis dalam batin Maka, pengharapan mengisi jiwa kita, dan di kita, menjadi sebuah kegembiraan dan kesu- bertobat dari dosa pelanggaran mereka.” 12 karena itu, hukum yang tertulis dalam batin Maka, pengharapan mengisi jiwa kita, dan di kita, menjadi sebuah kegembiraan dan kesu-

dapat berubah, dan sahih secara permanen Jika hukum itu diberikan tanpa kuasa bagi manusia. Orang-orang Kristen dari za- Kristus, maka tidak ada kemerdekaan dari man ke zaman mengukuhkan keteguhan dan dosa. Akan tetapi anugerah Allah yang me- kekekalan hukum Allah, dengan kokoh mem- nyelamatkan, yang tidak membatalkan hu- benarkan keabsahannya secara terus-mene- kum itu, membawa kuasa yang membebaskan rus. 15 dari dosa, karena “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Kor. 3:17).

Hukum sebelum Sinai. Hukum Tuhan su- dah ada jauh sebelum diberikan-Nya Sepuluh

Mengekang Kejahatan dan Mendatang- Hukum kepada bangsa Israel. Sebab kalau kan Berkat. Pertambahan kejahatan, keke- tidak demikian, maka sebelum Sinai tidak ada rasan, kebejatan moral dan kekejian yang dosa, “sebab dosa ialah pelanggaran hukum merajalela di dunia adalah akibat melalaikan Allah” (1 Yoh. 3:4). Fakta bahwa Lusifer dan Sepuluh Firman. Di mana hukum diterima de- malaikat-malaikatnya dinyatakan berdosa ngan baik, dosa dikekang dan dirintangi, di menjadi bukti bahwa hukum sudah ada jauh situlah perbuatan yang benar dianjurkan, dan sebelum Penciptaan (2 Ptr. 2:4). menjadi sarana menegakkan kebenaran.

Tatkala Allah menjadikan Adam dan Ha- Bangsa-bangsa yang menerapkan asas-asas wa di dalam gambar-Nya, Ia menanamkan itu ke dalam hukum-hukum mereka akan asas-asas moral dari hukum itu di dalam be- memperoleh berkat besar. Sebaliknya, apabi- nak mereka, secara alamiah diberikan kepa- la tidak menghiraukan asas-asas ini maka ke-

da mereka agar mereka dapat melakukan ke- munduran yang terus-menerus akan terjadi. hendak-Nya. Pelanggaran yang dilakukan Pada zaman Perjanjian Lama Allah sering mereka membuat dosa dikenal keturunan memberkati bangsa-bangsa dan individu se- umat manusia (Rm. 5:12). laras dengan penurutan mereka terhadap hu-

Kemudian Allah mengatakan tentang kum-Nya. “Kebenaran meninggikan derajat Abraham bahwa ia “telah mendengarkan fir- bangsa,” kata Kitab Suci, dan sebuah “takhta man-Ku dan memelihara kewajibannya ke- menjadi kokoh oleh kebenaran” (Ams. 14:34; pada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan 16:12). Barangsiapa yang menolak menuruti dan hukum-Ku” (Kej. 26:4, 5). Dan Musa perintah-perintah Tuhan akan menghadapi mengajarkan peraturan-peraturan Tuhan ancaman malapetaka (Mzm. 89:31, 32). “Ku- dan hukum-Nya sebelum Sinai (Kel. 16; tuk Tuhan ada di dalam rumah orang fasik, 18:16). Studi mengenai buku Kejadian me- tetapi tempat kediaman orang benar diber- nunjukkan bahwa Sepuluh Hukum telah dike- kati-Nya” (Ams. 3:33; bandingkan Im. 26; nal baik sebelum Sinai. Buku itu menyatakan Ul. 28). Prinsip umum yang lama tetap ber- dengan jelas bahwa umat mengetahui bawa

laku sampai hari ini. 14 sebelum Allah memberikan Sepuluh Firman (Dekalog) itu, perbuatan-perbuatan yang

KEKEKALAN HUKUM ITU

dilarang itu salah. 16 Pengertian yang telah diterima secara umum ini, yakni hukum mo- Karena hukum moral yang sepuluh itu ral, menunjukkan bahwa Allah harus menye- merupakan refleksi tabiat Allah, maka prin- diakan bagi manusia pengetahuan mengenai sip-prinsip itu tidaklah bersifat sementara Sepuluh hukum.

Hukum di Sinai. Selama masa perhambaan dap hukum-hukum itu mencapai klimaks per- yang cukup lama di Mesir, sebuah bangsa sis mendahului kedatangan Kristus yang yang tidak mengakui Allah yang benar (Kel. kedua kali. Nubuat menunjukkan bahwa Se- 5:2), orang-orang Israel hidup di tengah-te- tan akan memimpin sejumlah besar manusia ngah penyembah berhala dan kebejatan. Aki- untuk mengingkari Allah (Why. 12:9). De- batnya, mereka lupa dan kehilangan penger- ngan bekerja sama dengan kuasa “binatang” tian yang mendalam atas kesucian, kemurnian itu, ia akan mengarahkan perhatian dunia dan prinsip-prinsip moral yang diberikan dan terhadap binatang itu, bukan kepada Allah dimiliki Allah. Status mereka sebagai hamba (Why. 13:3; untuk . memperoleh keterangan mempersulit mereka untuk menyembah dan lebih lanjut mengenai nubuat ini, silakan baca berbakti kepada Tuhan.

kembali bab 12).

Menjawab seruan permintaan mereka yang amat sangat, Allah mengingat perjanjian-

1. Hukum di bawah serangan. Daniel 7 Nya kepada Abraham dan bertekad mele- menggambarkan kuasa yang sama dengan paskan umat-Nya keluar dari “dapur pelebur- menyebut tanduk kecil. Bab ini mengutarakan an” (Ul. 4:20) dengan membawa mereka ke empat binatang besar, yang mana, bahkan sebuah negeri “agar supaya mereka tetap sejak masa Kristus, para penafsir Alkitab te- mengikuti ketetapan-Nya, dan memegang lah mengidentifikasinya sebagai kuasa-kuasa segala pengajaran-Nya” (Mzm. 105:43-45). dunia yang besar: Babilon, Medo-Persia, Ge-

Setelah mereka dilepaskan, lalu Ia me- rika dan Roma. Sepuluh tanduk dari empat nuntun mereka ke Gunung Sinai untuk mem- binatang besar itu menggambarkan pembagian berikan kepada mereka hukum moral yang Kerajaan Roma setelah kejatuhannya (476 menjadi ukuran pemerintahan-Nya dan hu- TM). 17 kum-hukum keupacaraan yang mengajarkan

Khayal Daniel berpusat pada tanduk kepada mereka jalan keselamatan adalah kecil, sebuah kuasa menghujat yang mengeri- melalui pengorbanan pendamaian Jurusela- kan yang bangkit di tengah-tengah sepuluh mat. Di Sinai, kemudian Tuhan memberikan tanduk, menyatakan timbulnya sebuah kuasa hukum secara langsung, dalam bentuk yang dahsyat sesudah terpecah-pecahnya Keraja- sederhana dan jelas, dengan istilah yang mu- an Roma. Kuasa ini akan mencoba meng- dah, “oleh karena pelanggaran-pelanggaran” ubah hukum Allah (Dan. 7:25) dan akan terus (Gal. 3:19), “supaya oleh perintah itu dosa berlangsung sampai kedatangan Kristus lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa” kembali (lihat bab 19). Serangan ini sendiri (Rm. 7:13). Hanyalah dengan membuat hu- membuktikan makna yang terus-menerus kum Allah lebih terfokus maka mereka, hukum itu di dalam rencana keselamatan. bangsa Israel, akan menyadari pelanggaran Khayal berakhir dengan menjamin kembali mereka lebih tajam, sehingga mengetahui ke- umat Allah, bahwa kuasa ini tidak akan ber- beradaan mereka yang tanpa daya, dan me- hasil melenyapkan hukum itu, karena peng- reka nengetahui betapa perlunya keselamatan. hakiman akan membinasakan tanduk kecil itu

(Dan. 7:11; 26-28).

Hukum sebelum Kedatangan Kristus

Kedua Kali. Alkitab menunjukkan bahwa

2. Orang-orang Saleh mempertahan-

hukum Tuhan menjadi sasaran serangan Se- kan hukum itu. Penurutan menjadi ciri-ciri tan dan perang yang dilancarkannya terha- orang saleh yang menanti Kedatangan Kris- hukum Tuhan menjadi sasaran serangan Se- kan hukum itu. Penurutan menjadi ciri-ciri tan dan perang yang dilancarkannya terha- orang saleh yang menanti Kedatangan Kris-

Buku Wahyu juga menggambarkan pem- Kitab Suci melukiskan mereka sebagai ber- bukaan bait suci surga, yang menampakkan ikut: Mereka “yang menuruti perintah Allah pemandangan atas “tabut perjanjian-Nya” dan memiliki iman kepada kesaksian Yesus” (Why. 11:19). Frasa tabut perjanjian menun- (Why. 12:17; 14:12) dan yang dengan sabar juk kepada tabut pada bait suci dunia; yang menanti kedatangan Kristus kembali.

berisi loh batu yang di dalamnya tertulis “fir- Dalam persiapan menanti Kedatangan man perjanjian” yakni Sepuluh Hukum” (Kel. Kristus kedua kali, umat ini mengumumkan 34:27; bandingkan Bil. 10:33; U1. 9:9). Tabut Injil, memanggil orang lain supaya menyembah perjanjian itu, yang terdapat di dalam bait suci Tuhan sebagai Pencipta (Why. 14:6, 7). Ba- surga adalah tabut yang asli yang berisi per- rangsiapa yang menyembah Allah di dalam kataan perjanjian kekal––Sepuluh firman kasih akan menuruti-Nya; sebagaimana yang yang asli. Maka jelaslah bahwa waktu peng- dikatakan Yohanes: “Sebab inilah kasih ke- hakiman terakhir yang dilakukan Allah atas pada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti pe- dunia ini (Why. 11:18), berhubungan dengan rintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya pembukaan bait suci surga dengan berfo- tidak berat” (1 Yoh. 5:3).

kuskan pada tabut dengan Sepuluh Hukum— sesungguhnya, merupakan sebuah gambaran

3. Pengadilan Tuhan dan hukum. yang pantas dari besarnya hukum Allah se- Pengadilan yang dilakukan Tuhan dengan bagai ukuran penghakiman. mendatangkan ketujuh malapetaka atas

orang yang tidak menuruti hukum itu bermula HUKUM DAN INJIL

dari kaabah “Bait Suci”—kemah kesaksian di surga (Why. 15:5). Bangsa Israel telah

Keselamatan adalah karunia yang datang kenal betul ungkapan Bait Suci—kemah karena anugerah melalui iman, bukan karya kesaksian; yang dimaksudkannya ialah ke- dari hukum itu (Ef. 2:8). “Bukan karena per- mah yang dibangun oleh Musa (Bil. 1:50, 53; buatan yang baik karena melakukan hukum, 17:8; 18:2). Disebut demikian karena kemah bukan dengan usaha yang bagaimana pun suci itu memuat “kesaksian” (Kel. 26:34), yang dipujikan, bukan pula karena perbuatan yang berisi “kedua loh hukum” (Kel. 31:18). yang baik—apakah banyak atau sedikit, pe- Oleh karena itu, Sepuluh Hukum adalah ngorbanan atau tidak,—dengan cara bagaima- “kesaksian”—saksi bagi manusia dari hal na pun dapat membenarkan orang berdosa kehendak Allah (Kel. 34:28, 29).

(Tit. 3:5; Rm. 3:20).” 18 Akan tetapi Wahyu 15:5 menunjuk kepa-

Di dalam Kitab Suci terdapatlah kese-

da “Bait Suci—kemah kesaksian di surga. larasan yang sempurna antara hukum dan “Bait suci yang dibuat Musa hanyalah sebuah Injil, satu dengan yang lain saling meninggikan. contoh bait suci yang di surga (Kel. 25:8, 40; bandingkan Ibr. 8:1-5); aslinya yang besar— Hukum dan Injil sebelum Sinai. Apabila sepuluh hukum itu—disimpan di sana. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka Penghakiman terakhir sangat erat kaitannya tahulah mereka apa artinya bersalah, takut, dengan pelanggaran terhadap hukum Allah dan kekurangan (Kej. 3:10). Allah menyambut menjadi bukti tambahan betapa abadinya Se- dan menjawab atas kekurangan mereka bu- da “Bait Suci—kemah kesaksian di surga. larasan yang sempurna antara hukum dan “Bait suci yang dibuat Musa hanyalah sebuah Injil, satu dengan yang lain saling meninggikan. contoh bait suci yang di surga (Kel. 25:8, 40; bandingkan Ibr. 8:1-5); aslinya yang besar— Hukum dan Injil sebelum Sinai. Apabila sepuluh hukum itu—disimpan di sana. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka Penghakiman terakhir sangat erat kaitannya tahulah mereka apa artinya bersalah, takut, dengan pelanggaran terhadap hukum Allah dan kekurangan (Kej. 3:10). Allah menyambut menjadi bukti tambahan betapa abadinya Se- dan menjawab atas kekurangan mereka bu-

Nya yang menyelamatkan. Injil ini berisi janji penebusan melalui Ju-

Di Bukit Sinai Allah memberikan sebagi- ruselamat, benih perempuan itu, yang pada an besar hukum keupacaraan yang berhu- suatu ketika kelak akan datang dan menang bungan dengan pembangunan kaabah, yang atas yang jahat (Kej. 3:15). Sistem persem- menjadi tempat kediaman Allah bersama bahan yang diberikan Tuhan untuk mengajar- umat-Nya dan tempat berjumpa dengan me- kan kepada mereka pentingnya kebenaran reka untuk membagikan berkat-berkat-Nya mengenai pendamaian: bahwa pengampunan serta mengampuni dosa-dosa mereka (Kel. dapat diperoleh hanya melalui penumpahan 24:9-31:18). Perluasan sistem persembahan darah—melalui kematian Juruselamat. De- yang sederhana ini telah ada sebelum Sinai, ngan mempercayai bahwa korban binatang membayangkan karya pengantaraan Kristus yang dipersembahkan itu merupakan lambang bagi penebusan orang-orang yang berdosa kematian yang mendatangkan pendamaian dan pengesahan kuasa dan kesucian hukum dari Kristus demi mereka, maka mereka Allah.

Tempat kediaman Allah adalah di Bilik reka diselamatkan oleh anugerah.

memperoleh pengampunan dari dosa. 19 Me-

Yang Mahasuci yang terdapat di dunia, di Janji Injil ini adalah pusat perjanjian Allah tempat kemurahan di tabut tempat beradanya yang kekal dari hal anugerah yang diberikan Sepuluh Hukum. Setiap aspek pelayanan bait kepada manusia (Kej. 12:1-3; 15:4, 5; 17:1-9). suci melambangkan Juruselamat. Korban Hal ini sangat erat kaitannya dengan penu- sembelihan menunjukkan kematian-Nya rutan kepada hukum Allah (Kej. 18:18, 19; yang mengadakan pengantaraan, yang akan 26:4, 5). Kepastian janji Allah itu adalah Anak menebus umat manusia dari hukuman yang Allah, yang satu-satunya menjadi inti Injil, didatangkan oleh hukum itu (baca bab 4 dan yakni “sejak dunia dijadikan di dalam kitab 9). kehidupan dari Anak Domba, yang telah di-

Sementara Dekalog atau Sepuluh Firman sembelih” (Why. 13:8). Anugerah Allah, se- itu ditempatkan di dalam tabut, hukum-hukum gera berlangsung begitu Adam dan Hawa keupacaraan, bersama-sama dengan pera- jatuh ke dalam dosa. Daud berkata, ”Tetapi turan-peraturan sipil yang diberikan Tuhan kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sam- telah dituliskan di dalam “Buku Hukum” dan pai selama-lamanya atas orang-orang yang ditempatkan di samping tabut perjanjian se- takut akan Dia, ...bagi orang-orang yang ber- bagai “saksi di situ terhadap engkau” (Ul. pegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat 31:26). Apabila mereka berdosa, maka “sak- untuk melakukan titah-Nya” (Mzm. 103:17, si” ini akan menghakimkan perbuatan mere- 18).

ka serta menyediakan syarat yang terinci dan panjang lebar mengenai pendamaian dengan

Hukum dan Injil di Sinai. Ada hubungan Allah. Mulai dari Sinai sampai kepada kema- yang erat antara Sepuluh Firman dengan Injil. tian Kristus, para pelanggar Sepuluh Hukum Pendahuluan hukum itu, misalnya, menunjuk dapat memperoleh pengharapan, pengam- kepada Allah sebagai Penebus (Kel. 20:1). punan dan penyucian dengan iman dalam Injil Hukum dan Injil di Sinai. Ada hubungan Allah. Mulai dari Sinai sampai kepada kema- yang erat antara Sepuluh Firman dengan Injil. tian Kristus, para pelanggar Sepuluh Hukum Pendahuluan hukum itu, misalnya, menunjuk dapat memperoleh pengharapan, pengam- kepada Allah sebagai Penebus (Kel. 20:1). punan dan penyucian dengan iman dalam Injil

tidak perlu lagi mengadakan upacara yang telah dihapuskan, karena hal itu tidak dapat

Hukum dan Injil Sesudah Salib. Sesuai menghapus dosa atau menyucikan hati nurani dengan pengamatan sebagian besar orang (Ibr. 10:4; 9:9, 14). Tidak perlu lagi dicemas- Kristen, Alkitab menunjukkan bahwa semen- kan hukum-hukum keupacaraan, berikut sya- tara kematian Kristus menghapuskan hukum rat-syarat yang rumit mengenai persembahan keupacaraan, maka dikukuhkan seterusnya makanan dan minuman, perayaan-perayaan

keabsahan hukum moral. 20 Simaklah bukti atas pelbagai festival (Paskah, Pentakosta, berikut ini:

dsb.), bulan baru, atau sabat-sabat keupacara- an (Kol. 2:16; bandingkan Ibr. 9:10), yang ha-

1. Hukum keupacaraan. Apabila Kris- nya merupakan “bayangan dari apa yang ha- tus mati, Ia menggenapi lambang nubuat sis- rus datang” (Kol. 2:17). 21 tem korban-korban persembahan. Lambang

Dengan kematian Yesus, orang-orang dengan yang dilambangkannya bertemu, se- percaya tidak perlu lagi berhubungan dengan hingga berakhirlah hukum keupacaraan itu. bayang-bayang—refleksi realitas Kristus. Berabad-abad sebelumnya Daniel telah me- Secara langsung sekarang mereka dapat ramalkan bahwa kematian Mesias akan menghampiri Juruselamat sendiri, “sedang “menghentikan korban sembelihan dan kor- wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:17). ban santapan” (Dan. 9:27; baca juga bab 4).

Karena penafsiran orang-orang Yahudi, Waktu Yesus mati, tirai di bait suci secara maka hukum keupacaraan itu telah menjadi ajaib tercarik dua dari atas ke bawah (Mat. sebuah perintang antara mereka dengan 27:51), menunjukkan berakhirnya makna ro- bangsa-bangsa lain. Hal itu telah menjadi hani pelayanan di bait suci.

rintangan besar bagi misi mereka yang sebe- Walaupun hukum keupacaraan memenuhi narnya dimaksudkan untuk menerangi dunia peran penting sebelum kematian Kristus, da- dengan kemuliaan Tuhan. Kematian Kristus lam banyak hal hukum ini tidaklah sempurna, menghapuskan “segala perintah dan keten- karena sebagai “bayangan saja dari kesela- tuannya,” meruntuhkan “tembok pemisah” matan yang akan datang” (Ibr. 10:1). Yang antara orang yang bukan Yahudi dan orang diperankannya ialah tujuan yang bersifat se- Yahudi sehingga menciptakan sebuah kelu- mentara dan membebani umat Allah sampai arga baru, yakni umat percaya, yang diperda- tibanya “waktu pembaharuan” (Ibr. 9:10; maikan ke dalam “satu tubuh... pada salib itu” bandingkan Gal. 3:19)—sampai tiba waktu- (Ef. 2:14-16). nya Kristus mati sebagai Domba Allah yang sejati.

2. Sepuluh Hukum dengan salib. Se- Pada waktu kematian Kristus batas hu- mentara kematian Kristus mengakhiri otoritas kum keupacaraan berakhir. Korban penda- hukum keupacaraan, justru Sepuluh Hukum maian yang dilakukan-Nya cukup mengam- itu ditegakkannya. Kristus menanggung ku- puni dosa-dosa semua orang. Tindakan ini tuk hukum, dengan demikian membebaskan “menghapuskan surat utang, yang oleh ke- umat percaya dari hukuman. Dengan mela- tentuan-ketentuan hukum mendakwa dan kukan demikian, bukan berarti bahwa hukum mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya de- itu sudah dihapuskan dan memberikan kebe- ngan memakukannya pada kayu salib” (Kol. basan kepada kita untuk melanggar asas- 2. Sepuluh Hukum dengan salib. Se- Pada waktu kematian Kristus batas hu- mentara kematian Kristus mengakhiri otoritas kum keupacaraan berakhir. Korban penda- hukum keupacaraan, justru Sepuluh Hukum maian yang dilakukan-Nya cukup mengam- itu ditegakkannya. Kristus menanggung ku- puni dosa-dosa semua orang. Tindakan ini tuk hukum, dengan demikian membebaskan “menghapuskan surat utang, yang oleh ke- umat percaya dari hukuman. Dengan mela- tentuan-ketentuan hukum mendakwa dan kukan demikian, bukan berarti bahwa hukum mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya de- itu sudah dihapuskan dan memberikan kebe- ngan memakukannya pada kayu salib” (Kol. basan kepada kita untuk melanggar asas-

lui kebenaran-Nya yang dihisabkan. 24

Calvin dengan tegas mengatakan bahwa Di bawah anugerah itu, bukanlah berarti “kita tidak boleh membayangkan bahwa ke- orang-orang beriman bebas dan “bertekun datangan Kristus telah membebaskan kita dalam dosa, supaya semakin bertambah ka- dari kekuasaan hukum; karena hukum itulah sih karunia” (Rm. 6:1). Sebaliknya, anugerah peraturan yang abadi dari pengabdian dan hi- menambah kuasa yang membuat penurutan dup yang suci, dan harus, karena itulah kea- dan kemenangan atas dosa itu mungkin di- dilan Allah yang tidak pernah dapat ber- peroleh. ”Demikianlah sekarang tidak ada

ubah.” 22 penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Paulus melukiskan hubungan antara pe- Kristus” (dalam bahasa Indonesia terjemahan nurutan dan Injil anugerah yang menyela- baru) “yang tidak menuruti keinginan daging matkan. Memanggil orang-orang beriman melainkan menurut Roh” (terjemahan dalam agar hidup suci, ia menantang mereka agar bahasa Inggris (Rm. 8:1). mereka mempersembahkan diri sendiri

Kematian Kristus memuliakan dan mem- “menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab besarkan hukum, meninggikan otoritasnya kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, yang bersifat universal. Jika Sepuluh Hukum karena kamu tidak berada di bawah hukum (Dekalog) dapat diubah, maka Kristus tidak Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Rm. perlu mati. Akan tetapi karena hukum ini 6:13, 14). Oleh karena itu, orang Kristen tidak mutlak dan tidak dapat diubah, kematian memelihara hukum untuk memperoleh kese- menjadi syarat pembayarannya. Dengan ma- lamatan—barangsiapa yang berusaha mela- tinya Kristus di kayu palang, persyaratan ini kukan pemeliharaan hukum itu untuk mem- dipenuhi, memungkinkan kehidupan kekal peroleh keselamatan hanyalah akan memper- dapat diperoleh semua orang yang menerima dalam perhambaan dalam dosa. “Selama ma- pengorbanan-Nya yang amat mulia itu. nusia berada di bawah hukum ia tetap di ba-

wah kuasa dosa, karena hukum tidak dapat PENURUTAN KEPADA HUKUM

menyelamatkan seseorang dari hukuman mau pun dari kuasa dosa. Akan tetapi ba-

Tiada orang yang dapat memperoleh ke- rangsiapa yang berada di bawah anugerah selamatan dengan usahanya yang baik. Pe- mene-rima bukan saja kelepasan dari hu- nurutan adalah buah keselamatan di dalam kuman (Rm. 8:1), tetapi juga kuasa untuk Kristus. Melalui anugerah-Nya yang ajaib, mengalahkan (Rm. 6:4). Dengan demikian, terutama yang dinyatakan di kayu salib, Allah maka dosa tidak lagi berkuasa atas mere- telah membebaskan umat-Nya dari hukuman

ka.” 23 dan kutuk dosa. Walaupun mereka adalah “Sebab Kristus,” kata Paulus menambah- orang-orang berdosa. Kristus memberikan kan, “adalah kegenapan hukum Taurat, se- hidup-Nya untuk menyediakan bagi mereka hingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang pemberian hidup kekal. Kasih karunia Allah yang percaya” (Rm. 10:4). Lalu, setiap orang yang berkelimpahan timbul di dalam orang yang percaya di dalam Kristus mengakui berdosa yang bertobat sebuah sambutan bahwa Dialah akhir hukum yang menjadi se- yang menampakkan diri di dalam penurutan ka.” 23 dan kutuk dosa. Walaupun mereka adalah “Sebab Kristus,” kata Paulus menambah- orang-orang berdosa. Kristus memberikan kan, “adalah kegenapan hukum Taurat, se- hidup-Nya untuk menyediakan bagi mereka hingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang pemberian hidup kekal. Kasih karunia Allah yang percaya” (Rm. 10:4). Lalu, setiap orang yang berkelimpahan timbul di dalam orang yang percaya di dalam Kristus mengakui berdosa yang bertobat sebuah sambutan bahwa Dialah akhir hukum yang menjadi se- yang menampakkan diri di dalam penurutan

kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Para pe- langgar hukum akan ditolak masuk ke da-

Kristus dan Hukum. Kristus sangat meng- lamnya (Mat. 7:21-23). hargai Sepuluh Hukum. Sebagaimana Yang

Kristus Sendiri menggenapi hukum, bu- Agung “AKU ADALAH AKU,” Ia sendiri kan dengan membinasakannya tetapi melalui mengumumkan hukum moral Bapa dari Sinai hidup yang penuh dengan penurutan. “Se- (Yoh. 8:58; Kel. 3:14; baca juga bab 4). Seba- sungguhnya,” kata-Nya, “selama belum le- gian dari tugas-Nya di dunia ini adalah “untuk nyap langit dan bumi ini, suatu iota atau satu memberi pengajaran-Nya yang besar dan titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum mulia” (Yes. 42:21). Sebuah ayat dari Maz- Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat. mur yang menyatakan bahwa Perjanjian Ba- 5:18). Dengan tegas Kristus menekankan ru dikenakan kepada Kristus membuat jelas bahwa tujuan mulia hukum Allah itu haruslah sikap-Nya terhadap hukum: “Aku suka mela- senantiasa disimpan di dalam pikiran: menga- kukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu sihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, ada dalam dadaku” (Mzm. 40:8; bandingkan jiwa raga dan pikiranmu dan sesamamu se- Ibr. 10:5,7).

perti dirimu sendiri (Mat. 22:37, 38). Bagai- Injil-Nya menghasilkan sebuah iman yang manapun, Ia ingin agar para pengikut-Nya senantiasa mengukuhkan keabsahan Sepuluh jangan mengasihi sesamanya sebagaimana Firman (Dekalog). Kata Paulus, “Jika demi- menurut kasih yang ditafsirkan dunia ini— kian, adakah kami membatalkan hukum Tau- yang mementingkan diri atau sentimental sa- rat karena iman? Sama sekali tidak! Sebalik- ja. Untuk menjelaskan kasih yang dibicarakan- nya, kami meneguhkannya” (Rm. 3:31).

Nya, Kristus memberikan “hukum yang ba- Oleh karena itu, Kristus datang bukan ha- ru” (Yoh. 13:34). Hukum yang baru ini bu- nya untuk menebus manusia tetapi juga mem- kanlah mengambil tempat Sepuluh Firman, pertahankan otoritas dan kesucian hukum melainkan menyediakan bagi umat percaya Allah, menampilkan kebesaran dan kemuliaan dengan “sebuah teladan apa sebenarnya ka- di hadapan orang banyak serta memberikan sih sejati yang tidak mementingkan diri sendiri kepada mereka teladan bagaimana berhu- itu, kasih yang belum pernah disaksikan di bungan dengannya. Sebagai pengikut-pengi- atas dunia ini. Dengan demikianlah perintah- kut-Nya, orang-orang Kristen dipanggil un- Nya ini dapat dilukiskan sebagai sebuah pe- tuk memuliakan hukum Tuhan selama hidup rintah baru. Yang memerintahkan mereka mereka. Kristus menghayati suatu kehidupan bukan hanya sekadar “supaya kamu saling penurutan dengan kasih diri-Nya Sendiri, Ia mengasihi,” tetapi “supaya kamu saling me- menekankan bahwa para pengikut-Nya ha- ngasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” rus menjadi pemelihara hukum. Apabila dita- (Yoh. 15:12). Jelasnya, kita berada di sini juga Nya, Kristus memberikan “hukum yang ba- Oleh karena itu, Kristus datang bukan ha- ru” (Yoh. 13:34). Hukum yang baru ini bu- nya untuk menebus manusia tetapi juga mem- kanlah mengambil tempat Sepuluh Firman, pertahankan otoritas dan kesucian hukum melainkan menyediakan bagi umat percaya Allah, menampilkan kebesaran dan kemuliaan dengan “sebuah teladan apa sebenarnya ka- di hadapan orang banyak serta memberikan sih sejati yang tidak mementingkan diri sendiri kepada mereka teladan bagaimana berhu- itu, kasih yang belum pernah disaksikan di bungan dengannya. Sebagai pengikut-pengi- atas dunia ini. Dengan demikianlah perintah- kut-Nya, orang-orang Kristen dipanggil un- Nya ini dapat dilukiskan sebagai sebuah pe- tuk memuliakan hukum Tuhan selama hidup rintah baru. Yang memerintahkan mereka mereka. Kristus menghayati suatu kehidupan bukan hanya sekadar “supaya kamu saling penurutan dengan kasih diri-Nya Sendiri, Ia mengasihi,” tetapi “supaya kamu saling me- menekankan bahwa para pengikut-Nya ha- ngasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” rus menjadi pemelihara hukum. Apabila dita- (Yoh. 15:12). Jelasnya, kita berada di sini juga

Kitab Suci menyatakan “berbahagialah” Allah maka kita pun mengasihi Allah dan semua “orang yang hidupnya tidak bercela, “menuruti perintah-perintah-Nya” (1 Yoh. yang hidup menurut Taurat Tuhan” (Mzm. 2:3).

119:1), “yang kesukaannya ialah Taurat Tu- Hanyalah dengan tinggal di dalam Kristus han, dan yang merenungkan Taurat itu siang kita dapat membuat hati yang penurut. “Sama dan malam” (Mzm. 1:2). Berkat-berkat pe- seperti ranting tidak dapat berbuah dari diri- nurutan itu banyak: (1) kebijaksanaan dan nya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok akal budi (Mzm. 119:98, 99); (2) damai anggur,” kata-Nya, “demikian juga kamu ti- (Mzm. 119:165; Yes. 48:18); (3) pembenaran dak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di (Ul. 6:25; Yes. 48:18); (4) Kemurnian dan ke- dalam Aku .... Barangsiapa tinggal di dalam hidupan moral (Ams. 7:1-5); (5) pengetahu- Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, an akan kebenaran (Yoh. 7:17); (6) penjaga- sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat an terhadap penyakit; (7) panjang usia (Ams. apa-apa” (Yoh. 15:4, 5). Agar dapat tinggal di 3:1, 2; 4:10, 22); (8) jaminan bahwa doa sese- dalam Kristus kita harus disalibkan dengan- orang akan dijawab (1 Yoh. 3:22; bnd Mzm. Nya dan mengalami seperti apa yang ditulis 66:18). Paulus: “Tetapi bukan lagi aku sendiri yang

Dengan mengundang kita supaya menjadi hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam penurut, Allah menjanjikan berkat yang ber- aku” (Gal. 2:20). Bagi orang yang sudah ber- kelimpahan (Im. 26:3-10; Ul. 28:1-12). Apa- ada dalam kondisi seperti ini Kristus dapat bila kita menyambut dengan positif, maka menggenapi Perjanjian Baru-Nya: ”Aku kita akan menjadi “harta kesayangan” Tu- akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi han—“menjadi... kerajaan imam dan bangsa mereka dan menuliskannya dalam hati me- yang kudus” (Kel. 19:5, 6; bandingkan 1 Ptr. reka, maka Aku akan menjadi Allah mereka, 2:5, 9), ditinggikan “di atas segala bangsa di dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Ibr. bumi,” “menjadi kepala dan bukan menjadi 8:10).

ekor” (Ul. 28:1, 13).

Referensi:

1. Holbrook, “What God’s Law Means to Me,” Adventist Review, 15 Januari 1987, hlm. 16. 2. White, Selected Messages, buku 1, hlm. 235. 3. Ibid., hlm. 218. 4. Bnd Pengakuan Iman Westminster, 1647 TM, bab XIX, dalam Philip Schaff, The Creeds of Christendom, jilid 3, hlm. 640-644. 5. Lihat Taylor G. Bunch, The Ten Commandments (Washington, D.C.: Review and Herald, 1944), hlm. 35, 36. 6. ‘Ten Commandments,” SDA Bible Dictionary, edisi revisi, hlm. 1106. 7. Hukum Musa dapat juga dirujuk kepada satu bagian Perjanjian Lama yang disebut Pentateukh—lima buku pertama dari Alkitab (Luk. 24:44; Kis. 28:23).

8. Yang termasuk juga di dalam perjanjian itulah beberapa peraturan keupacaraan dan hukum sipil tertentu. Peng- ajaran-pengajaran sipil bukanlah sebuah tambahan terhadap Sepuluh Firman (Dekalog) melainkan hanyalah se- kadar penerapan yang rinci dari prinsip atau asas itu secara luas. Hukum keupacaraan melambangkan injil dengan menyediakan sarana anugerah bagi orang-orang yang berdosa. Oleh karena itu, Sepuluh Firman itulah yang men- dominasi perjanjian itu. Bnd Yer. 7:21-23; Francis D. Nichol,Answers to Objections (Washington, D.C.: Review and Herald, 1952), hlm. 62-68). 9. Arnold V. Wallenkampt, “Is Conscience a Safe Guide?” Review and Herald, 11 April 1983, hlm. 6.

10. Sebagian orang menafsirkan pernyataan Paulus bahwa “Kristus adalah kegenapan hukum untuk membenarkan setiap orang yang percaya” dimaksudkan bahwa akhir atau tujuan hukum itu membawa kita kepada sasaran di mana kita dapat melihat betapa berdosanya kita, dan datang kepada Kristus meminta pengampunan, menerimanya melalui iman akan kebenaran-Nya. (Penggunaan kata “akhir” (Yunani, telos), juga terdapat dalam 1 Tes. 1:5, Yak. 5:11 dan dalam 1 Petr. 1:9). Lihat juga catatan 23.

11. Bnd SDA Bible Commentary, edisi revisi, jilid 6, hlm. 961; White, Selected Messages, buku 1, hlm. 233. Hukum keupacaraan adalah sebuah guru yang membawa individu kepada Kristus tetapi dengan sarana yang berbeda. Pela- yanan di bait suci dengan segala persembahan pengorbanan menunjukkan kepada orang berdosa keampunan dari dosa bahwa darah Anak Domba yang akan datang itu, Yesus Kristus, akan menyediakannya, dengan demikian membawa kepada mereka pengertian terhadap anugerah injil itu. Hal itu direncanakan untuk menciptakan cinta terhadap hukum Allah sementara persembahan-persembahan korban adalah menjadi gambaran dramatis dari kasih Allah di dalam Kristus.

12. Ibid., hlm. 213. 13. White, The Desire of Ages, hlm. 329. 14. Bnd White, Education, hlm. 173-184. 15. Pengakuan-pengakuan yang bersifat historis, pengakuan iman yang meninggikan keabsahannya adalah “Ka-

tekhismus Waldensia, 1500 TM; Katekhismus kecil Luther, 1529 TM; Katekhismus Anglikan, 1549 TM dan 1662 TM; Pengakuan Iman Scottish, 1560 TM (Reformed); Katekhismus Heidelberg, 1563 TM (Reformed); Konfensi Helvetic Kedua, 1566 TM (Reformed); Tigapuluh sembilan Artikel Agama, 1571 TM (Gereja Inggeris); Formula Konkord, 1576 TM (Lutheran); Artikel-artikel Iman Irish, 1615 TM (Gereja Episkopal Irish); Konfesi Iman Westminster, 1647 TM; Katekhismus Singkat Westminster, 1647 TM; Konfesi Waldenses, 1655 TM; Deklarasi Savoy, 1658 TM (Congregational); Konfesi Masyarakat Sahabat, 1675 TM (Quakers); Konfesi Philadelphia, 1688 TM (Baptis); Duapuluh lima Artikel Agama, 1784 TM (Metodis); Konferensi New Hamps- hire, 1833 TM (Baptis); Katekhismus panjang dari Ortodoks, Katolik, Gereja Timur, 1839 TM (Gereja Yunani Rusia), sebagaimaan dikutip dalam The Creeds of Christendom, “ed. Philip Schaff, revisi oleh David S. Schaff (Grand Rapids: Baker Book House, 1983), jilid 1-3.

16. Rujukan untuk hukum-hukum pertama dan kedua, baca Kej. 35:1-4; keempat, Kej. 2:1-3; kelima, Kej. 18:29; ke- enam, Kej. 4:8-11; ketujuh, Kej. 39:7-9; 19:1-10; kedelapan, Kej. 44:8; kesembilan, Kej. 12:11-20; 20:1-10; dan kesepuluh, Kejadian 27.

17. Froom, Prophetic Faith of Our Fathers, jilid 1, hlm. 456, 894; jilid 2, hlm. 528, 784; jilid 3, hlm. 252, 744; jilid 4, hlm. 392, 846. 18. Questions on Doctrine, hlm. 142. 19. Kain dan Habil mengenal betul sistem persembahan korban (Kej. 4:3-5; Ibr. 11:4). Adam dan Hawa membuat pa-

kaian mereka yang pertama (Kej. 3:21) dari kulit binatang yang dikorbankan (dipersembahkan) untuk meng- adakan pendamaian karena dosa-dosa mereka.

20. Lihat juga misalnya, pengakuan iman yang historis yang berikut: Konfesi Iman Westminster, Artikel-artikel Agama Irish; Deklarasi Savoy, Konfesi Philadelphia, Artikel-artikel Metodis mengenai Agama. 21. Bnd The SDA Bible Commentary, edisi revisi jilid 6, hlm. 204; White, Patriarchs and Prophets, hlm. 365. 22. Calvin, Commenting on a Harmony of the Evangelists, terjemahan William Pringle (Grand Rapids: Wm B.

Eerdmans, 1949), jilid 1, hlm. 277. 23. The SDA Bible Commentary, edisi revisi, jilid 6, hlm. 541, 542. 24. Sebagian lagi para penafsir menafsirkan Kristus sebagai akhir (the end) hukum berarti bahwa Kristus adalah tujuan

atau arah yang dituju hukum itu (bnd. Gal. 3:24) atau penggenapan hukum itu (bnd Mat. 5:17). Bagaimana pun, pandangan bahwa Kristus adalah akhir (termination) hukum itu sebagai alat keselamatan (bnd Rm. 6:14) tam- paknya lebih cocok dengan konteks Rm. 10:4. “Paulus mengkontraskan cara Tuhan mengenai pembenaran oleh iman dengan usaha manusia dengan pembenaran oleh hukum. Pekabaran yang terdapat dalam Injil itulah Kristus akhir dari hukum itu sebagai suatu jalan pembenaran bagi setiap orang yang memiliki iman” (The SDA Bible Commentary, edisi revisi, jilid 6, hlm. 595). Bnd White, Selected Messages buku 1, hlm. 394.

25. Nichol, Answers to Objections hlm. 100, 101.

Khalik yang penuh kemurahan, setelah enam hari Penciptaan, berhenti pada hari ketujuh dan melembagakan hari Sabat bagi semua umat sebagai satu peringatan Penciptaan. Perintah keempat dari Hukum Allah yang tak dapat berubah itu mengharuskan pemeliha- raan Sabat hari ketujuh ini sebagai hari istirahat, berbakti, dan me- layani sesuai dengan ajaran dan praktik yang dilakukan Yesus Kris- tus, Tuhan atas hari Sabat itu. Hari Sabat adalah hari perhubungan yang menyenangkan dengan Tuhan Allah, dan juga dengan sesama. Sabat merupakan sebuah lambang penebusan kita di dalam Kristus, satu tanda penyucian kita, sebuah pernyataan bahwa kita tunduk dan taat, sebuah gambaran mendatang tentang kehidupan yang abadi di dalam kerajaan Allah. Sabat merupakan tanda Allah yang kekal, aba- dinya perjanjian-Nya antara Dia dan umat-Nya. Pemeliharaan de- ngan rasa gembira atas hari yang kudus ini dari senja kepada senja, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, adalah sebuah perayaan atas karya kreatif dan tindak perbuatan yang menebus yang dilakukan Tuhan.—Fundamental Beliefs,—20.