Suatu kehidupan ibadah, bersaksi,

7. Suatu kehidupan ibadah, bersaksi,

dan pengharapan. Pertumbuhan Kristiani tidak terjadi dalam kehampaan. Pada satu si- si, pertumbuhan rohani itu terjadi di dalam kumpulan orang-orang yang telah ditebus, dan di sisi lain, sebagai satu saksi bagi ke- lompok yang perlu ditebus. Perhatikan ke- lompok zaman kerasulan. Segera setelah ke- naikan Kristus dan dengan disertai kuasa Roh Kudus, jemaat mula-mula baik secara perorangan maupun secara jemaat menun- jukkan pertumbuhan dan kedewasaannya da- lam ibadah, persekutuan, penyelidikan, ser- ta bersaksi (Kis. 2:42-47; 5:41, 42; 6:7). Tan- pa ibadah berjemaat, kita kehilangan jati diri serta tempat bagi kita untuk bersekutu, dan dalam persekutuan inilah dan dalam hubung- an antar pribadi dengan orang lain inilah kita menjadi dewasa dan bertumbuh. Karenanya nasihat rasul itu: “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendo- rong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari perte- muan-pertemuan ibadah kita, seperti dibia- sakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat me- lakukannya menjelang hari Tuhan yang men- dekat” (Ibr. 10:24, 25).

Semakin kita bertumbuh dalam ibadah, penyelidikan, serta persekutuan, maka kita semakin terdorong untuk melayani dan ber- saksi. Pertumbuhan Kristiani menuntut per- tumbuhan dalam pelayanan (Mat. 20:25-28) serta pertumbuhan menuju bersaksi. “Sama seperti Bapa mengutus Aku,” kata Yesus, “demikian juga sekarang Aku mengutus ka- mu” (Yoh. 20:21). Kehidupan Kristiani ti- dak pernah dimaksudkan untuk menjadi sua-

tu kehidupan dalam lingkaran diri sendiri, tetapi selalu untuk dicurahkan keluar dalam pelayanan dan bersaksi bagi orang lain. Pe- nugasan Agung yang terdapat dalam Mat. 28 menuntut orang Kristen cukup dewasa agar dapat membawakan injil pengampunan itu ke dunia sekitar agar semua boleh menge- nal anugerah Allah yang menyelamatkan. Tanda kehidupan Roh itu dan pertumbuhan Kristiani itu adalah suatu kehidupan bersaksi yang terus meluas—Yerusalem, Yudea, Sa- maria, dan ujung bumi (Kis. 1:8).

Kita hidup, beribadah, bersekutu, dan bersaksi dalam waktu—bagi orang Kristen, waktu berarti menantikan masa depan. “[Aku] berlari-lari,” kata Paulus, “kepada tu- juan untuk memperoleh hadiah, yaitu pang- gilan surgawi dari Allah dalam Kristus Ye- sus” (Flp. 3:12-14). Hidupkanlah suatu ke- hidupan yang disucikan, kata rasul yang sa- ma, agar “roh, jiwa dan tubuhmu [boleh] ter- pelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Tes. 5:23). Bertumbuh dalam Kristus kare- nanya berarti suatu pertumbuhan dalam pe- nantian, dalam pengharapan, akan pengge- napan akhir dari pengalaman penebusan di dalam Kerajaan yang akan datang. “Bagi jiwa yang rendah hati, dan yang percaya, ru- mah Allah di atas dunia merupakan gerbang surga. Lagu pujian, doa, kata-kata yang diu- capkan wakil-wakil Kristus, adalah cara-cara yang ditentukan Allah untuk mempersiap- kan suatu umat bagi jemaat di atas [di sur- ga], bagi ibadah yang lebih agung yang ke dalamnya tidak akan masuk sesuatu pun yang dapat mencemarkan.”

Referensi :

1. Ellen G. White, The Desire of Ages, 746, 749. 2. Ibid, 758

3. Ibid, 687 4. Ibid,. 25 5. Ibid., 172 6. Ibid., 47. 7. White, The Desire of Ages, hlm. 173 8. Ibid., 47 9. Ibid., 120

10. Testimonies, jilid 5, hlm. 491. 11. White, Testimonies for the Church, jilid. 2, hlm. 313. 12. The Ministry of Healing, hlm. 453.

Gereja adalah umat percaya yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mengikuti umat yang percaya kepada Tuhan pada zaman Perjanjian Lama, kita dipanggil keluar dari dunia; dan kemudian kita menggabungkan diri untuk berbakti, bersekutu, mempelajari Firman, untuk merayakan Perjamuan Tuhan, untuk melayani semua umat manusia serta memberitahukan pekabaran Injil ke seluruh dunia. Gereja memperoleh otoritasnya dari Kristus, yang menjadi penjelmaan Firman itu, dan juga dari Kitab-kitab Suci yang menjadi Firman yang tertulis. Gereja adalah keluarga Allah, yang diangkat-Nya menjadi anak-anak-Nya, keanggotaannya yang berdasarkan hidup atas perjanjian yang baru. Gereja adalah tubuh Kristus, masyarakat orang beriman yang dikepalai Kristus. Gereja adalah pengantin, untuknya Kristus telah mati, supaya dengan demikian Ia dapat menguduskan dan membasuhnya. Pada waktu kedatangan-Nya kelak dalam kemenangan, Ia akan mengambil untuk-Nya sebagai jemaat yang mulia, orang yang setia sepanjang zaman, yang telah ditebus dengan darah-Nya sendiri, yang tidak bercacat-cela, melainkan kudus tanpa noda sama sekali.—Fundamental Beliefs—12.