Suatu kehidupan yang menghasil-

5. Suatu kehidupan yang menghasil-

kan buah. “Dari buahnyalah,” kata Yesus, “kamu akan mengenal mereka” (Mat. 7:20). Menghasilkan buah adalah satu aspek pen- ting dari pertumbuhan Kristiani. Keselamat- an oleh kasih karunia sering disalahmengerti sebagai penolakan terhadap penurutan dan menghasilkan buah. Tidak ada suatu kebe- naran pun yang dapat berada jauh dari ke- benaran Alkitab. Ya, kita diselamatkan de- ngan cuma-cuma oleh iman melalui apa yang telah dilakukan kasih karunia Allah melalui Kristus, dan kita tidak memiliki apa yang dapat dibanggakan dalam diri kita sendiri (Ef. 2:7, 8; Yoh. 3:16). Tetapi kita tidak dise- lamatkan untuk melakukan apa yang kita su- ka; kita diselamatkan untuk hidup sesuai de- ngan kehendak Allah. Tidak ada sesuatu yang legalistik dan, karenanya, yang tidak perlu tentang penurutan kepada hukum; me- lainkan penurutan itu adalah urutan alami dari pembebasan penuh anugerah yang Allah lakukan, yakni pembebasan dari dosa. Kare- nanya, “demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak. 2:17).

Renungkan penegasan dan harapan Ye- sus dalam Yohanes 14 dan 15. Penegasan- Nya adalah hubungan-Nya dengan Bapa, dan harapan-Nya adalah adanya hubungan mu- rid-murid-Nya dengan Dia. Pada yang per- tama, Yesus mengegaskan, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam ka- sih-Nya” (Yoh. 15:10). Penurutan Yesus ke- pada Bapa bukanlah sebuah kepatuhan yang legalistik tetapi merupakan hasil pertumbuh- an dari tinggalnya Yesus di dalam kasih Ba- pa. Hubungan yang intim antara Bapa dan Anak didasarkan atas kasih dan hanya ka- sih, dan kasih inilah yang telah menuntun Anak untuk menerima kehendak Bapa serta merasakan pahitnya Getsemani dan Golgo- ta.

Yesus menggunakan hubungan kasih Ba- pa-Anak sebagai satu gambaran dari jenis hubungan yang harus dimiliki oleh murid- murid-Nya dengan Dia. Tepat seperti hu- bungan Yesus dengan Bapa mendahului pe- nurutan-Nya kepada Bapa, demikian juga- lah seharusnya hubungan murid-murid itu dengan Yesus mendahului penurutan mere- ka kepada-Nya. “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah- Ku” (Yoh. 14:15). “Supaya dunia tahu, bah- wa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku me- lakukan segala sesuatu seperti yang diperin- tahkan Bapa kepada-Ku” (ayat 31).

Perhatikan harapan yang Yesus miliki ba- gi murid-murid-Nya. Dia melakukan seperti yang diperintahkan Bapa supaya dunia me- ngetahui hubungan kasih-Nya dengan Bapa. Hubungan kasih ini terjadi sebelum melaku- kan kehendak Bapa. Dia mengasihi Bapa dan karenanya dengan rela melakukan kehendak Bapa-Nya. Demikian juga, Yesus mengha- rapkan satu dasar kasih bagi murid-murid- Nya sendiri. “Tinggallah di dalam Aku,” kata- Nya, “dan Aku di dalam kamu. Sama seperti Perhatikan harapan yang Yesus miliki ba- gi murid-murid-Nya. Dia melakukan seperti yang diperintahkan Bapa supaya dunia me- ngetahui hubungan kasih-Nya dengan Bapa. Hubungan kasih ini terjadi sebelum melaku- kan kehendak Bapa. Dia mengasihi Bapa dan karenanya dengan rela melakukan kehendak Bapa-Nya. Demikian juga, Yesus mengha- rapkan satu dasar kasih bagi murid-murid- Nya sendiri. “Tinggallah di dalam Aku,” kata- Nya, “dan Aku di dalam kamu. Sama seperti

(Ef. 6:12, 13). “Kehidupan Kekristenan ada- lah suatu peperangan dan suatu baris maju.

6. Suatu kehidupan peperangan ro- Dalam peperangan ini, tidak ada berhenti; hani. Sebagai murid Kristiani bukanlah su- usaha yang dilakukan haruslah terus-mene- atu perjalanan yang mudah. Kita sedang tu- rus dan tekun. Dengan usaha yang tiada hen- rut serta dalam suatu peperangan yang nya- tilah maka kita dapat mempertahankan ke- ta dan berbahaya. Sebagaimana yang Pau- menangan melawan penggodaan-penggoda- lus katakan, “Karena perjuangan kita bukan- an Setan. Keteguhan Kristiani pada prinsip lah melawan darah dan daging, tetapi mela- haruslah diupayakan dengan kekuatan sege- wan pemerintah-pemerintah, melawan pe- nap daya dan dipertahankan dengan suatu nguasa-penguasa, melawan penghulu-peng- keteguhan maksud yang bulat…. Semua hulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh orang harus turut serta dalam peperangan ini jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh bagi diri mereka; tidak ada orang lain yang perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat berperang untuk peperangan kita. Se- dapat mengadakan perlawanan pada hari cara perorangan, kita bertanggung jawab un- yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah ka- tuk segala masalah dalam pertarungan ini.” 12 mu menyelesaikan segala sesuatu” (Ef. 6:12,

Tetapi, Allah tidak meninggalkan kita 13).

sendirian dalam peperangan ini. Dia telah Dalam peperangan ini, kekuatan-kekuat- menyediakan kemenangan bagi kita dalam an supra-natural menuntut menentang kita. dan melalui Yesus Kristus (1 Kor. 15:57). Sama seperti malaikat-malaikat Tuhan ikut Dia telah memberikan kepada kita persen- dalam pelayanan melayani para pengikut- jataan yang telah teruji yang dapat digunakan Nya, dengan melepaskan mereka dari keja- untuk menghadapi musuh itu. Paulus men- hatan, dan menuntut mereka dalam pertum- jelaskan bahwa persenjataan ini terdiri dari buhan rohani (Mzm. 34:7; 91:11, 12; Kis. ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadi- 5:19, 20: Ibr. 1:14; 12:22), demikian juga lan, kasut injil damai sejahtera, perisai iman, malaikat-malaikat yang telah jatuh itu de- ketopong keselamatan, pedang Roh, serta ngan gigih sedang bersekongkol untuk me- kuasa doa yang terandalkan (Ef. 6:13-18). malingkan kita dari tuntutan-tuntutan seba- Dengan dilindungi oleh persenjataan seperti gai murid. Alkitab menegaskan bahwa Se- itu, dengan bergantung sepenuhnya pada tan dan para malaikatnya sedang mengamuk kuasa yang terandalkan dari Roh itu, kita melawan pengikut-pengikut Yesus (Why. pasti bertumbuh dalam keberanian rohani 12:17) dan si Iblis sendiri sedang berjalan serta menang dalam peperangan yang sedang “keliling sama seperti singa yang mengaum- kita hadapi.