Uji Heteroskedastisitas Optimalisasi Penggunaan Input Produksi Pada Usaha Budidaya Perikanan

b. Uji Multikolinieritas

Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF pada tiap independent variable yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Multikolinearitas Independent Variable Collinierity Statistics Tollerance VIF Jumlah Benih 0,187 5,335 Jumlah Pakan 0,253 3,948 Tenaga Kerja 0,456 2,193 Sumber :Lampiran 9 Menurut Ragner Frish dalam Supranto 2005 untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut : 1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1 2. nilai VIF lebih besar dari 10 3. R² = 1 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing variabel berada dibawah 10. Nilai VIF jumlah benih sebesar 5,335 10, nilai VIF jumlah pakan sebesar 3,948 10, nilai VIF tenaga kerja sebesar 2,193 10, dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Uji asumsi klasik heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat pada Gambar 4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Scatterplot Uji Heteroskedastitas Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 4 menunjukkan bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data menyebar di bawah dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

5.5. Optimalisasi Penggunaan Input Produksi Pada Usaha Budidaya Perikanan

Untuk mengetahui tingkat optimalisasi penggunaan input produksi dilakukan melalui pendekatan nilai produk marjinal NPM yang dibandingkan terhadap harga satuan input produksi, dimana nilai produk marjinal atau NPM merupakan perkalian antara produk marjinal PM dengan harga rata-rata produk dan harga satuan input produksi merupakan harga rata-rata input produksi per satuan. Tingkat optimalisasi penggunaan input produksi dapat tercapai apabila rasio antara nilai produk marjinal dengan harga satuan input produksi mempunyai nilai sama dengan satu. Semakin dekat dengan nilai satu maka dikatakan bahwa penggunaan sudah relatif lebih optimal dan apabila nilainya kurang dari satu dan lebih dari satu berarti sudah tidak optimal lagi. Perhitungan penentuan tingkat optimalisasi input-input produksi yang digunakan pada usaha budidaya perikanan diperoleh dari perhitungan elastisitas produksi bi, yaitu : �� = ��� ��� = �� �� . � � = �� �� Produk marginal = dydx, sedangkan PR = yx. Dari rumus tersebut dapat dicari nilai PM yaitu : PM = bi . PR = bi . y x Nilai y dan x diambil berdasarkan rata-ratanya dapat dilihat pada lampiran 7 dan nilai elastisitas produk bi diambil dari nilai koefisien regresi yang dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai koefisien regresi pada persamaan Cobb-Douglas merupakan nilai elastisitas produk sehingga nilai bi dapat dilihat langsung dari nilai koefisien Universitas Sumatera Utara regresi. Selanjutnya dengan menggunakan perhitungan di atas maka dapat diperoleh nilai produk marjinal NPM untuk masing-masing input produksi. Tingkat optimalisasi input produksi usahatani dihasilkan dari rasio nilai produk marjinal NPM dengan harga masing-masing input produksi Pxi. Dengan melihat harga rata-rata input produksi benih ekor, pakan kg, dan tenaga kerja orang yakni masing-masing sebesar Rp. 1.642, Rp. 6.930, Rp. 4.838.333 dan harga rata-rata produksi sebesar Rp. 39.367 maka dapat diperoleh nilai tingkat optimalisasi masing-masing input produksi tersebut, dengan kriteria yaitu : • Jika ����� ��� = 1 maka input produksi tersebut sudah optimal • Jika ����� ��� 1 maka penggunaan input produksi belum optimal dan harus ditambah untuk mencapai optimal • Jika ����� ��� 1 maka penggunaan input produksi melebihi optimal dan harus dikurangi untuk mencapai optimal. Gambaran nilai tingkat optimalisasi penggunaan input produksi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tingkat Optimalisasi Penggunaan Input Produksi Pada Usaha Budidaya Perikanan No. Jenis Penggunaan Tingkat Hasil Keterangan Input Input Optimalisasi Produksi Produksi 1 Benih 2866,67 2,64 Belum Optimal Melebihi 1 2 Pakan 318 3,01 Belum Optimal Melebihi 1 3 Tenaga Kerja 1,43 0,68 Belum Optimal Kurang dari 1 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa penggunaan input produksi belum optimal karena tingkat optimalisasinya lebih dari satu dan kurang dari satu. Nilai optimalisasi produksi benih X 1 diperoleh sebesar 2,64. Hal ini berarti secara ekonomis alokasi input produksi benih melebihi optimal maka dari itu perlu dilakukan pengurangan benih agar hasilnya dapat optimal. Nilai optimalisasi produksi pakan X 2 diperoleh sebesar 3,01. Hal ini berarti secara ekonomis alokasi input produksi pakan melebihi optimal maka dari itu perlu dilakukan pengurangan pakan agar hasilnya dapat optimal. Nilai optimalisasi produksi tenaga kerja X 3 diperoleh sebesar 0,68. Hal ini berarti secara ekonomis alokasi input produksi tenaga kerja belum optimal maka dari itu perlu dilakukan penambahan tenaga kerja agar hasilnya dapat optimal. Untuk menghasilkan penggunaan input produksi yang optimal maka perlu dilakukan pengurangan penggunaan input produksi benih dan pakan serta melakukan penambahan input produksi tenaga kerja. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan bahwa penggunaan input produksi di daerah penelitian belum optimal, diterima. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa yang mempengaruhi tingkat optimalisasi di daerah penelitian adalah biaya benih, pakan, dan tenaga kerja serta rata-rata penggunaan benih, pakan, dan tenaga kerja yang sesuai dengan hipotesis 3. Universitas Sumatera Utara

5.6. Masalah-masalah dalam Penyediaan dan Penggunaan Input pada Usaha Budidaya Perikanan