Karakteristik Petani Sampel Analisis Optimalisasi Penggunaan Input Pada Usaha Budidaya Perikanan (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota Tanjung Balai yang terbesar adalah pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu 18.588 jiwa atau sebesar 12,04 dan jumlah penduduk yang terkecil adalah pada kelompok umur 70-74 yaitu sebesar 1.309 jiwa atau sebesar 0,85.

4.3. Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, pendidikan petani, pengalaman bertani dan jumlah tanggungan keluarga.

4.3.1. Umur Petani

Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan petani dalam mengolah usahataninya. Semakin tua umur petani, kemampuan kerja cenderung semakin menurun, akhirnya dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan petani itu sendiri. Berdasarkan lampiran 1 dapat dilihat bahwa keadaan umur petani rata-rata di daerah penelitian adalah 46,96 tahun dengan rentang 21-74 tahun. Keadaan umur petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat dari Tabel 5. Tabel 5. Keadaan Umur Petani Sampel di Kota Tanjung Balai No. Kelompok Umur Jumlah Persentase tahun Orang 1 20-24 2 6,67 2 30-34 1 3,33 3 35-39 2 6,67 4 40-44 3 10,00 5 45-49 9 30,00 6 ≥ 50 13 43,33 Jumlah 30 100,00 Sumber : Lampiran 1 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5 dapat dilihat jumlah petani sampel yang terbesar berada pada kelompok umur ≥ 50 tahun dengan jumlah 13 orang atau 43,33 dan yang terkecil pada kelompok umur 30-34 tahun dengan jumlah 1orang atau 3,33.

4.3.2. Pendidikan Petani

Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang peningkatan optimalisasi penggunaan input dalam usahataninya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki petani akan membuat petani lebih mudah dalam mengadopsi teknologi baru yang diperoleh dari penyuluh-penyuluh pertanian yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan produksi pada usahatani petani. Adapun tingkat pendidikan petani sampel yang ada di Kota Tanjung Balai bervariasi dari tingkat SD, SLTP, SMU, dan Sarjana S1. Dari petani sampel yang ada di Kota Tanjung Balai ini kebanyakan berasal dari tingkat pendidikan SD Tabel 6. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Kota Tanjung Balai No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Orang 1 SD 11 36,67 2 SMP 8 26,67 3 SMA 9 30,00 4 S1 2 6,66 Jumlah 30 100,00 Sumber :Lampiran 1 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel rata-rata berkisar pada tingkat SD dan S1. Untuk jumlah petani sampel yang terbesar ialah pada tingkat SD sebesar 11 orang atau 36,67 dari jumlah keseluruhan, sedangkan yang terkecil berada pada tingkat S1 yaitu sebesar 2 orang atau 6,66 dari jumlah keseluruhan sampel. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi suatu usahatani. Semakin tinggi tingkat pengalaman bertani, maka semakin baik pula pengelolaan usahataninya. Berdasarkan lampiran 1 dapat dilihat bahwa rata- rata pengalaman bertani petani sampel adalah sebesar 2,67 tahun dengan interval 0,33-16 tahun. Keadaan pengalaman bertani petani sampel dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pengalaman Bertani Petani Sampel di Kota Tanjung Balai No. Pengalaman Bertani Jumlah Persentase tahun Orang 1 0–10 29 96,67 2 11–20 1 3,33 Jumlah 30 100,00 S umber : Lampiran 1 Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah petani yang mempunyai pengalaman bertani terbanyak ialah pada kelompok 0-10 tahun sebesar 29 orang atau 96,67 dari jumlah keseluruhan petani responden yang berada di daerah penelitian, sedangkan untuk pengalaman bertani yang terkecil berada pada kelompok 11-20 tahun yaitu sebesar 1orang atau 3,33. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penggunaan Input Produksi di Daerah Penelitian