Nilai Gizi Ikan Landasan Teori 1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

2.2. Nilai Gizi Ikan

Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola hampir sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Ikan juga mengandung mineral seperti K,Ca, P, S, Mg, Cl, dan mineral lain yang diperlukan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan memiliki komposisi nilai gizi seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi Ikan Komposisi Jumlah Kandungan Air 60-80 Protein 18-30 Lemak 0,1-0,2 Karbohidrat 0,0-1,0 Vitamin dan Mineral 5,35 Sumber :Buku Agribisnis Perikanan, 2001 Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi dibandingkan dengan daging binatang terutama bagi penderita kolesterol dan gangguan tekanan darah ataupun jantung. Ikan merupakan salah satu sumber protein yang baik bagi kesehatan manusia. Menurut para ahli gizi, bahwa kecukupan protein terutama pada masa pertumbuhan akan mempengaruhi tingkat kecerdasan, sehingga kekurangan protein dapat berakibat terganggunya pertumbuhan otak. Oleh karena itu apapun kondisinya, kecukupan protein khususnya pada anak-anak, harus tetap terjamin Sri, dkk, 2005. Universitas Sumatera Utara 2.3. Landasan Teori 2.3.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi input dan produksi output. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel terikat dependent, dan yang lain disebut variabel bebas independen. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi produksi yang memperlihatkan pengaruh input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Sebelum data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut, data yang diperoleh harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural Ln. Bentuk persamaaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut: LnY = ln bo + b 1 ln X 1 + b 2 ln X 2 + b 3 ln X 3 + u ln e Soekartawi, 1994. Dimana : Y = Produksi ikan X 1 = Penggunaan benih ekor X 2 = Penggunaan Pakan kg X 3 = Tenaga Kerja Orang bo = Intersep b 1 …bn = Koefisien regresi u = Faktor pengganggu Dengan menyelesaikan persamaan tersebut maka akan diperoleh besaran parameter penduga. Pada model fungsi produksi Cobb-Douglas nilai parameter Universitas Sumatera Utara penduga sekaligus menunjukkan besaran elastisitas masing-masing faktor input terhadap output Soekartawi, 1995. Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas: 1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya. 2. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan. 3. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji. Soekarwati,1993.

2.3.2. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y x Py Dimana : TR = Total Penerimaan Y = Hasil Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Hasil Produksi Dalam menghitung penerimaan usahatani, beberapa hal perlu diperhatikan : - Hati-hati dalam menghitung produksi pertanian, karena tidak semua produksi pertanian itu dapat dipanen secara serentak Universitas Sumatera Utara - Hati-hati dalam menghitung penerimaan karena produksi mungkin dijual beberapa kali, sehingga diperlukan data frekuensi penjualan dan produksi mungkin dijual beberapa kali pada harga jual yang berbeda-beda. Jadi disamping frekuensi penjualan yang perlu diketahui juga harga jual pada masing-masing penjualan tersebut. - Bila penelitian usahatani ini menggunakan responden petani, maka diperlukan teknik wawancara yang baik untuk membantu petani mengingat kembali produksi dan hasil penjualan yang diperolehnya selama setahun terakhir. Pemilihan waktu setahun terakhir ini biasanya sering dipakai oleh para peneliti untuk memudahkan perhitungan Soekartawi, 1995. 2.3.3. Biaya Usahatani Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membudidayakan ikan, dari persiapan sampai panen. Biaya produksi ini bisa dibedakan antara biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi. Besarnya biaya tetap dapat dihitung dengan rumus berikut: FC = Σ X x Px Dimana : FC = Biaya tetap X = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Px = Harga input Biaya variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Universitas Sumatera Utara VC = Σ X x Px Dimana : VC = Biaya variabel X = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel Px = Harga input Karena total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC, maka dapat dituliskan sebagai berikut : TC = FC + VC

2.3.4. Optimalisasi

Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi yaitu bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut secara seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi maka pengertian efisien dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu : a. Efisiensi teknis yaitu jika faktor produksi yang digunakan menghasilkan produksi maksimum. b. Efisiensi hargaalokatif yaitu jika nilai dari produk margin sama dengan harga faktor produksi. c. Efisiensi ekonomi yaitu jika usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan efisiensi harga soekartawi, 1993. Soekartawi, 1993. Pengertian “efisiensi” sangat relatif. Dalam tulisan disajikan disini, efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian dapat terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal NPM Universitas Sumatera Utara untuk suatu input sama dengan harga input P tersebut, atau dapat dituliskan dengan : NPM = Px Dimana : NPM : Nilai Produk Marginal Px : Harga Input Soekartawi, 1993

2.4. Kerangka Pemikiran