Keadaan Sektor Pertanian
D. Keadaan Sektor Pertanian
Sektor pertanian dibagi menjadi lima sub sektor, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2006 dan 2007 ADHK Tahun 2000 di Kabupaten Sukoharjo untuk setiap sub sektor pada sektor pertanian diperlihatkan pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK 2000 menurut
Sektor Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 – 2008 (dalam Jutaan Rupiah)
No. Subsektor
1. Tanaman Bahan Makanan
642.656,95 705.569,95 2. Tanaman Perkebunan
6.714,68 7150,45 Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa besarnya nilai PDRB setiap sub sektor pertanian cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 kecuali sub sektor perikanan. Hal ini menandakan bahwa potensi masing-masing sub sektor pada sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo cukup baik.
1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan
Pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat. Kabupaten Sukoharjo sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang
liv liv
Tabel 12. Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 (Rupiah)
Jenis Komoditi 2007
Padi 700.835.720.000,00 Jagung
38.072.780.746,67 Ubi Kayu
1.696.251.360,00 Kacang Panjang
1.781.015.000,00 Cabe Besar
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten SukoharjoTahun 2007 Selain tanaman padi dan palawija, serta sayur-sayuran, jenis-jenis komoditi tanaman bahan makanan juga meliputi komoditi buah-buahan. Nilai produksi padi di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2007 adalah Rp 700.835.720.000,00 dan menduduki urutan terbesar. Hal ini karena padi merupakan bahan pangan pokok dan juga Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten penyandang pangan di Provinsi Jawa Tengan sehingga produksinya terus ditingkatkan. Jenis buah-buahan yang nilai produksinya terbesar adalah pisang, tingginya produksi pisang karena didukung kondisi iklim dan lahan yang sesuai. Selain itu, tanaman pisang merupakan tanaman yang membutuhkan perawatan relatif mudah sehingga banyak petani yang mengusahakannya, baik di lahan sawah, lahan kering, maupun di pekarangan rumah. Sedangkan nilai produksi terkecil adalah tomat yaitu sebesar Rp 31.500.000,00.
2. Subsektor Tanaman Perkebunan
Perkebunan merupakan sektor yang mengusahakan tanaman perkebunan baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim.
lv
Tanaman perkebunan mempunyai peranan sebagai salah satu sumber devisa sektor pertanian, penyedia bahan baku industri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri serta berperan dalam kelestarian lingkungan hidup. Jenis-jenis komoditi perkebunan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jenis-jenis Komoditi Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2008
No. Jenis Komoditi Produksi (Ton)
1. Kelapa 551,96 2. Cengkeh
3.823,52 6. Tembakau Jawa
3.236,97 7. Empon-empon
1.278,23 8. Wijen
15,26 Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki produksi terbesar adalah tebu yaitu sebesar 3.823,52 ton, selanjutnya disusul komoditi Tembakau Jawa sebesar 3.236,97 ton dan empon-empon sebesar 1.278,23 ton. Sedangkan tanaman perkebunan di Kabupaten Sukoharjo yang produksinya terkecil adalah cengkeh dengan produksi sebesar 0,65 ton.
3. Subsektor Peternakan
Peternakan di Kabupaten Sukoharjo dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu ternak besar, ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kuda. Jenis ternak kecil yang diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah kambing, domba, dan babi. Jenis unggas yang diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah ayam ras, ayam buras dan itik. Jenis-jenis komoditi peternakan tahun 2008 di Kabupaten Sukoharjo disajikan dalam Tabel 14 di bawah ini.
lvi
Tabel 14. Jenis-jenis Komoditi Peternakan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008
No. Jenis Komoditi Jumlah (Ekor)
1. Kuda 134 2. Sapi Potong
26.558 3. Sapi Perah
6.655 8. Ayam Ras
2.695.700 9. Ayam Buras
697.258 10. Itik
100.857 Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa jenis ternak besar yang banyak diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah sapi potong dan yang paling sedikit adalah kuda. Untuk jenis ternak kecil yang paling banyak diusahakan adalah kambing yaitu 37.118 ekor dan yang paling sedikit diusahakan adalah babi yaitu 6.655 ekor. Sapi dan kambing banyak diusahakan karena mudah dalam perawatannya dan banyaknya permintaan akan daging sapi dan kambing. Sedangkan untuk jenis unggas yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah ayam ras yaitu 2.695.700 ekor. Jenis ayam ras yang diusahakan adalah ayam Broiler dan Layer. Hal ini karena ayam ras dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi. Sedangkan jenis unggas yang paling sedikit diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah itik yaitu 100.857 ekor.
4. Sub Sektor Kehutanan
Sub sektor kehutanan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memberikan kontribusi PDRB Kabupaten Sukoharjo. Adapun nilai PDRB sub sektor Kehutanan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 15.
lvii
Tabel 15. Nilai PDRB Kabupaten Sukoharjo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2003-2008
Tahun Nilai PDRB (dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 Berdasarkan Tabel 15 pada tahun 2008 nilai PDRB sub sektor kehutanan mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 22.795,32 juta turun menjadi 22.622,66 juta. Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2008, hutan lindung di Kabupaten Sukoharjo terutama terdapat di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Weru. Selain itu, diharapkan pemanfaatan hasil hutan bukan hanya pada hasil pokok berupa kayu, tetapi pada hasil ikutan dari budidaya hutan, contohnya karet. Permasalahan klasik di Kawasan sekitar hutan adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan, misalnya menanam tanaman semusim di lahan yang erosivitasnya tinggi. Selain itu juga adanya penebangan liar.
5. Subsektor Perikanan
Perikanan di Kabupaten Sukoharjo diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani bagi penduduk serta dapat meningkatkan pendapatan. Banyaknya produksi perikanan darat di Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Sukoharjo Tabun 2008
Jenis Ikan
Produksi (Ton)
Nilai Produksi (Rp)
Tawes
293.382.000,00 Lele
8.885.050.000,00 Wader
lviii
Belut
319.560.000,00 Katak Hijau
342.958.000,00 Nila merah
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui nilai produksi perikanan di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan tabel tersebut diketahui nilai produksi
terbesar adalah ikan lele yaitu Rp 8.885.050.000,00 dan terkecil adalah gurami yaitu Rp 58.140.000,00. Jenis ikan lele mempunyai nilai produksi terbesar karena produksinya juga paling besar dan banyak masyarakat yang mengkonsumsinya. Pada sub sektor perikanan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2008 produksi belut menempati urutan keenam yaitu sebesar 26,630 ton, hal ini menunjukkan bahwa produksi belut di Kabupaten Sukoharjo berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo. Perikanan di Kabupaten Sukoharjo dibudidayakan di keramba, perairan umum, kolam, balai benih ikan (BBI) dan unit pembenihan rakyat (UPR).