Analisis Faktor Internal dan Eksternal

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

lxii

Perumusan strategi dimulai dengan menganalisis faktor internal dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.

a. Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada usaha keripik belut ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penentuan strategi pemasaran. Adapun faktor internal tersebut yaitu:

1) Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dalam kegiatan pemasaran. Sumber daya manusia dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu usaha. Sumber daya manusia dapat berupa tingkat pendidikan, kemampuan dalam mengadopsi informasi teknologi, pengalaman produksi, posisi bersaing, penguasaan faktor produksi, terutama modal dan pengelolaan usaha itu sendiri

Pengalaman diperlukan untuk memahami lingkungan fisik dan ekonomi tempat mereka bekerja, keputusan yang harus diambil, arti penting keputusan tersebut, kebebasan yang dimiliki dalam memilih sehubungan dengan keterbatasan sumberdaya, hubungan dengan pasar dan sebagainya. Keberhasilan pengusaha dalam mengusahakan keripik belut akan diikuti oleh pengusaha lain di sekitarnya. Oleh karena itu hubungan yang baik antara pengusaha satu dengan yang lainnya harus dibina dan ditingkatkan guna mendukung pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo.

2) Pemasaran Aspek-aspek pemasaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Pengusaha yang serba terbatas berada pada posisi yang lemah dalam penawaran dan persaingan terutama yang

lxiii lxiii

Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Analisis produk meliputi macam produk dan mutu/kualitas, analisis harga meliputi penetapan harga jual dan posisi harga di pasaran, analisis distribusi meliputi saluran distribusi dan analisis promosi meliputi media promosi yang digunakan. Peluang pasar untuk memasarkan keripik belut masih terbuka lebar. Hal ini karena permintaan akan keripik belut masih sangat besar. Permintaan ini akan semakin meningkat pada bulan- bulan tertentu seperti pada saat lebaran. Produksi keripik belut di Kabupaten Sukoharjo dapat tersedia setiap waktu dan selalu dipasarkan setiap harinya. Besarnya suplai atau penawaran keripik belut akan sangat dipengaruhi oleh iklim dan perlakuan yang diterapkan dalam usaha keripik belut.

Strategi pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Empat variabel tersebut menunjukan pandangan-pandangan penjual tentang kiat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Adapun empat variabel tersebut adalah:

a) Produk Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi. Keripik belut yang dihasilkan di daerah penelitian dibagi menjadi 3 jenis : tanpa tepung, super dan biasa. Tanpa tepung memiliki ciri khas yaitu berukuran kecil

lxiv lxiv

Kualitas keripik belut tersebut sangat tergantung pada kualitas belut. Kualitas belut ini akan tergantung pada belut hasil tangkapan alam dan kondisi agroklimat yang mendukung

b) Harga Harga keripik belut di pasaran sangat dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran. Kondisi permintaan biasanya relatif stabil dalam setahun, meskipun kadang- kadang terjadi peningkatan yang signifikan dalam bulan- bulan tertentu oleh karena itu, keseimbangan harga yang terbentuk pada komoditas ini sangat dipengaruhi kondisi ketersediaan pasokan di pasaran. Pada bulan-bulan sepanjang musim hujan saat jumlah belut alam meningkat, harga belut di pasaran relatif murah, yakni berkisar Rp 10.000,00– Rp 15.000,00/Kg. Sebaliknya pada musim kemarau, harga jual belut perkilogramnya dapat melonjak secara signifikan, yaitu antara Rp 20.000,00–Rp30.000,00/Kg. Untuk belut hasil olahan seperti keripik belut dijual dengan harga yang lebih tinggi. Khusus untuk keripik belut Sukoharjo dijual berdasarkan 3 kelas. Kelas 1 merupakan kelas istimewa

lxv lxv

c) Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian barang dari produsen sampai ke konsumen. Dengan adanya arus pemasaran atau saluran distribusi memudahkan atau memperlancar dalam lalu lintas perdagangan. Saluran distribusi merupakan hal penting dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi yang digunakan dalam menjual produk

keripik belut sangat luas mulai dari pasar-pasar lokal hingga di kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surakarta Klaten dan Kalimantan serta ke luar negeri yaitu Malaysia dan Singapura

Adapun pola saluran pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada bagan berikut :

a. Saluran 1 (ProdusenèKonsumen) Dalam hal ini pengusaha tidak melakukan penjualan dari rumah ke rumah dengan tenaga penjual, melainkan para konsumen secara langsung datang ke pengusaha. Biasanya konsumen yang datang ke pengusaha ini berasal dari kalangan warga setempat.

b. Saluran 2 (ProdusenèDistributorèBuyers/konsumen luar negeri)

lxvi

Pada saluran 2 konsumen berasal dari luar negeri. Hal ini terjadi jika ada permintaan saja dari konsumen. Pembeli luar negeri akan terlebih dahulu memesan keripik belut dari pengusaha sesuai dengan permintaan, yang rata-rata pembeli dari luar negeri memilih jenis keripik belut kualitas I. Sedangkan untuk pembayarannya melalui antar bank.

c. Saluran 3 (ProdusenèPengecerèKonsumen) Pada saluran ini pengusaha menyalurkan produknya ke kios-kios/pasar baru kemudian sampai ke tangan konsumen. Produk tersebut disalurkan atas pesanan ataupun titipan. Kios-kios yang melakukan pesanan biasanya merupakan kios-kios yang sudah menjadi langganan untuk selanjutnya produk tersebut dijual lagi kepada konsumen.

d. Saluran 4

(Produsen èPengepul/distributorèPengecerè Konsumen)

distribusi ini pengusaha memproduksi keripik belut olahannya dengan melibatkan seorang pengepul/distributor. Dimana seorang distributor akan membeli produk keripik belut itu dengan harga yang lebih tinggi yang kemudian oleh mereka akan dijual lagi tentunya dengan kemasan yang berbeda bentuknya. Dengan harga yang lebih tinggi. Pada saluran ini pihak konsumen akhirlah yang akan menanggung banyak kerugian karena harga semakin mahal.

Pada

saluran

d) Promosi Promosi di dalam memasarkan keripik belut dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo melalui pembuatan papan nama sentra industri

lxvii lxvii

3) Kondisi Keuangan Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu-satunya barometer terbaik dalam melihat posisi bersaing. Usaha keripik belut mampu memberikan keuntungan bagi pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari stabilitas usaha yang telah lama dijalankan. Beberapa pengusaha menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan pokok bukan hanya pekerjaan sampingan.

Tidak dapat dipungkiri lagi, tujuan akhir usaha keripik belut adalah laba atau keuntungan dan tingkat laba yang berhasil diraih sering dijadikan ukuran keberhasilan. Dengan laba yang diperoleh, pengusaha akan dapat melakukan penyempurnaan mutu, Pemasaran teknologi dan pelayanan lebih bagus kepada konsumen.

Modal adalah komponen yang cukup pokok dalam usaha keripik belut di Kabupaten Sukoharjo ini. Sebagian besar pengusaha memiliki modal yang terbatas dalam hal keuangan. Untuk mempersiapkan besarnya uang yang akan digunakan dalam usaha keripik belut terkadang mereka mengalami kesulitan. Pinjaman dan kredit dari Dinas belum merata sehingga banyak pengusaha keripik belut yang belum mendapatkan kesempatan terlebih pernah terjadi kredit macet pada tahun-tahun sebelumnya.

4) Produksi/Operasional Produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk merubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau jadi

lxvii i

Dalam proses produksi pembuatan keripik belut tidak membutuhkan proses yang rumit dalam kegiatan operasionalnya . Biasanya dalam proses produksi untuk keripik belut kelas 1 setiap

5 Kg belut basah akan menjadi 1 Kg belut kering. Keripik belut kelas II dan Kelas III setiap 3 Kg belut basah akan menjadi 1 Kg belut kering.

a) Belut disiapkan kemudian perut belut disayat hingga punggung kemudian direntangkan sehingga berbentuk lembaran-lembaran tipis.

b) Rendam lembaran – lembaran belut tadi menggunakan air garam.

c) Selanjutnya lembaran-lembaran belut tadi dikeringkan dengan cara dijemur di dibawah terik matahari.

d) Setelah kering taruh belut didalam tempat untuk selanjutnya diberi bumbu tepung.

e) Kemudian digoreng hingga matang atau hingga kering, dengan nyala api tidak terlalu besar.

f) Keripik belut ditiriskan dan

g) Keripik belut siap disajikan. Adapun proses pembuatan keripik belut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Belut

Dipisahkan dari kotorannya

Dicuci

Ditiriskan

Dilumuri bumbu, dengan atau

tanpa tepung

Digoreng hingga matang

Ditiriskan

lxix

Keripik Belut

Gambar 3. Pembuatan Keripik Belut Sumber : Data Primer

b. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam pemasaran usaha keripik belut.

1) Pemerintah Pemerintah merupakan salah satu kelembagaan pendukung dalam kegiatan pemasaran keripik belut. Peran pemerintah sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat khususnya dalam usaha keripik belut. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi merupakan lembaga pemerintah yang berperan besar terhadap kemajuan pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo. Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung pemasaran industri kecil keripik belut di Kabupaten Sukoharjo adalah dengan melakukan bimbingan-bimbingan terhadap kemasan keripik belut supaya produk keripik belut terlihat menarik, memberi bantuan sarana kemasan produk, memfasilitasi pengusaha dalam memperoleh sertifikasi PIRT (Pengusaha Industri Rumah Tangga), pembuatan brosur/leaflet profil tentang industri kecil keripik belut, mengadakan pameran dan promosi. Pemerintah juga melakukan pembinaan-pembinaan terhadap pemasaran keripik belut antara lain dengan memberikan bimbingan kualitas produk makanan bagi indutri kecil keripik belut, memfasilitasi hubungan kerjasama dengan swalayan ataupun mini market. Untuk itu diperlukan juga sosialisasi/promosi dalam pemasaran keripik belut di Kabupaten Sukoharjo. Semua usaha ini dilakukan

lxx lxx

2) Konsumen Konsumen membeli suatu barang dan jasa bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian juga konsumen keripik belut di Kabupaten Sukoharjo membeli keripik belut dengan alasan yaitu memenuhi kebutuhan dan pertimbangan faktor kesehatan. Konsumen menyadari bahwa mengkonsumsi keripik belut akan berguna bagi kesehatan.

Konsumen keripik belut tersebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Jakarta dan Kalimantan. hingga konsumen luar negeri yaitu Singapura dan Malaysia. Biasanya konsumen menuntut kualitas keripik belut yang baik. Hal ini yang menjadi tantangan bagi pengusaha untuk terus meningkatkan kualitas keripik belut. Tuntutan kualitas yang tinggi ini biasanya tidak diimbangi oleh kekuatan daya beli konsumen. Kekuatan tawar menawar konsumen relatif rendah dan hal ini dapat merugikan pihak produsen, oleh karena kualitas keripik belut yang tinggi, tidak selalu diikuti tingginya harga.

3) Pemasok Pemasok merupakan penyedia bahan baku untuk proses produksi. Pemasok industri keripik belut di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar berasal dari Jawa Timur yaitu Kediri, Malang, dan Bojonegoro. Untuk pemasok yang berasal dari Malang merupakan pemasok belut yang memiliki kualitas baik dibanding dengan daerah lain. Pasokan belut tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja. Dari daerah lokal sendiri yaitu Sukoharjo juga menjadi daerah pasokan namun yang menjadi kendala adalah di daerah lokal pasokan belut yang diminta tidak sesuai dengan

lxxi lxxi

4) Pesaing Pesaing industri kecil keripik belut Kabupaten Sukoharjo berasal dari wilayah seperti Kabupaten Klaten dan Yogyakarta. Pesaing yang berasal dari wilayah Yogyakarta dan Klaten menjual produknya di wilayah sentra industri belut Godean Yogyakarta. Wilayah ini merupakan salah satu pasar potensial untuk keripik belut yang berasal dari kecamatan Baki kabupaten Sukoharjo. Banyaknya produk dari pesaing ini menyebabkan harga tawar pembeli yang rendah karena produk berlimpah.

Pesaing dari Klaten maupun Yogyakarta memiliki jumlah unit usaha yang cukup besar dengan harga yang lebih murah namun kualitasnya berada di bawah Daerah Sukoharjo . Selain dari produk keripik belut juga terdapat persaingan terhadap produk belut lainnya yaitu adanya dendeng belut, abon belut, dan daging asap juga banyak mempengaruhi pemasaran keripik belut.

5) Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran sentra keripik belut di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari pedagang pengumpul dan pengecer. Pedagang pengumpul berperan mengumpulkan produk saja kemudian menjualnya kembali kepada konsumen. Biasanya harga produk telah ia tetapkan sebelumnya. Produk keripik belut yang telah dihasilkan oleh pengusaha akan mereka beli dengan harga yang tinggi dan akan dijual dengan harga yang berlipat ganda pula. Misalnya pengusaha menetapkan harga keripik belut kelas 3 sebesar Rp 45.000,00/kg. Oleh pedagang pengumpul harga

lxxii lxxii

Sedangkan pengecer menjual keripik belut langsung kepada konsumen dalam jumlah yang relatif sedikit.