Alur penelitian

Gambar 2. Alur penelitian

2. PEMBAHASAN

Saat observasi peneliti menemukan bahwa para pelaku UMKM bambu di provinsi Banten sudah menggeliat dengan bermunculannya pegiat bambu dalam bentuk komunitas dalam bentuk organisasi independen di bidang pelestarian, pemanfaatan, pengembangan dan pembinaan sumberdaya yang memberdayakan media bambu.

Terkait dengan perumusan masalah, UMKM terindikasi memiliki keinginan yang kuat untuk menerapkan TIK dalam strategi bisnisnya. Beberapa penerapan TIK yang ada hingga saat ini seperti penerapan media sosial, situs usaha dan mobile apps berbasis Android. Namun, penerapan TIK saat ini belum muncul satu integritas dan saling ketergantungan antar stakeholder dalam UMKM bambu di provinsi Banten, sehingga informasi menjadi terisolasi, tidak utuh dan tidak menyeluruh.

2.1 Pemangku kepentingan UMKM kerajinan bambu di provinsi Banten

Terdapat beberapa pihak kunci yang terlibat dalam UMKM kerajinan bambu di provinsi Banten seperti digambarkan pada Gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Stakeholder UMKM kerajinan bambu di provinsi Banten

2.2 Penerapan pada Zachman Framework

Perancangan model akan disusun berurutan berdasarkan abstraksi kerangka kerja dari Zachman, yaitu: What, How, Where, Who, When, dan Why. Kemudian masing-masing ditentukan perspektifnya berdasarkan:

a. Executive Management Overview, dilihat dari Planner yang menghasilkan Objective/Scope.

b. Senior Management, dilihat dari Owner yang menghasilkan Enterprise Model.

c. Business System Architect, dilihat dari Designer yang menghasilkan Informasion System Model.

d. Information System Architect, dilihat dari Builder yang menghasilkan Technology Model.

e. System Analyst/Programmer, dilihat dari Programmer yang menghasilkan Detailed System Definition.

f. User and Service Provider, dilihat dari User yang menghasilkan Implemented and Operating System.

2.2.1 What

Planner: Menjelaskan tentang hal-hal penting yang menjadi kunci dalam membangun UMKM kerajinan bambu di Banten. Delapan kunci didalam menjalankan model bisnis kerajinan bambu, yaitu: (1) Mitra kunci, (2) Aktivitas kunci, (3) Sumberdaya kunci, (4) Struktur biaya, (5) Aliran pendapatan, (6) Proposisi nilai, (7) Saluran, (8) Komunitas, dan (9) Pelanggan.

Owner : Menggambarkan data dari hubungan entitas yang saling terkait dalam UMKM kerajinan bambu di Banten, dalam bentuk ERD (Gambar 4).

Designer : Merancang model relasi data dimana menggambarkan hubungan antara data-data kunci yang dibutuhkan dalam melakukan usaha di UMKM kerajinan bambu di Banten (Gambar 5). Builder : Arsitek sistem informasi memetakan arsitektur data guna pengembangan sistem informasi yang dibutuhkan untuk UMKM bambu di Banten (Gambar 6). Programmer : Mendefinisikan data-data yang akan dirancang untuk UMKM berdasarkan data arsitektur yang sudah dibuat di perspektif Builder. User : Menggambarkan data seperti apa yang harus dikelola oleh para pengguna aplikasi melalui rancangan bentuk tampilan pengguna dalam melakukan interaksi untuk pengelolaan data.

Gambar 4. ERD UMKM. Gambar 5. Data relationship model. Gambar 6. Data architecture

2.2.2 How

Planner : Menggambarkan proses dalam melakukan bisnis, yaitu: Inbound: bahan baku dari pemasok atau langsung dari perkebunan bambu. Production: pelaku utama dalam produksi yaitu UMKM bambu, pada prosesnya ada dukungan dari organisasi (internasional/lokal), pemerintahan, komunitas, LSM, dan peneliti. Outbond: produk UMKM, pemasarannya secara personal, via pengusaha atau saat event pameran (Gambar 7).

Owner : Organisasi-organisasi internasional seperti Wolrd Bamboo Organization dan World Technopolis Asociation bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyusun program dan momentum, kementerian melalui pemerintahan lokal melaksanakan program, pendanaan, momentum dan pembinaan. Pemerintahan lokal juga membina komunitas agar para komunitas tersebut membina dan mewadahi UMKM. Lembaga-lembaga pendanaan baik lokal maupun internasional biasanya memiliki program pendanaan, umumnya memberikan hibah baik langsung maupun melalui LSM untuk diberikan secara pinjaman kepada UMKM. Penelitian dan pengembangan dilakukan baik oleh kelembagaan, para aktivis atau pegiat bambu. Sedangkan para penjual produk (trader) maupun eksportir umumnya secara rutin menyerap hasil produk dan memasarkannya baik di lokal maupun untuk ekspor (Gambar 8).

Gambar 7. Business performs Gambar 8. Business process modeling

Designer : Merancang diagram alur dari data fisik dan bagaimana proses dijalankan. Berikut contoh diagram pada Gambar 9. Builder : Merancang arsitektur sistem aplikasi yang sesuai untuk UMKM (Gambar 10).

Gambar 9. System design Gambar 10. Detailed program design

Programmer : Membuat rincian sistem aplikasi yang sesuai untuk UMKM (Gambar 11) User : membuat purwarupa bagaimana sistem berfungsi pada user yang menggunakan aplikasi UMKM

dengan teknologi tampilan yang responsiveness terhadap perangkat PC, laptop, tablet, smartphone (Gambar 12).

Gambar 11. Detailed program design Gambar 12. Conversion and production application programs

2.2.3 Where

Planner : Sistem aplikasi akan berpusat di provinsi Banten, meski diakses secara global. Penggunanya, yaitu: (1) sasaran utama pengguna aplikasi adalah khsusnya provinsi Banten dan umumnya Indonesia, diantaranya; para pelaku UMKM, pemerintahan, organisasi (komunitas, LSM, relasi) pemasok, pengusaha, peneliti, pegiat bambu, petani dan perkebunan bambu. (2) Sedangkan untuk organisasi, pelanggan (pengusaha/konsumen), pendanaan, dan event mencakup Indonesia dan Dunia/Internasional.

Owner : Menggambarkan konfigurasi jaringan secara umum sistem aplikasi yang dirancang (Gambar 13). Designer : menggambarkan aliran data dalam mengoperasikan sistem informasi, arsitektur aplikasi dan

penyusunan data yang dibutuhkan dalam sistem aplikasi UMKM (Gambar 14).

Gambar 14. Business system architecture Builder : Menggambarkan arsitektur sistem dan teknologi dalam jaringan yang digunakan dalam aplikasi sistem UMKM (Gambar 15). Programmer : Melakukan konfigurasi-konfigurasi pada sistem operasi, sistem jaringan, apache, aplikasi sistem, firewall, manage domain name server, panel hosting, database, dan lainnya yang sesuai dengan rancangan sistem aplikasi untuk UMKM.

Gambar 13. Network configuration

User : Menggambarkan kebutuhan hardaware, software, dan layanan untuk infrastruktur jaringan dan sistem aplikasi UMKM (Gambar 16).

Gambar 15. Technology system architecture

Gambar 16. System and network requirements

2.2.4 Who

Planner : Pihak-pihak yang memiliki peran kunci dalam UMKM adalah: (1) Inbound; Petani bambu, Pemasok bambu, (2) Production; Pengrajin bambu, (3) Supporter; Pemerintah, Organisasi Lokal/Internasional, Komunitas, Pegiat, Peneliti, (4) Outbond; Penjual/Pengusaha, (5) System Operator: Pengelola/Admin sistem.

Owner : menjelaskan model alur kerja dan orang-orang yang terlibat didalamnya secara langsung, dalam kasus ini alur kerja dibagi sesuai dengan yang digambarkan oleh planner, yaitu:

a. Petani bambu (petani aktif, petani pasif, mandiri, berkelompok), Pemasok bambu (penyalur, kolektor)

b. Pengrajin bambu (pengrajin mandiri, pengrajin berkelompok, pengrajin hobi)

c. Pemerintah (pemerintah pusat/kementrian, pemerintah provinsi, pemerintah daerah), Organisasi Lokal/Internasional (LSM, World bamboo Organization, WTA), Komunitas (Komunitas Bambu Nusantara, Banten Creative Community, Akademi Bambu Nusantara, Topi Bambu), Pegiat, Peneliti (lembaga pendidikan, non lembaga pendidikan)

d. Penjual/Pengusaha (penjual lokal, penjual internasional, eksportir)

e. Pengelola sistem (Administrator sistem, web master, web developer) Designer : Menggambarkan arsitektur tatap muka dengan pengguna (Gambar 17) Builder : Menggambarkan arsitektur penyajian terhadap para pengguna (Gambar 18)

Gambar 17. Human interfaces roles and data access rights Gambar 18. UI yang akan dilihat pengguna aplikasi

Programmer : menggambarkan arsitektur keamanan sistem aplikasi (Gambar 19) User : menggambarkan kebutuhan pengguna sistem aplikasi dalam mengoperasikannya (Gambar 20)

Gambar 19. Screen and security architectures

Gambar 20. Trained user, operating and support personnel

2.2.5 When

Planner : Secara umum bisnis ini dilakukan secara kontinyu sepanjang waktu, sedangkan untuk momentum- momentum besar dalam rangka pemasaran terdapat beberapa momentum/event yaitu: (1) Lokal; pameran nasional, pameran kementerian, pameran provinsi, pameran pemerintah daerah, pameran industri kreatif, (2) Internasional; pameran seni dan budaya, kongres bambu internasional, (3) Application system: digunakan untuk rutinitas.

Owner : pengembangan model dilakukan mulai juli 2017, dan selesai bulan november 2017 (Gambar 21)

Gambar 21. Business master schedule untuk pengembangan aplikasi sistem

Designer : Menggambarkan waktu jadwal merancang sistem (Gambar 22). Builder : Menggambarkan waktu jadwal merancang sistem secara terperinci (Gambar 23) Programmer : menggambarkan waktu jadwal merancang konversi sistem aplikasi (Gambar 24)

Gambar 22. Systems design schedule Gambar 23. Detail system design schedule

Gambar 24. System convertion schedule untuk pengembangan sistem aplikasi

User : Taining kepada para pengguna kunci dilakukan dalam jangka waktu tiga hari setelah selesai pengujian sistem. Dalam pelatihan tersebut dibuat kan modul pelatihan dan fitur “HELP” disediakan dalam aplikasi sistem UMKM.

2.2.6 Why

Planner: Penerapan model TIK UMKM dituangkan dalam balance score card (BSC) seperti Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Balance Score Card (BSC) model TIK UMKM Tujuan strategis untuk keuangan

Tujuan strategis untuk proses bisnis

1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan 1. Mempermudah informasi ketersediaan dan pasokan bahan baku pelaku usaha

2. Meningkatkan kapasitas jumlah bahan baku

2. Menekan biaya pasokan bahan baku 3. Meningkatkan kapasitas produksi melalui hubungan kerjasama dan kolaborasi 3. Mendapatkan bantuan pembiayaan

4. Mempermudah hubungan/komunikasi dalam berkolaborasi dan bermitra dengan 4. Menekan biaya pemasaran

pemasok/distributor/penjual

5. Menekan biaya produksi melalui kolaborasi

Tujuan strategis untuk pembelajaran dan

Tujuan strategis untuk pelanggan

pertumbuhan

1. Meningkatkan kualitas produk

1. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha

2. Memperluas jangkauan pemasaran

2. Meningkatkan pengetahuan 3. Menggunakan dan mengembangkan database pelanggan 3. Meningkatkan daya saing

4. Mempercepat pengenalan dan penyebaran produk ke pasar 4. Membangun budaya kolaborasi dan bermitra

5. Meningkatkan dan Mempermudah melakukan pemasaran, penjualan dan layanan

Secara spesifik tujuan bisnis strategis dari sistem informasi sesuai dengan alurnya adalah sebagai berikut:  Mampu menganalisa dan memperkirakan perencanaan produksi melalui data kapasitas produksi, jumlah

pengrajin, permintaan/pesanan, ketersediaan dan lokasi bahan baku.  Mampu melakukan perencanaan produksi dengan kebutuhan sumberdaya yang jelas seperti kebutuhan legalitas, bahan baku dan pemasoknya, sumber daya manusia dan kemampuan/pengetahuan untuk kualitas produk, serta pembiayaan.

 Mampu menetapkan penjadwalan produksi sesuai data yang diperoleh dan diolah  Mampu mengawasi, mengarahkan dan menjaga hasil produksi yang dilakukan para pengrajin  Mampu mempermudah pemasaran, pendistribusian dan penjualan produk

Owner : Menggambarkan rencana bisnis untuk UMKM bambu di Banten (Gambar 25) Designer : Menggambarkan model aturan-aturan bisnis untuk UMKM bambu di Banten (Gambar 26)

Gambar 25. Business plan untuk UMKM

Gambar 26. Business rules model untuk UMKM Builder : Menggambarkan model rancangan aturan-aturan bisnis (Gambar 27) Programmer : Menggambarkan spesifikasi aturan-aturan untuk logika progarm (Gambar 28) User : Kolom ini menjelaskan prosedur pengguna dan aturan yang diberlakukan oleh sistem serta harus

dilakukan oleh pengguna sistem saat mereka menggunakan aplikasi sistem UMKM.

Gambar 27. Contoh Business Rules Design

Gambar 28. Contoh Rules Specification untuk logika program

3. KESIMPULAN