Model penelitian

Gambar 5. Model penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H Persepsi kegunaan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan 1 : (intention to use) Kebermanfaatan dalam penggunaan teknologi mobile internet menggambarkan niat user dalam menggunakannya. Semakin bermanfaat teknologi tersebut maka userpun menjadi puas dengan teknologinya. Penelitian yang dilakukan oleh (Heri Setiawan 2015) serta penelitian (Osama Isaac dkk. 2017) dan penelitian (Chi-Cheng Chang dkk. 2013) , juga menunjukkan bahwa kebermanfaatan penggunaan yang dihasilkan berpengaruh positif terhadap niat perilaku pengguna.

H Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan 2 : (intention to use) Kemudahan dalam penggunaan teknologi mobile internet merupakan kepuasan tersendiri bagi yang telah menggunakan teknologi mobile internet. Semakin mudah penggunaan teknologi tersebut maka userpun menjadi H Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan 2 : (intention to use) Kemudahan dalam penggunaan teknologi mobile internet merupakan kepuasan tersendiri bagi yang telah menggunakan teknologi mobile internet. Semakin mudah penggunaan teknologi tersebut maka userpun menjadi

Model analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel prediktor pada model penelitian pertama adalah metode analisis regresi (regression analysis), dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah hasil analisis regresi yang dilakukan merupakan model analisis yang benar-benar bebas dari adanya gejala multikolinearitas, dan gejala heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik terdiri dari: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas. Model Umum persamaan Regresi yang digunakan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana: Y = Intention To Use X1 = Perceived Usefulness X2 = Perceived Eases Of Use

a = konstanta

b = slope regresi atau koefisien regresi setiap X

e = error

2. PEMBAHASAN

2.1 Uji Validitas Tabel 2. Hasil uji validitas

CORRECTED ITEM-TOTAL CORRELATION

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui uji validitas menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation. Untuk menentukan apakah sistem valid dengan membandingkan nilai r hitung (nilai pada Corrected Item-Total Correlation) > dari r tabel (didapat dari tabel r), dimana nilai r tabel adalah 0,2227. Dari output tersebut didapat nilai X1 (X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5) , X2 (X2.1 X2.2 X2.3 X2.4) serta Y (Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5) lebih besar dari nilai r tabel jadi dapat disimpulkan bahwa variable X1, X2, Y adalah valid.

2.2 Uji Reliabilitas Tabel 3. Hasil uji reliabilitas

CRONBACH’S ALPHA X1 X2 Y 0.928

Berdasarkan tabel tersebut diketahui untuk menguji kereliabilitasan suatu data maka menggunakan metode alpha cronbach. Menurut Syofian (2013:57), kriteria suatu instrumen penelitian diakatakan reliable dengan menggunakan metode alpha cronbach, bila koefisien reliabilitas (r 11 ) > 0,6. Dari output yang didapat nilai alpha X1 (X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5) , X2 (X2.1 X2.2 X2.3 X2.4) serta Y (Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5) lebih besar dari nilai cronbach’s alpha 0.6 , maka variable X1, X2, Y dikatakan konsisten.

2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebar di sekeliling garis maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal.

Gambar 6. Grafik uji normalitas X1 dan X2 terhadap Y

Pada grafik di atas, terdapat pola atau sebaran data berada pada posisi di sekitar garis lurus dan mengikuti garis diagonal. Maka dapat dikatakan bahwa data atau variabel yang digunakan berdistribusi normal.

2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengukur koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variable bebas.

Tabel 4. Coefficients X1 dan X2 terhadap Y

Coefficients a

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF 1 (Constant)

B Std. Error

.162 .607 1.647 a. Dependent Variable: Y

Dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 . Pada tabel didapat hasil bahwa nilai VIF untuk variable X1 dan X2 < 10 dan untuk nilai Tolerance > 0,1 . Sehingga variable tersebut tidak memiliki masalah multikolinearitas.

2.5 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ketidakkonstanan maupun ketidakefisienan untuk varian error beberapa nilai X. Apabila pada grafik tidak membentuk suatu pola maka varian error dapat dinyatakan konstan.

Gambar 7. Grafik uji heterokedastisitas X1 dan X2 terhadap Y

Dari gambar di atas diketahui bahwa titik – titik membentuk pola yang menyebar bebas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga tidak terjadi heterokendastisitas.

2.6 Uji T

Berdasarkan tabel 4 yang membahas tentang Cofficients X1 dan X2 terhadap Y, persamaan regresi dapat digambarkan untuk mengetahui angka konstann dan uji hipotesa signifikan koefisien regresi. Dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 3.525 + 0.673 X1 + 0.153 X2

Berdasarkan tabel 3, didapat nilai t hitung ( t 0 ) untuk X1 = 6.968 dan X2 = 1.414. Untuk varibel X1, t hitung (t 0 ) > t tabel ( t tabel = 1.66515), sehingga H 1 diterima. Dari pengujian ini terlihat bahwa individual dosen di Politeknik Negeri Sriwijaya akan menggunakan teknologi mobile internet jika mengetahui manfaat positif yang diberikan dalam penggunakan teknologi mobile internet. Kebermanfaatan mobile internet telah dirasakan dosen didalam membantu kinerja dosen baik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Contohnya saja dalam memberi materi atau bahan ajar kepada mahasiswa, dosen tersebut tidak perlu harus bertatap muka di dalam kelas tetapi dengan teknologi mobile internet. Serta dosen jg merasakan manfaat mobile internet dalam menyelesaikan tugas penelitian maupun pengabdian yang merupakan kewajiban seorang dosen. atau Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heri Setiawan (2015) serta penelitian Osama Isaac dkk. ( 2017) dan penelitian Chi-Cheng Chang dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa kebermanfaatan penggunaan yang dihasilkan berpengaruh terhadap niat perilaku pengguna.

Sedangkan variable X2, t hitung ( t 0 ) < t tabel ( t tabel = 1.66515), sehingga H 2 ditolak. Dari pengujian ini dapat diketahui bahwa individual dosen Politeknik Negeri Sriwijaya tidak merasakan kemudahan dalam penggunaan teknologi mobile internet. Hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan faktor usia dosen Politeknik Negeri Sriwijaya yang mempengaruhi dosen tersebut kesulitan dalam penggunaan moille internet yang sangat canggih. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heri Setiawan (2015) yang menunjukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penerimaan layanan mobile third generation (3G) di kota Palembang. Serta penelitian Osama Isaac dkk. (2017) yang menunjukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan mobile learning pada teknologi mobile internet 3G di Nigeria.

Tabel 5. Model summary X1 dan X2 terhadap Y

Model Summary b

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4 di atas, nilai R square yaitu sebesar 0,580. Itu berarti bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use memiliki pengaruh terhadap intention to use adalah sebesar 58% . Sedangkan 42% dipengaruhi oleh faktor – faktor penyebab lainnya di luar faktor – faktor penyebab lainnya di luar faktor – faktor tersebut.

3. KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa : Perceived Usefulnes berpengaruh terhadap penggunaan teknologi mobile internet. Hal tersebut dikarenakan dosen Politeknik Negeri Sriwijaya telah mengetahui manfaat dari penggunaan teknologi mobile internet yang dapat membantu dosen dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dan membantu dalam proses belajar mengajar di dalam ataupun di luar kelas.

Perceived ease of use tidak berpengaruh terhadap penggunaan teknologi mobile internet. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan teknologi mobile internet tidak begitu mudah digunakan oleh dosen Politeknik Negeri Sriwiaya dikarenakan faktor usia dan juga dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pesat menyebabkan dosen sulit untuk menjadi mahir dalam penggunaannya.