4.5. Perkiraan Pakan yang Dicerna AD
Perkiraan pakan yang dicerna AD ulat sutera Bombyx mori L. yang diberi vitamin B1 pada pakan daun murbei Morus sp. pada instar III, IV dan V dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rata-rata perkiraan pakan yang dicerna ulat sutera Bombyx mori L.
yang diberi pakan daun murbei Morus sp. dengan menggunkan
vitamin B1 dengan konsentrasi yang berbeda Perlakuan
Perkiraan Pakan yang dicerna mg100ml
Instar III Instar IV
Instar V
0,0 52,40±13,77
a
37,80±10,30
a
21,50±08,48
a
0,1 48,00±12,76
a
31,80±11,17
a
19,30±07,94
a
0,2 56,90±22,17
a
36,60±17,79
a
21,18±12,48
a
0,3 60,30±20,51
a
44,80±13,44
a
21,96±13,51
a
0,4 47,60±24,73
a
34,70±19,19
a
18,60±05,75
a
keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata p0,05
Berdasarkan Tabel 4.5 perkiraan pakan yang dicerna ulat pada instar III, IV dan V pada perlakuan 0,3mg100 ml meningkat dari pada kontrol. Setelah uji
statistika perkiraan pakan yang dicerna ulat tidak berbeda nyata p0,05 antara kontrol dengan kelompok perlakuan pada instar III, IV dan V. Hal ini menunjukkan
bahwa vitamin B1 yang diberi pada daun murbei tidak mempengaruhi perkiraan pakan yang dicerna ulat. Hal ini kemungkinan vitamin B1 yang ada pada daun murbei sudah
cukup untuk mendukung asupan makanan ulat sutera sehingga tidak perlu penambahan vitamin B1
Menurut Ramesha et al., 2010 menyatakan bahwa perkiraan pakan yang dicerna pada ulat sudah cukup sebagai asupan makanan yang lebih tinggi dan tidak
selalu menghasilkan kecernaan yang lebih tinggi pula.
4.6. Perbandingan Gambaran Indeks Konsumsi RGR dan RCR Larva antara Instar III, IV danV
Perbandingan gambaran indeks konsumsi RGR dan RCR larva antara instar III, IV dan V dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Perbandingan gambaran indeks konsumsi RGR dan RCR larva instar III, IV dan V yang diberi vitamin B1 pada pakan daun
murbei
Morus sp.
Berdasarkan Gambar 4.1 perbandingan gambaran indeks konsumsi larva meliputi nilai RGR dan RCR pada instar III dari instar III, IV dan V terjadi
penurunan. Nilai RGR dan RCR lebih tinggi pada instar III dibandingkan instar IV dan V. Hal ini dikarenakan ulat sutera instar III masih tergolong ke dalam fase ulat
kecil yang memerlukan laju pertumbuhan serta konsumsi pakan yang cukup besar untuk masuk ke fase ulat besar sedangkan ulat sutera instar IV dan V sudah tergolong
ke dalam fase ulat besar dimana laju pertumbuhannya semakin berkurang dan laju konsumsi pakan yang sedikit karena akan memasuki fase pembentukan kokon dan
berubah menjadi pupa.
Menurut Ramesha et al., 2010, semakin besar tahap instar maka laju konsumsinya semakin kecil. Menurut Ahmad et al., 1995, berhubungan dengan
kemampuan ulat sutera untuk mengenali pakannya pada instar III, maka dengan banyaknya ulat mengkonsumsi pakan sehingga pertumbuhan ulat juga semakin besar
dan ulat tersebut semakin efisien dalam memanfaatkan makanan yang tercermin dari pertumbuhan dan konsumsi ulat yang besar akan di timbun menjadi lemak tubuh
untuk digunakan sebagai cadangan makanan pada saat pengokonan. a
a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a b
a a
a a
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
RGR RCR
RGR RCR
RGR RCR
Instar III Instar IV
Instar V
N il
a i
R G
R d a
n R
C R g
h a
r i
0.1 0.2
0.3 0.4
Universitas Sumatera Utara
4.7. Perbandingan Gambaran Indeks Konsumsi ECD, ECI dan AD Larva antara Instar III, IV danV
Perbandingan gambaran indeks konsumsi ECD, ECI dan AD larva antara instar III, IV dan V dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Perbandingan gambaran indeks konsumsi ECD, ECI dan AD larva
instar III, IV dan V yang diberi vitamin B1 pada pakan daun murbei
Morus sp.
Berdasarkan Gambar 4.2 perbandingan gambaran indeks konsumsi larva meliputi nilai ECD, ECI dan AD dari instar III, IV dan V terjadi penurunan. Nilai
ECD, ECI dan AD lebih tinggi pada instar III dibandingkan instar IV dan V, karena pada instar III ulat lebih banyak mengkonsumsi pakan untuk pertumbuhan dan juga
energi metabolisme dalam tubuh untuk memasuki tahap ulat dewasa.
Menurut Rahmathullah et al., 2004 hubungan indeks konsumsi pada larva dapat dipengaruhi dengan kondisi pakan. Menurut Sabhat et al., 2011 selain
dipengaruhi oleh kondisi pakan daun murbei hubungan indeks konsumsi pada ulat sutera juga dapat dipengaruhi oleh kualitas daun murbei serta kualitas ulat sutera.
Menurut Gangwar 2011 jumlah daun yang dikonsumsi dapat mempengaruhi efisiensi pencernaan dan konversi makanan yang tercerna dan perkiraan pakan yang
dicerna, baik secara langsung maupun tidak langsung pada ulat Bombyx mori L.
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a a
a
a a
a a
a
10 20
30 40
50 60
70 80
90
ECD ECI
AD ECD
ECI AD
ECD ECI
AD Instar III
Instar IV Instar V
N il
a i
E CD
, E
CI d
a n
A D
0.1 0.2
0.3 0.4
Universitas Sumatera Utara
4.8. Konsumsi Oksigen O