- W = Berat rata-rata ulat selama prioda pemberian pakan, dihitung berdasarkan:
2 ulat
akhir berat
ulat awal
berat +
b. Konsumsi O
2
Pada Instar III sampai Instar V ml Larva terlebih dahulu ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
respirometer. Kapas yang telah ditetesi KOH 4 dimasukkan ke dalam tabung, kemudian dimasukkan eosin dalam pipa skala. Tabung respirometer ditutup dengan
penutup. Dibiarkan selama 3 menit. Diganti kapas yang telah ditetesi KOH 4 dengan kapas yang baru tanpa ditetesi KOH 4. Pergerakan eosin diamati selama 5
menit Schnaiderman Williams.
c. Jumlah Pengeluaran CO
2
Pada Instar III sampai Instar V ml Larva terlebih dahulu ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
respirometer. Kapas yang telah ditetesi KOH 4 dimasukkan ke dalam tabung, kemudian dimasukkan eosin dalam pipa skala. Tabung respirometer ditutup dengan
penutup. Pergerakan eosin diamati selama 5 menit Schnaiderman Williams.
3.4. Analisis Data
Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang didapatkan,
diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik computer yakni program SPSS release 16. Urutan
uji diawali dengan uji normalitas, uji homogenitas. Apabila hasil uji menunjukkan p0,05 maka dilanjutkan uji sidik ragam ANOVA satu arah untuk data dengan
pengamatan berulang lebih dari 2 kali atau lebih dari 2 perlakuan dan jika berbeda nyata p0,05 maka dilanjutkan dengan uji analisis Post Hoc–Bonferroni taraf 5.
Apabila hasil uji menunjukkan p0,05 maka data tersebut ditransformasi dan dilanjutkan dengan uji non parametrik. Untuk melihat perbedaan dari 2 perlakuan
dilanjutkan uji Mann-Whitney.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Laju Pertumbuhan Relatif RGR
Laju pertumbuhan relatif RGR ulat sutera Bombyx mori L. yang diberi vitamin B1 pada pakan daun murbei Morus sp. selama instar III, IV dan V dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata-rata laju pertumbuhan relatif ulat sutera Bombyx mori L. yang
diberi pakan daun murbei Morus sp. yang diberi vitamin B1 dengan
konsentrasi yang berbeda Perlakuan
Laju Pertumbuhan Relatif RGR ghari mg100ml
Instar III Instar IV
Instar V
0,0 1,86±0,05
a
1,41±0,03
a
1,03±0,02
a
0,1 1,70±0,03
a
1,27±0,02
a
1,02±0,01
a
0,2 1,73±0,03
a
1,31±0,05
a
0,96±0,03
a
0,3 2,17±0,03
a
1,55±0,03
a
1,10±0,03
a
0,4 1,68±0,03
a
1,43±0,02
a
1,08±0,01
a
keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata p0,05
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa laju pertumbuhan relatif ulat sutera pada instar III, IV dan V lebih tinggi pada perlakuan 0,3mg100ml mencapai 2,17 ghari; 1,55
ghari dan 1,10 ghari. Setelah uji statistika laju pertumbuhan relatif ulat sutera pada instar III, IV dan V tidak berbeda nyata p0,05 antara kelompok kontrol dengan
perlakuan. Hal ini kemungkinan vitamin B1 pada pakan kontrol diperkirakan sudah terdapat vitamin B1 sehingga tidak perlu penambahan vitamin B1 pada pakan
perlakuan.
Menurut Kanafi et al., 2007 bahwa dalam daun murbei terkandung vitamin B1 yang dapat meningkat laju pertumbuhan ulat sutera yang digunakan sebagai
sumber energi dan proses metabolisme protein.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Laju Konsumsi Pakan Relatif RCR