Riwayat Pendidikan Burhanuddin Usman

2.1.2 Riwayat Pendidikan Burhanuddin Usman

Sekitar tahun 1951, untuk tingkat sekolah dasar Burhanuddin Usman bersekolah di sekolah rakyat (SR) Labuhan yang berlokasi di jalan Labuhan Deli. Jenjang sekolah rakyat sampai kelas 3. Saat itu Burhanuddin Usman sedang berusia 7 tahun. Menarik dari Burhanuddin Usman, Burhanuddin Usman tidak seperti siswa yang lainya dimana harus mengikuti kegiatan dari kelas 1. Namun, Burhanuddin Usman langsung pada tingkat atau kelas 3. Burhanuddin Usman langsung berada di kelas 3, karena menurut guru-guru siapa yang sudah pandai membaca bisa langsung kekelas 3. Dengan demikian Burhanuddin Usman hanya setahun dalam sekolah rakyat Labuhan.

Kemudian Burhanuddin Usman melanjutkan sekolahnya ke sekolah agama. Tingkatan setelah sekolah rakyat yang Burhanuddin Usman lakukan. Pertama Burhanuddin Usman bersekolah Yayasan Alwasliyah jenjang IBTIDAIYAH selama 6 tahun yang bertempat di Pulau Brayan. Proses kedua juga Burhanuddin Usman bersekolah masih di Yayasan Alwasliyah jenjang TSANAWIYAH selama 3 tahun yang berlokasi di jalan Pulau Brayan. Pendidikan terkahirnya Burhanuddin Usman bersekolah Yayasan Alwasliyah jenjang aliyah selama 3 tahun yang berlokasi dijalan ismalia ujung amaliun Nomor 20 Medan.

Dalam proses belajar di sekolah agama pada Yayasan Alwasliyah dari jenjang IBTIDAIYAH dan TSANAWIYAH di sini secara non formal Burhanuddin Usman mempelajari dunia kesenian umumnya, khususnya seni musik. Dimana dalam Yayasan Alwasliyah juga dibuat asrama buat siswa/siswi yang mengikuti pembelajaran disekolah ini. Asrama ini diperuntukan kepada siswa/siswi yatim piatu dengan tidak dikenakan biaya administrasi. Banyak dari anak yatin piatu yang bersuku Batak Mandailing yang berada dalam asrama ini. Batak mandailing yaitu suku batak yang secara letak geografis atau administrasi lokasinya berada dipesisir Kota Sibolga yang salah satu daerah pada Sumatera Utara. Anak-anak ini mempunyai tingkat bakat seni yang tinggi khususnya alat musik seruling. Lambat laun siswa/siswi yang di asrama ini selalu memainkan alat musik seruling diluar jam belajar formal dikelas. Kemudian Burhanuddin Usman pun selalu melihat siswa yang lain ini bermain seruling, sampai suatu ketika ia pun belajar seruling dengan mereka hingga Burhanuddin Usman pun menjadi mahir dalam bermain alat musik seruling. Menarik menjadi perhatian dalam prosesnya setelah Burhanuddin Usman mahir memainkan alat musik seruling, Burhanuddin Usman sekarang tidak lagi dikasi memakai alat musik seruling siswa ini. Kemudian setelah sangat inginnya memainkan seruling itu, Burhanuddin Usman pun memutuskan untuk meminta siswa/siswi temannya ini untuk mau menjual seruling itu kepadanya dan merekapun mau menjualkannya kepada Burhanuddin Usman. Inilah riwayat pendidikan Burhanuddin Usman, dimana dalam proses pendidikan secara formal yang dilakukan Burhanuddin Usman, Burhanuddin Usman juga memanfaatkan situasi didalam pendidikan formalnya untuk belajar secara non Formal apa itu dunia seni secara umum, dan lebih khususnya seni Dalam proses belajar di sekolah agama pada Yayasan Alwasliyah dari jenjang IBTIDAIYAH dan TSANAWIYAH di sini secara non formal Burhanuddin Usman mempelajari dunia kesenian umumnya, khususnya seni musik. Dimana dalam Yayasan Alwasliyah juga dibuat asrama buat siswa/siswi yang mengikuti pembelajaran disekolah ini. Asrama ini diperuntukan kepada siswa/siswi yatim piatu dengan tidak dikenakan biaya administrasi. Banyak dari anak yatin piatu yang bersuku Batak Mandailing yang berada dalam asrama ini. Batak mandailing yaitu suku batak yang secara letak geografis atau administrasi lokasinya berada dipesisir Kota Sibolga yang salah satu daerah pada Sumatera Utara. Anak-anak ini mempunyai tingkat bakat seni yang tinggi khususnya alat musik seruling. Lambat laun siswa/siswi yang di asrama ini selalu memainkan alat musik seruling diluar jam belajar formal dikelas. Kemudian Burhanuddin Usman pun selalu melihat siswa yang lain ini bermain seruling, sampai suatu ketika ia pun belajar seruling dengan mereka hingga Burhanuddin Usman pun menjadi mahir dalam bermain alat musik seruling. Menarik menjadi perhatian dalam prosesnya setelah Burhanuddin Usman mahir memainkan alat musik seruling, Burhanuddin Usman sekarang tidak lagi dikasi memakai alat musik seruling siswa ini. Kemudian setelah sangat inginnya memainkan seruling itu, Burhanuddin Usman pun memutuskan untuk meminta siswa/siswi temannya ini untuk mau menjual seruling itu kepadanya dan merekapun mau menjualkannya kepada Burhanuddin Usman. Inilah riwayat pendidikan Burhanuddin Usman, dimana dalam proses pendidikan secara formal yang dilakukan Burhanuddin Usman, Burhanuddin Usman juga memanfaatkan situasi didalam pendidikan formalnya untuk belajar secara non Formal apa itu dunia seni secara umum, dan lebih khususnya seni