Pengetahuan Dra. Syarifah, M.S

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda Notoatmodjo, 2005. Penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan tentang chikungunya pada kategori baik, yakni sebanyak 122 kepala keluarga 56,2 dari 217 KK. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya kepala keluarga memiliki pengetahuan tentang cara pemberantasan sarang nyamuk dengan baik, dan tahu bahwa gigitan nyamuk yang menjadi sumber penularan penyakit ini. Pengetahuan responden tentang pemberantasan sarang nyamuk memang tidak benar-benar lengkap atau sempurna. Hal ini terlihat pada Tabel 4.2. bahwa pada pertanyaan yang berkaitan dengan lama telur nyamuk menetas, menguras tempat penampungan air, membersihkan pekarangan rumah dan pencahayaan yang cukup, kepala keluarga menjawab kurang dari 50, ini menunjukkan bahwa kepala keluarga sebagian besar kurang paham. Secara uji multivariat diperoleh bahwa pengetahuan memiliki nilai α 0,05. Ini menunjukkan tingkat pengetahuan kepala keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto 2005, menunjukkan adanya hubungan pengetahuan responden dengan kegiatan PSN DBD dengan p = 0,000 dan OR : 3,97. Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudhastuti, 2005, yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan keberadaan jentik Aedes dengan hasil uji square menunjukka p = 0,001. Pendapat Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Mengacu pada tingkatan pengetahuan yang disebutkan di atas dapat dijelaskan bahwa tingkatan pengetahuan kepala keluarga tentang Chikungunya dapat dikelompokkan pada tingkatan mengetahui dan mampu untuk memahami, namun secara keseluruhan tingkat pengetahuan ini belum mencapai tahap aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kegiatan penggerakkan PSN pada dasarnya adalah upaya memotivasi keluarga sebagai anggota masyarakat untuk menjaga rumah dan lingkungannya agar selalu bebas dari jentik dan nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan ini perlu dilakukan secara terus-menerus dengan melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat seperti kader kesehatan, PKK, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, lintas sektor dan sebagainya. Untuk dapat memberantas penyakit demam berdarah maka tindakan yang dilakukan adalah memutuskan rantai penularan dengan melakukan pemberantasan pada vektor. Menurut Soedarmo 2005, cara yang dapat digunakan yaitu: 1. Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang dapat dilakukan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah. Cara terbaik ialah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan ialah: a menggunakan anti nyamuk semprotspray ; b menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit; c memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak ke dalam ruangan. 2. Pemberantas vektor jangka panjang. Cara yang dapat dilakukan secara terusmenerus adalah membuang secara baik kaleng, botol, ban, dan semua yang mungkin dapat menjadi tempat nyamuk bersarang. Vas bunga satu minggu sekali ditukar airnya. Dinding bagian dalam bak mandi dan tempat penyimpanan air lainnya digosok secara teratur pada saat permukaan air rendah untuk menyingkirkan telur nyamuk. Sebelum mengisi kembali, tempat penyimpanan air sebaiknya dikosongkan terlebih dahulu untuk menyingkirkan larva. 3. Apabila dana dan sarana terbatas, usaha pemberantasan vektor dapat dibantu dengan menggunakan bahan kimia.

5.2. Sikap

Dokumen yang terkait

Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar

1 54 118

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE

1 18 86

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERANTASAN SARANG Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Desa Kudu Baki Sukoharjo.

0 2 18

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH Hubungan Dukungan Keluarga Dan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 2 16

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) Di Kelurahan Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang 2009.

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Chikungunya - Hubungan Pengetahuan, Sikap, Sarana Dan Prasarana Serta Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Pencegahan Penyakit Chikungunya Menggunakan Metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Oleh Kepala Keluarga Di Wilay

0 1 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Pengetahuan, Sikap, Sarana Dan Prasarana Serta Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Pencegahan Penyakit Chikungunya Menggunakan Metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Oleh Kepala Keluarga Di Wilayah Kerja Pu

0 1 10

HUBUNGAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 0 15

PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN STIKER BEBAS SARANG NYAMUK DI DESA BOJONGSARI

0 0 18