dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes Aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda
yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi,
vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan. Pintu dan jendela
rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang
sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan
obat oles kulit insect repellent yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam
keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
2.1.8. Penanganan Kasus
Bila menemukan kasus chikungunya lakukan Depkes RI, 2005 : a.
Segera laporkan ke PuskesmasDinas Kesehatan setempat. b.
Hindari penderita dari digigit nyamuk tidur memakai kelambu agar tidak menyebarkan ke orang lain.
c. Anjurkan penderita untuk beristirahat selama fase akut.
d. Pada keadaan KLB perlu dilakukan penyemprotanpengasapan.
e. Lakukan Pemeriksaan Jentik di rumah dan sekitar rumah.
2.1.9. Karakteristik Penyakit Chikungunya 2.1.9.1. Cara Penularan
Penyakit chikungunya boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan penyakit demam denggi dan demam denggi berdarah karena dibawa oleh pembawa yang sama yaitu
nyamuk Aedes Aegypti maupun albopictus. Masa inkubasi virus ini ialah dua sampai empat hari, sementara manifestasinya tiga sampai sepuluh hari. Bedanya, jika virus
denggi menyerang pembuluhdarah, virus chikungunya menyerang sendi dan tulang. Nyamuk aedes lazimnya akan menggigit seseorang yang telah dijangkiti oleh virus
chikungunya dan memindahkan darah berkenaan kepada seorang mangsa lain yang sehat Dwitagama, 2008.
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang berperan sebagai vektorpembawa, seperti Aedes Aegypti
merupakan vektor utama CHIKV, Aedes Albopticus yang mungkin juga berperan dalam penyebaran penyakit di kawasan Asia. Kera dan beberapa binatang buas
lainnya juga diduga dapat sebagai perantara penyakit ini karena hewan-hewan inilah yang sebenarnya menjadi target awal penyakit ini.
2.1.9.2. Faktor Penyebab Chikungunya
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam
berdarah dengue. Meski masih “bersaudara” dengan demam berdarah, penyakit ini
tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti Dwitagama, 2008.
2.1.9.3. Pencegahan dan Pengendalian Chikungunya
Satu-satunya cara menghindari gigitan nyamuk Chikungunya adalah dengan mencegah digigit nyamuk Aedes Aegypti. Selain itu bisa dilakukan pemberantasan
vektor nyamuk dewasa maupun membunuh jentik nyamuk. Pemberantasan vektor nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan racun serangga atau pengasapanfogging
dengan malathion sedangkan abatisasi digunakan untuk memberantas jentik pada TPA tempat penampungan air. Sarang nyamuk diberantas dengan cara PSN
Dwitagama, 2008. a.
Abatisasi Tujuan abatisasi agar kalau sampai telur nyamuk menetas, jentik nyamuk tidak
akan menjadi nyamuk dewasa. Semua TPA yang ditemukan jentik Aedes Aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis satu sendok makanan peres 10 gram
abate untuk 100 liter air. Bubuk abate juga dituang di bak mandi. b.
Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik
nyamuk Aedes dengan cara 3M, yaitu sebagai berikut : 1.
Menguras secara teratur, terus-menerus seminggu sekali, mengganti air secara teratur tiap kurang dari seminggu pada vas bunga, tempat minum
burung, atau menaburkan abate ke TPA
2. Menutup rapat-rapat TPA
3. Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang-
barang lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
4. Khusus di tempat pasca-kebakaran harus segera dibersihkan dari wadah-
wadah yang bisa menampung air.
2.1.9.4. Proteksi diri dengan salep atau gunakan kawat nyamuk
Tidak seperti nyamuk-nyamuk yang lain, nyamuk itu menggigit pada siang hari. Untuk mencegahnya kita bisa menggunakan salep atau minyak yang dioles di
bagian tubuh yang terbuka. Selain menggunakan salep untuk mencegah gigitan nyamuk, bisa juga menggunakan minyak sereh. Cara lain adalah dengan
menggunakan kawat nyamuk di pintu-pintu dan jendela rumah Dwitagama, 2008. Dengan melakukan hal-hal di atas, sebenarnya sudah dilakukan perlindungan
tidak hanya pada demam Chikungunya tetapi juga demam berdarah yang lebih fatal dan mematikan. Tidak mustahil penyakit Demam Chikungunya datang bersama-sama
dengan penyakit demam berdarah.
2.1.10. Mata Rantai Infeksi Chikungunya
Berdasarkan penjelasan oleh Dwitagama 2008Dalam penularan penyakit Chikungunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
a. Agen
Agen dalam penyakit chikungunya adalah nyamuk Aedes Aegypti betina dominan dan Aedes Albopictus. Arbovirus famili Togaviridae genus Alpha
virus, dengan perantaraan nyamuk Aedes. b.
Reservoir Habitat berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga,
dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Kedua, Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang
menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Ketiga, nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat
penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes Aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut,
sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini
adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik- jentiknya. malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan
menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes Aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
c. Portal of exit
Penderita penyakit chikungunya seharusnya dirawat di rumah sakit agar kondisinya selalu dikontrol.
d. Portal of entry
Lingkungan harus dibersihkan terutama pada barang-barang yang dapat digenangi air. Hindari gigitan nyamuk pada pagi sampai dengan sore hari
karena nyamuk penyebab chikungunya aktif pada saat itu. e.
Kerentanan penjamu Daya tahan tubuh yang lemah dan kekebalan tubuh yang lemah saat terkena
gigitan nyamuk.
2.1.11. Peran Keluarga dalam Pencegahan Chikungunya