1. Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
dapat dilakukan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah. Cara terbaik ialah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat
dilakukan ialah: a menggunakan anti nyamuk semprotspray ; b menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit; c memberikan cahaya
matahari langsung lebih banyak ke dalam ruangan. 2.
Pemberantas vektor jangka panjang. Cara yang dapat dilakukan secara terusmenerus adalah membuang secara baik kaleng, botol, ban, dan semua
yang mungkin dapat menjadi tempat nyamuk bersarang. Vas bunga satu minggu sekali ditukar airnya. Dinding bagian dalam bak mandi dan tempat
penyimpanan air lainnya digosok secara teratur pada saat permukaan air rendah untuk menyingkirkan telur nyamuk. Sebelum mengisi kembali, tempat
penyimpanan air sebaiknya dikosongkan terlebih dahulu untuk menyingkirkan larva.
3. Apabila dana dan sarana terbatas, usaha pemberantasan vektor dapat dibantu
dengan menggunakan bahan kimia.
5.2. Sikap
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4.13, menunjukkan bahwa variabel sikap dengan kategori baik yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk
sebanyak 48,9 dan tidak melakukan sebanyak 51,1, sedangkan variabel sikap kategori buruk yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk sebanyak 32,1 dan
yang tidak melakukan sebanyak 67,9. Berdasarkan hasil uji chi-square antara variabel sikap dengan pemberantasan sarang nyamuk diperoleh nilai p =
0,023 α 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sikap terhadap
pemberantasan sarang nyamuk. Hasil Uji multivariat menunjukkan bahwa sikap tetap memengaruhi kegiatan PSN.
Penelitian Budiyanto juga menyebutkan ada hubungan bermakna p = 0,005 dan OR = 1,6 antara sikap dengan kegiatan PSN DBD. Menurut Fishbein dan Ajzen
dalam Djamaludin Ancok bahwa sikap positip atau negatip yang terbentuk dalam diri seseorang tergantung dari segi manfaat atau tidaknya komponen pengetahuan, makin
banyak manfaat yang diketahui semakin positip pula sikap yang terbentuk. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Fathi, dkk yang menyebutkan bahwa ada hubungan
bermakna p 0,05, dan RR = 2,24 antara sikap responden dengan kejadian DBD dimana semakin hati-hati sikap responden terhadap DBD, maka semakin baik dalam
melakukan PSN. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
sikap dengan PSN dapat disebabkan kecenderungan kesamaan sikap antara kelompok kasus dan kontrol, seperti halnya pada pengetahuan, kesamaan pola pengetahuan
memberi peluang terhadap kesamaan pola sikap pada responden dan kemungkinan penyebabnya adalah sebaran tingkat pendidikan seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
5.3. Dukungan Sarana
Berdasarkan hasil uji chi-square antara variabel dukungan sarana dengan pemberantasan sarang nyamuk diperoleh nilai p
= 0,078 α 0,05, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dukungan sarana terhadap pemberantasan
sarang nyamuk. Dan setelah dilakukan uji multivariat dan mengikutsertakan variabel dukungan sarana diperoleh bahwa dukungan sarana tetap tidak memengaruhi kegiatan
PSN. Sebanyak 71,4 responden menyatakan bahwa terdapat puskesmas di
daerahnya. Hal ini menunjukkan bahwa sarana kesehatan tersedia di wilayah ini, tetapi tidak semua masyarakat mengetahui keberadaan puskesmas tersebut karena
tidak semua mereka mengaksesnya. Hasil penelitian menyatakan 62,7 puskesmas sulit dijangkau, hal ini bisa dikarenakan jarak yang jauh atau bahkan ketersediaan
sarana transportasi tidak memadai sehingga tidak semua kepala keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan tersenut. Sarana transportasi untuk menuju ke
puskesmas sulit, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yakni sbanyak 55,8 sulit menjangkau puskesmas karena sulitnya kendaraan.
Pernyatakan tidak ada poster tentang chikungunya di puskesmas sebanyak 55,8, dan 64,1 menyatakan tidak ada brosur tentang cikungunya dan
pencegahannya, menunjukkan kurangnya informasi tentang penyakit itu kepada masyarakat. Sarana pelayanan kesehatan yang baik semestinya dapat memberikan
semua informasi tentang kesehatan kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada lingkungan puskesmas atau sarana kesehatan lainnya. Tetapi juga dapat ditempatkan
di sarana kegiatan masyarakat lain, misalnya balai desa atau meunasah-meunasah yang ada di lingkungan sekitar.
5.4. Dukungan Petugas