Nasution 2011 menyatakan bahwa bakteri yang berasal dari Laut Tanjung Balai TJB mampu tumbuh pada media yang mengandung herbisida berbahan aktif
glifosat dan memanfaatkannya sebagai sumber karbon dan energi. Pertumbuhan isolat bakteri mencapai 6,2 x 10
12
CFUml. Tingkat toksisitas berdasarkan waktu paruhnya, karbosulfan lebih lama bila dibandingkan dengan glifosat, hal ini yang kemungkinan
menyebabkan pertumbuhan pada media yang mengandung karbosulfan lebih rendah. Andreu Pico 2004, waktu degradasi glifosat dalam tanah mencapai 47 hari,
sedangkan karbofuran golongan karbamat mencapai 117 hari.
4.3 Aktivitas Biosurfaktan
Aktivitas biosurfaktan diamati berdasarkan volume emulsi yang terbentuk diantara lapisan N-heksan dan cairan media Lampiran 14.e halaman 51. Hasil uji aktivitas
emulsifikasi menunjukkan bahwa masing-masing isolat memiliki aktivitas biosurfaktan yang bervariasi. Nilai aktivitas biosurfaktan isolat bakteri tanah pertanian
Berastagi, Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3.1
Tabel 4.3.1 Aktivitas Biosurfaktan Isolat Bakteri dari Tanah Pertanian
Berastagi Isolat Bakteri
Volume Emulsi cm
3
Rata-rata
cm
3
Ulangan 1 Ulangan 2
Ulangan 3
CBM 1
2,22 0,72
1,55 1,50
CBM 3
0,33 0,92
1,07 0,77
CBM 4
1,16 1,66
1,30 1,37
JBM 1
1,89 1,32
1,18 1,46
JBM 2
3,52 2,13
2,31 2,65
JBM 3
4,18 4,53
3,84 4,18
KBM 1
1,26 1,00
2,52 1,59
KBM 2
0,39 0,86
0,53 0,59
TBM 2
0,92 0,75
0,98 0,88
TBM 3
2,73 1,76
3,09 2,53
Untuk lebih jelasnya volume emulsi aktivitas biosurfaktan isolat bakteri tanah pertanian Berastagi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.3.1
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5
CBM 1 CBM 3 CBM 4 JBM 1 JBM 2 JBM 3 KBM 1 KBM 2 TBM 2 TBM 3 V
o lu
m e e
m u
ls i
c m
3
Isolat bakteri
Gambar 4.3.1 Aktivitas biosurfaktan isolat bakteri tanah pertanian Berastagi
Tabel 4.3.1 dan Gambar 4.3.1 menunjukkan bahwa isolat JBM 3 memiliki aktivitas emulsi tertinggi dengan nilai aktivitas sebesar 4,18 cm
3
kemudian diikuti oleh isolat JBM 2, TBM 3 dan KBM 1 dengan nilai aktivitas masing-masing sebesar 2,65,
2,53 dan 1,59 cm
3
. Sedangkan aktivitas emulsi terendah ditunjukkan oleh isolat KBM 2, dan tidak berbeda jauh dengan isolat CBM 3 dengan nilai aktivitas beturut-turut
0,59 dan 0,77 cm
3
. Dari data pertumbuhan sel isolat bakteri Tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa isolat CBM 3 memiliki laju pertumbuhan tertinggi, sedangkan
aktivitas biosurfaktannya memiliki nilai yang terendah dibanding seluruh isolat yang diuji. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan komponen dan jenis dari
biosurfaktan yang dihasilkan oleh isolat bakteri.
Setiap isolat memiliki aktivitas biosurfaktan yang berbeda-beda yang ditandai dengan terbentuknya emulsi. Menurut Rosenberg et al. 1980, perbedaan tipe dan
komponen biosurfaktan yang dihasilkan tiap-tiap isolat akan mempengaruhi aktivitas emulsi yang terjadi pada permukaan cairan. Warsito 2009 menyatakan bahwa nilai
aktivitas biosurfaktan tertinggi ditunjukkan oleh bakteri yang berasal dari Laut Tanjung Balai dengan nilai 13,50 mm yang ditumbuhkan pada media BHB yang
mengandung naftalen senyawa hidrokarbon. Aktivitas biosurfaktan bakteri tanah pertanian Berastagi dalam penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan bakteri
yang berasal dari laut Tanjung Balai.
Menurut Pacwa- Płociniczak et al. 2011 karakteristik utama dari biosurfaktan
adalah memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik, dengan adanya bagian tersebut mempermudah bakteri untuk melarutkan zat yang tidak larut dalam air. Aktivitas
surfaktan membuat surfaktan menjadi agen pengemulsi yang baik. Kosaric 1992 menyatakan bahwa emulsifikasi dari biosurfaktan dapat terjadi akibat adanya
beberapa faktor. Diantaranya adalah keberadaan senyawa hidrofob dan senyawa hidrofil, kondisi air salinitas dan pH, temperatur dan komponen ataupun molekul
biosurfaktan itu sendiri.
4.4 Produksi Biosurfaktan