Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterampilan kerjasama siswa pada Tabel 4.6 didapatkan rata-rata ketrampilan kerjasama dari pertemuan
pertama dan kedua sebesar 70,10 dalam kriteria baik. Hasil penilaian kemampuan bekerjasama siswa kelas kontrol disajikan
pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Keterampilan kerjasama Siswa Kelas Kontrol
Indikator Bekerjasama Kelas Eksperimen
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Saling Memberi Informasi 58,93
65,36 Perselisihan Terselesaikan
59,29 62,14
Meminta Pendapat 67,14
62,86 Mendukung Keputusan Kelompok
58,57 63,50
Menghargai Masukan 59,29
65,36 Berpartisipasi Dalam Tugasnya
56,79 64,64
Jumlah 1027,40
Rata-rata 61,15
Dari tabel 4.7 didapatkan bahwa rata-rata keterampilan kerjasama untuk kelas kontrol dari pertemuan pertama dan kedua sebesar 61,15 dalam kriteria
cukup baik. Setelah dibandingkan dari kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar 70,10 dan kelas kontrol sebesar 61,15 maka keterampilan kerjasama siswa
kelas eksperimen lebih meningkat dan lebih baik daripada kelas kontrol.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa
Penilaian hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari tes akhir pembelajaran yang sebelumnya diberikan pembelajaran selama dua kali. Dari hasil analisis post
tes, diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa kedua kelas berdistribusi normal.
Hal tersebut sesuia dengan uji normalitas yang ditunjukkan tabel 4.2. karena berdistribusi normal maka selanjutnya digunakan statistik parametris dalam
pengujian hipotesis. Hasil uji signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukkan pada taraf 5 dengan harga t
hitung
= 5,40 sedangkan harga t
tabel
= 2,00. Karena harga t
hitung
t
tabel
sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelaas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI lebih baik
daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode demonstrasi dan diskusi.
Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya ketertarikan siswa selama pembelajaran karena menggunakan metode ekperimen terbimbing berbasis SAVI.
Metode eksperiemen terbimbing berbasis SAVI menggabungkan beberapa unsur yaitu Somatis, Auditori, Visual, Intelektual sehingga siswa dapat dengan bebas
belajar mengamati saat praktikum getaran dan gelombang, melakukan praktikum, bertukar pendapat dengan temannya, mendengarkan masukan masukan dari
temannya, mengerjakan laporan, serta dapat mengaitkan pelajaran materi getran dan gelombang dengan kehidupan sehari hari.
Deporter 2005:117 menjelaskan bahwa belajar berdasarkan aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada didasarkan
presentasi, materi dan media. Alasannya adalah cara belajar berdasarkan aktivitas mengajak siswa terlibat sepenuhnya.
Siswa menjadi aktif dan mendayagunakan seluruh indranya untuk belajar.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. disebabkan metode eksperimen terbimbing
melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembeljaran, sehingga membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. Sedangkan pembelajaran SAVI yang pada dasarnya adalah pembelajaran yang menenkankan pada
pemanfaatan semua alat indera yang dimiliki siswa. Pembelajaran ini melibatkan siswa dalam memecahkan masalah pada permasalahan yang ada dalam materi
getarana dan gelombang,merangsang diskusi dan memperkuat pembelajaran di kelas serta lebih mengaktifkan siswa daripada pembelajaran yang hanya monoton,
menghafal dan mengulang pelajaran yang sudah diberikan. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode demonstrasi dan diskusi
rata-rata hasil belajar siswa lebih rendah daripada kelas eksperimen. Karena pada kelas kontrol ini siswa hanya melihat demonstrasi yang dilakukan guru didepan
kelas dan hanya perwakilan tiap kelompok satu orang yang mempraktekkan di depan kelas. Sehingga seluruh siswa tidak memiliki kesempatan untuk melakuakn
praktikum, sehingga mereka kurang aktif di kelas dan berefek pada hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa kurang optimal.
4.3.2 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa