4 .568
0,361 Valid
5 .468
0,361 Valid
6 .463
0,361 Valid
7 .723
0,361 Valid
8 .754
0,361 Valid
9 .662
0,361 Valid
10 .677
0,361 Valid
11 .407
0,361 Valid
12 .621
0,361 Valid
13 .677
0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Juni, 2013
Dari tabel 3.5 dapat dilihat nilai pada Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai
�
�����
untuk 30 sampel yaitu 0,361 sehingga dapat dinyatakan 13 butir pernyataan dalam penelitian ini valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika �
��� ℎ�
positif atau �
�����
, maka pernyataan reliabel. b. Jika
�
��� ℎ�
negatif atau �
�����
, maka pernyataan tidak reliabel.
Dalam uji reliabilitas sebagai nilai
�
��� ℎ�
adalah nilai alpha yang terdapat pada tabel Reliability Statistic di kolom Cronbach’s Alpha. Berdasarkan hasil
pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
Keterangan .886
13 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Juni, 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6 menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada instrumen dengan nilai Cronbach’s Alpha atau
�
��� ℎ�
sebesar 0,886. Hal ini membuktikan instrumen penelitian berupa kuesioner ini telah reliabel karena
�
��� ℎ�
yang bernilai lebih
besar dari 0,80. 3.10 Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang dilakukan untuk
menafsirkan data-data keterangan yang diperoleh dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data-data yang diperoleh.
2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan
efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal
Situmorang, 2010:95.
b.
Uji Heteroskedastisitas Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu
Universitas Sumatera Utara
variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang, 2010: 98.
c.
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi
multikolinearitas Situmorang, 2010:129. 3. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Analisis Regresi Linier Berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen harga dan kualitas produk terhadap variabel depeden keputusan pembelian. Analisis
Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 16,00 for Windows.
Universitas Sumatera Utara
Adapun model persamaan yang digunakan yaitu: � = �
+ �
1
�
1
+ �
2
�
2
+ �
Dimana: Y
= Keputusan Pembelian �
= konstanta �
1
, �
2
= koefisien regresi �
1
= harga �
2
= kualitas produk e
= standard error 4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikan Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujiannya adalah: H
: b
1,
b
2
= 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan Kualitas produk secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian. H
: b
1,
b
2
≠ 0, artinya artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan Kualitas produk secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependen Keputusan Pembelian.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α = 5 H0 ditolak jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Signifikan Parsial atau Individual Uji – t Uji-t atau uji secara parsial adalah uji untuk membuktikan hipotesis awal
untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu pengaruh harga
�
1
dan kualitas produk �
2
terhadap keputusan pembelian Y.
Kriteria pengujiannya adalah: Ho : b1 = 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan
Kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen yang terdiri dari Harga dan
Kualitas produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian.
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α = 5 Ho ditolak jika
�
ℎ�����
�
�����
pada α = 5 c. Koefisien Determinan
�
2
Koefisien determinasi �
2
pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yaitu variabel pengaruh harga
�
1
dan kualitas produk �
2
terhadap naik turunnya variabel dependen atau keputusan pembelian produk Oriflame Y secara bersama-sama, di
mana: ≤ �
2
≥ 1
Universitas Sumatera Utara
Jika �
2
semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y adalah
besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y.
Sebaliknya jika �
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen X yang terdiri terhadap variabel de
enden Y adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen X terhadap variabel
dependen Y.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Oriflame
Perusahaan Oriflame didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara Robert dan Jonas af Jochnick dan rekan mereka, Bengt Hellsten. Saat ini
Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Terobosan luar biasa
yang dilakukan oleh dua bersaudara af Jochnick adalah memindahkan mata rantai bisnis Oriflame ke rumah konsumen. Portfolio yang luas dari produk-produk
kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.300.000 consultant mandiri, yang bersama-sama membuat
penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,3 miliar. Oriflame Indonesia berdiri pada tahun 1986 yang dipimpin oleh Thomas
Ekberg yang berkantor pusat di Jakarta, di bawah perusahaan PT Orindo Alam Ayu. Sejak pembukaan hingga kini telah puluhan ribu konsultan bergabung
bersama Oriflame dan terus berkembang. Harapan Oriflame adalah memasarkan kosmetika alami Swedia melalui penjualan langsung melalui jasa konsultan aktif
dengan cara menggunakan katalog. Juga merekrut konsumen untuk menjadi konsultan Oriflame.
Di Indonesia Oriflame menjadi sebuah perusahaan kosmetik yang besar dan memiliki banyak konsumen. Oriflame PT. Orindo Alam Ayu terdaftar
Universitas Sumatera Utara