Pembelajaran dan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif

10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran dan Model Pembelajaran

Pembelajaran atau aktivitas pembelajaran menurut Warsita 2008: 85 adalah “suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik ”. Trianto 2010: 17 juga berpendapat bahwa “pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan ”. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk memberi pelajaran kepada peserta didiknya mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pernyataan di atas mengenai makna pembelajaran, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang atau direncanakan oleh guru untuk mengadakan, membantu, dan mendukung proses berpikir siswa sehingga diperlukan suatu model pembelajaran agar dapat mewujudkan proses belajar menjadi terarah dan efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial Suprijono, 2010: 46. Namun menurut Joyce Weil sebagaimana dikutip Rusman 2012, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu konsep perencanaan pembelajaran untuk mewujudkan proses belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Para ahli mengemukakan tentang pengertian dari pembelajaran koopeartif. Suprijono 2010: 54 menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Kemudian Slavin sebagaimana dikutip Isjoni 2011: 15 berpendapat “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher ”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok- kelompok kecil yang saling bekerja sama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selanjutnya menurut Sanjaya 2009: 243 ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: 1 cooperative task atau tugas kerja sama dan 2 cooperative incentive structure atau struktur insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan, sedangkan struktur insentif kerja sama merupakan sesuatu hal yang membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif adanya upaya peningkatan prestasi belajar siswa student achievement dampak penyerta, yaitu sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran sudah pasti memiliki tujuan sesuai dengan modelnya masing-masing seperti halnya pada pembelajaran kooperatif. Slavin sebagaimana dikutip Sanjaya 2009: 242 mengemukakan dua alasan penggunaan pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, meningkatkan harga diri. Ke-dua, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Rusman 2012: 206 menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Lee 2005: 32-35 menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas, adanya pemberian kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi, tercipta komunikasi antar anggota untuk mengutarakan pendapatnya, dan bisa berkerja sama dengan lebih efektif. Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak yang mengiringi, yaitu relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan.

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis Group investigation terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

2 37 235

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION BERBASIS EKSPERIMEN PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

0 4 30

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DITINJAU DARI Eksperimen Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Te

1 6 15

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DITINJAU DARI Eksperimen Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Berbasis Assessment For Learning (Afl) Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Te

1 12 15

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP.

0 0 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MATERI ARITMETIKA SOAIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA PADA KONSEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN - repository UPI T KIM 1402888 Title

0 0 4