pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan tanggung jawab terhadap penyelesaian tugas, adanya pemberian kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi, tercipta komunikasi antar anggota untuk mengutarakan pendapatnya, dan bisa berkerja sama dengan lebih efektif.
Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta
didik juga mempunyai dampak yang mengiringi, yaitu relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, penghargaan terhadap waktu, dan
suka memberi pertolongan.
2.3 Model Pembelajaran Group Investigation
Model Group Investigation merupakan salah satu jenis dari sekian banyak dari model pembelajaran kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Shlomo
Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv. Model ini merupakan pendekatan yang paling kompleks, siswa dilibatkan dalam perencanaan baik pada
topik yang akan dipelajari dan cara-cara untuk memulai investigasi mereka. Hal ini memerlukan norma-norma dan struktur kelas yang lebih canggih bila
dibandingkan dengan penggunaan pendekatan lain. Yael Sharan and Shlomo Sharan menyatakan tentang pengertian Group Investigation sebagai berikut:
“Group ivestigation is an effective organizational medium for encouraging and guiding students involvelment in learning. Students actively share in
influencing the nature of events in their classroom, also by communicating freely and
cooperating in planning and carrying out their chosen topic of investigation.”
Berdasarkan pengertian model Group Investigation di atas, dapat dijelaskan bahwa model Group Investigation adalah media organisasi yang efektif
untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa secara aktif berbagi untuk mempengaruhi kondisi kelas. Dalam kelas siswa juga
berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan topik yang mereka pilih sebagai penyelidikan.
Burns sebagaimana dikutip Rusman 2012: 220 mengemukakan perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan model Group
Investigation yakni kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari
keseluruhan unit materi yang akan diajarkan, kemudian membuat laporan kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas, untuk saling berbagi informasi temuan mereka. Menurut Mafune sebagaimana dikutip Dwi 2012: 3 dalam
pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif salah satunya Group Investigation diterapkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa baik
perorangan maupun kelompok. Model ini dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran. Tanggung
jawab siswa terwujud melalui usahanya menyelesaikan tugas. Pembelajaran
kooperatif ini
juga mempertimbangkan
pada pengelompokkan siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda yang berbeda
ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa diarahkan untuk dapat bekerja sama
dengan baik dalam kelompoknya, saling bertukar pengetahuan, menghargai pendapat teman, dan berdiskusi dengan baik.
Pengarahan kerja sama ini dapat dibantu dengan adanya pemberian tugas dan pertanyaan Lembar Kerja Siswa LKS dengan demikian diharapkan siswa
berkesempatan sama dalam mengemukakan pendapatnya dan memberi respon tehadap temannya dalam satu kelompok maupun antar kelompok pada diskusi
kelas. Rancangan penerapan model Group Investigation terdiri dari beberapa
langkah. Menurut Rusman 2012: 221, implementasi model Group Investigation dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu :
1 Grouping, yaitu mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok. Siswa menelaah sumber-sumber informasi dan
memilih topik. Setelah itu, siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama, komposisi kelompok didasarkan atas
ketertarikan topik yang sama dan heterogen. Guru membantu memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
2 Planning, yaitu merencanakan tugas-tugas belajar. Direncanakan secara bersama-sama oleh siswa dalam kelompoknya masing-masing.
Rencananya meliputi apa yang diselidiki, bagaimana kita melakukannya, siapa sebagai apa dalam pembagian kerja dan untuk tujuan apa topik ini
diselidiki. 3 Investigation, yaitu melaksanakan penyelidikan. Siswa mencari
informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Setiap anggota
kelompok harus berkontribusi pada kelompok dengan cara siswa berdiskusi.
4 Organizing, yaitu menyiapkan laporan akhir. Anggota kelompok menentukan esensial pesan-pesan proyeknya, merencanakan apa yang
akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. 5 Presenting, yaitu mempresentasikan laporan akhir. Presentasi dilakukan
secara aktif yakni dengan melibatkan pendengar atau anggota dari kelompok lain. Pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut
kriteria yang ditentukan keseluruhan kelas. 6 Evaluating, yaitu mengevaluasi. Para siswa berbagi mengenai topik yang
dikerjakan, kerja yang telah dilakukan dan pengalaman-pengalaman afektifnya. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi
pembelajaran. Asesmen diarahkan untuk pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kritis.
Setiawan 2006: 12 mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran GI sebagai berikut:
a. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas. b. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa
yang menunjang pada pemecahan masalah bukan menunjukan cara penyelesaianya.
c. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi. d. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa.
e. Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir.
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model Group Investigation. Setiawan 2006: 9
mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut: Secara Pribadi,
a. dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas; b. memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif;
c. rasa percaya diri dapat lebih meningkat; dan d. dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah.
Secara Sosial Kelompok, a. meningkatkan belajar bekerja sama;
b. belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru; c. belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis;
d. belajar menghargai pendapat orang lain; dan e. meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
Model Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangan, yaitu: sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali
pertemuan, sulitnya memberikan penilaian secara personal, tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajran GI cocok untuk
diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri, dan diskusi kelompok biasanya berjalan
kurang efektif. Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas
bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan
lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan
lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu
yang cukup lama Setiawan, 2006: 9.
2.4 Ekperimen