Analisis Ragam Sampling Error

31 rata per ha yang diperoleh lebih besar daripada nilai penduga ragam rata-rata per ha unit contoh berbentuk six trees, tetapi lebih kecil daripada nilai penduga ragam rata-rata per ha unit contoh berbentuk ten trees. Ragam sangat mempengaruhi selang kepercayaan, dimana semakin besar nilai ragam maka interval selang kepercayaan juga semakin besar. Dengan demikian interval selang kepercayaan untuk volume dan luas bidang dasar rata-rata per ha pada unit contoh berbentuk ten trees secara berturut adalah 195,58 m 3 ha ≤ µ ≤ 287,01 m 3 ha dan 16,44 m 2 ha ≤ µ ≤ 24,19 m 2 ha. Untuk unit contoh berbentuk eight trees, interval selang kepercayaannya secara berturut-turut adalah 257,40 m 3 ha ≤ µ ≤ 317,02 m 3 ha dan 21,66 m 2 ha ≤ µ ≤ 26,72 m 2 ha. Untuk unit contoh berbentuk six trees, interval selang kepercayaannya secara berturut-turut adalah 274,95 m 3 ha ≤ µ ≤ 322,21 m 3 ha dan 23,17 m 2 ha ≤ µ ≤ 27,18 m 2 ha.

E. Analisis Ragam

Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan, dalam hal ini berbagai bentuk unit contoh yang diterapkan. Analisis ragam yang dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan uji lanjutan berupa uji Dunnet. Uji Dunnett digunakan karena analisis ragam dilakukan dengan menggunakan suatu perlakuan sebagai kontrol yakni unit contoh berbentuk circular. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Tabel 11 untuk keragaman volume rata-rata dan Tabel 12 untuk keragaman luas bidang dasar rata-rata. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap keragaman volume rata-rata tegakan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Perlakuan 3 325470 108490 2,30 2,63 Galat 420 19807928 47162 Total 423 20133398 32 Tabel 12. Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap keragaman luas bidang dasar rata-rata tegakan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Perlakuan 3 2443 814 2,34 2,63 Galat 420 146143 348 Total 423 148585 Hasil analisis ragam berdasarkan jumlah unit contoh yang diukur menunjukkan bahwa belum nampak adanya perbedaan hasil yang nyata untuk perbedaan antar perlakuan terhadap keragaman volume rata-rata dan luas bidang dasar rata-rata. Ini terlihat dari nilai F tabel yang lebih besar dari nilai F hitung . Ini berarti dengan adanya perbedaan bentuk unit contoh yang diterapkan, akan menghasilkan nilai dugaan yang tidak berbeda pula untuk volume dan luas bidang dasar.

F. Sampling Error

Sampling error atau kesalahan dalam pengambilan contoh diperlukan untuk menentukan ketelitian dari suatu pengukuran. Semakin kecil nilai sampling error yang diperoleh, maka semakin besar tingkat ketelitian dari suatu pengukuran. Nilai sampling error pada berbagai bentuk unit contoh dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil perhitungan sampling error berbagai bentuk unit contoh pada tegakan Bentuk Unit Contoh Nilai Sampling Error Volume LBDS Circular 8,13 8,29 6-trees 7,91 7,95 8-trees 10,38 10,46 10-trees 18,95 19,09 Adapun histogram nilai sampling error pada berbagai bentuk unit contoh untuk volume dan luas bidang dasar tegakan dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. 33 8.13 7.91 10.38 18.95 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 SE Circular 6-trees 8-trees 10-trees Bentuk Unit Contoh Data Sampling Error dalam M enduga Volume Tegakan Gambar 4. Histogram nilai sampling error dalam menduga volume tegakan pada berbagai bentuk unit contoh 8.29 7.95 10.46 19.09 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 SE Circular 6-trees 8-trees 10-trees Bentuk Unit Contoh Data Sampling Error dalam M enduga LBDS Tegakan Gambar 5. Histogram nilai sampling error dalam menduga luas bidang dasar tegakan pada berbagai bentuk unit contoh Dari hasil perhitungan sampling error yang diperoleh, dapat terlihat nilai sampling error terkecil terdapat pada unit contoh berbentuk six trees baik dalam menduga volume dan luas bidang dasar tegakan yakni masing-masing sebesar 7,91 dan 7,95 . Ini berarti unit contoh berbentuk six trees sangat cocok 34 digunakan dalam menduga volume dan luas bidang dasar karena memiliki tingkat ketelitian yang paling baik.

G. Efisiensi Relatif

Dokumen yang terkait

Kontribusi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii) Terhadap Tingkat Pendapatan Penyadap

18 166 77

Pendugaan Karbon Tersimpan pada Tegakan Pinus (Pinus merkussii) dan Ekaliptus (Eucalyptus sp) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo

2 44 58

Pemuliaan Pinus Merkusii

1 36 11

Siklus nitrogen pada hutan tanaman pinus di hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 7 174

Analisa laju infiltrasi pada perbedaan kerapatan tegakan hutan pinus (Pinus merkusii), Blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi-Jawa Barat

0 4 100

Studi Tehnik Pendugaan Potensi Tegakan Hutan Puspa (Schima waliichii) dengan Simple Systematic Sampling with Random Start dengan Unit Contoh Six Tree Sampling dan Circular Plot (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi)

0 12 50

Pendugaan Potensi Tegakan Agathis ( Agathis loranthifolia Salisb ) Menggunakan Metode Two Stage Sampling Dengan Unit Contoh Six Trees Sampling ( 6- Contoh Pohon ) dan Circular Plots ( Lingkaran ) Studi Kasus di Hutan Pendidikan IPB Gunung Walat Sukabumi

0 13 54

Pendugaan Biomassa Tegakan Pinus (Pinus merkussi Jungh et de Vriese) pada Berbagai Kerapatan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi

0 11 57

Pendugaan Potensi Biomassa Tegakan di Areal Rehabilitasi Hutan Pendidikan Gunung Walat Menggunakan Metode Tree Sampling

0 4 26

Perbandingan Efisiensi Metode Tree Sampling dan Metode Konvensional dalam Pendugaan Potensi Tegakan Agathis (Agathis toranthifolia) di hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 2 54