Mata Pencaharian Kondisi Sosial Ekonomi 1. Kependudukan

Tabel 8. Statistik Pendidikan di Kecamatan Contoh Sekitar TNRAW No. Tingkat Sekolah Kecamatan Rarowatu Persentase Kecamatan Tinanggea Persentase 1. Belum Sekolah 826 6.87 6 304 21.33 2. Tidak Sekolah 1 090 9.06 5 755 19.47 3. SD 4 018 33.40 11 377 38.47 4. SMP 4 434 36.86 3 182 10.76 5. SMA 1 534 12.75 1 425 4.82 6. Akademi 57 0.47 1 015 3.43 7. Perguruan Tinggi 30 0.58 510 1.72 Jumlah 12 029 100.00 29 568 100.00 Sumber : Kecamatan Rarowatu dalam Angka 2004 dan Kecamatan Tinanggea dalam Angka 2004.

4.2.4. Mata Pencaharian

Berdasarkan survey terhadap responden masyarakat sekitar TNRAW umumnya petani tetapi ada juga yang mempunyai mata pencaharian lainnya karena minimnya hasil dari pertanian. Tabel 9 menunjukkan jenis-jenis mata pencaharian masyarakat di sekitar TNRAW berdasarkan survey yang dilakukan. Tabel 9. Jenis-jenis Mata Pencaharian Masyarakat Sekitar TNRAW No. Jenis Mata Pencaharian Kec. Rarowatu Kec. Tinanggea Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1. Petani 2 230 75.21 10 443 56.60 2. Peternak 242 8.16 4 408 23.92 3. Nelayan 208 7.01 511 2.77 4. PengusahaPedagang 35 1.18 1 005 5.45 5. PNSTNIPolri 120 4.05 382 2.07 6. Tukang 10 0.34 790 4.28 7. Pensiunan 52 1.75 200 1.09 8. Lain-lain 60 2.70 704 3.82 TOTAL 2 965 100 18 433 100 Sumber : Kecamatan Rarowatu dalam Angka 2004 dan Kecamatan Tinanggea dalam Angka 2004.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Luas Lahan Layak Kyoto di Dalam dan Sekitar TNRAW Berdasarkan

Kelas Lereng Sesuai dengan keputusan yang dibuat di COP9 untuk periode komitmen pertama 2008-2012, CDM mengadopsi definisi hutan sebagai lahan yang luasnya antara 0.05-1.0 ha yang penutupan tajuknya antara 10-30 dan pohon yang ada pada lahan tersebut berpotensi untuk tumbuh mencapai ketinggian antara 2-5 m. Dikarenakan kriteria yang digunakan dalam penentuan hutan berdasarkan keputusan COP memiliki selang, maka tiap negara peratifikasi harus menetapkan nilai yang dipilih dari selang tersebut. Indonesia, sebagai negara peratifikasi, melalui SK Menteri Kehutanan No. 142004 menentukan nilai yang dipilih untuk luas lahan, penutupan tajuk dan tinggi pohon berturut-turut adalah 0.25 ha, 30 dan 5 m. Sesuai kriteria ini dan kesepakatan COP 9, maka daerah potensial CDM adalah daerah bukan hutan sejak tahun 1989. Dengan ketentuan lahan yang bukan hutan adalah lahan dengan luas minimal 0.25 ha, penutupan tajuk kurang dari 30 dan tinggi pohon secara potensial tidak akan melebihi 5 m. Berdasarkan kriteria ini lahan yang potensial untuk menjadi daerah CDM adalah lahan terbuka, belukar, semakalang-alang, pertanian lahan kering dan padi sejak tahun 1990. Gambar 2. Definisi hutan sesuai SK Menteri Kehutanan No. 142004 dan kesepakatan COP 8 untuk kriteria pelaksanaan proyek CDM H5 m A0.25 ha Crown Cover 30 H5 m A0.25 ha Crown Cover 30 31 Desember 1989 Saat ini