Identifikasi Sistem Pertanian Lokal dan Struktur Pendapatan dan Alternatif Sistem Agroforestri Potensial dan Analisis Kelayakan

3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Inventarisasi Lahan Layak untuk CDM Inventarisasi lahan layak di dalam dan di sekitar Rawa Aopa Watumohai TNRAW dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari hasil-hasil penelitian terdahulu dan menumpangtindihkan peta lahan layak CDM dengan peta topografi untuk menentukan zona-zona lahan kritis berdasarkan kelerengan lahan. Tumpang tindih dilakukan dengan perangkat lunak Arc View GIS versi 3.1.

3.5.2. Identifikasi Sistem Pertanian Lokal dan Struktur Pendapatan dan

Pengeluaran Masyarakat Identifikasi sistem pertanian lokal dilakukan berdasarkan data primer yang diperoleh melalui kuisioner dengan teknik wawancara kepada responden yaitu masyarakat desa di sekitar TNRAW dan pengamatan langsung di lapangan. Kemudian hasil identifikasi dianalisis secara deskriptif dan berdasarkan sistem pertanian yang ada diketahui bagaimana struktur pendapatan dan pengeluaran masyarakat dan dianalisis secara deskriptif apakah dengan sistem pertanian yang ada masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.5.3. Alternatif Sistem Agroforestri Potensial dan Analisis Kelayakan

Finansialnya Penentuan alternatif sistem agroforestri yang potensial untuk dikembangkan di sekitar kawasan TNRAW, Sulawesi Tenggara berdasarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kesesuaian lahan yang diperoleh dari hasil kuisioner dan studi literatur. Kemudian alternatif sistem agroforestri yang sesuai dianalisis secara deskriptif dan dilakukan juga analisis kelayakan finansial atas alternatif sistem agroforestri yang potensial untuk dikembangkan di kawasan TNRAW, Sulawesi Tenggara. Analisis kelayakan suatu kegiatan usahatani menggunakan dua kriteria investasi dengan tingkat suku bunga 12.5 berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga deposito jangka 1 tahun dari Bank Indonesia untuk tahun 2005 dan jangka waktu pengusahaan 30 tahun sesuai periode CDM yaitu yaitu : 1. Net Present Value NPV NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut : ∑ = − + = n t t i C B NPV t t 1 1 ……………………………………………………...6 Keterangan : B t = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t C t = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t i = Tingkat diskonto t = Umur proyek tahun n = Jumlah tahun NPV yang positif menunjukkan bahwa PV penerimaan PV pengeluaran karena itu NPV yang positif berarti investasi diharapkan akan menguntungkan. Oleh karena itu proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya kalau negatif berarti proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. 2. Net Benefit Cost Ratio Net BC Net BC merupakan perbandingan antara jumlah NPV yang positif sebagai pembilang dengan NPV yang negatif sebagai penyebut. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Secara sistematis nilai tersebut dirumuskan sebagai berikut : ∑ ∑ = ii i NPV NPV C B Net ………………………………………………….7 Keterangan : NPV i = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif NPV ii = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai Net BC adalah jika diperoleh nilai Net BC 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Proyek tidak layak untuk dilaksanakan jika nilai Net BC 1. Setelah dianalisis dengan dua kriteria kelayakan di atas maka kemudian dilakukan analisis sensitivitas yaitu kegiatan meneliti kembali suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Dalam analisis sensitivitas mencoba melihat perubahan yang akan terjadi pada NPV dan Net BC yang akan mempengaruhi kondisi kelayakan usaha tani jika biaya transaksi, harga karbon, potensi karbon dan suku bunga berubah.

3.5.4. Identifikasi Kendala-Kendala Implementasi Alternatif Sistem Agroforestri Potensial