V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Luas Lahan Layak Kyoto di Dalam dan Sekitar TNRAW Berdasarkan
Kelas Lereng
Sesuai dengan keputusan yang dibuat di COP9 untuk periode komitmen pertama 2008-2012, CDM mengadopsi definisi hutan sebagai lahan yang
luasnya antara 0.05-1.0 ha yang penutupan tajuknya antara 10-30 dan pohon yang ada pada lahan tersebut berpotensi untuk tumbuh mencapai ketinggian antara
2-5 m. Dikarenakan kriteria yang digunakan dalam penentuan hutan berdasarkan keputusan COP memiliki selang, maka tiap negara peratifikasi harus menetapkan
nilai yang dipilih dari selang tersebut. Indonesia, sebagai negara peratifikasi, melalui SK Menteri Kehutanan No. 142004 menentukan nilai yang dipilih untuk
luas lahan, penutupan tajuk dan tinggi pohon berturut-turut adalah 0.25 ha, 30 dan 5 m. Sesuai kriteria ini dan kesepakatan COP 9, maka daerah potensial CDM
adalah daerah bukan hutan sejak tahun 1989. Dengan ketentuan lahan yang bukan hutan adalah lahan dengan luas minimal 0.25 ha, penutupan tajuk kurang dari
30 dan tinggi pohon secara potensial tidak akan melebihi 5 m. Berdasarkan kriteria ini lahan yang potensial untuk menjadi daerah CDM adalah lahan terbuka,
belukar, semakalang-alang, pertanian lahan kering dan padi sejak tahun 1990.
Gambar 2. Definisi hutan sesuai SK Menteri Kehutanan No. 142004 dan kesepakatan COP 8 untuk kriteria pelaksanaan proyek CDM
H5 m A0.25 ha
Crown Cover 30
H5 m A0.25 ha
Crown Cover 30
31 Desember 1989 Saat ini
Definisi dan kriteria di atas selanjutnya digunakan untuk menentukan daerah yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan kegiatan CDM di Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dapat menarik perhatian potensial investor CDM.
Gambaran umum ekosistem yang ada di Taman Nasional Rawa Aopa terdiri atas mangrove, savana hujan tropis dan ekosistem rawa. Berdasarkan
definisi hutan dalam Protokol Kyoto yang telah diadopsi oleh pemerintah Indonesia, hasil pengamatan lapang di beberapa desa di dalam dan di sekitar
Taman Nasional menunjukkan bahwa hutan yang sudah rusak, savana, ladanglahan pertanian, padang rumput dan semak belukar merupakan lahan yang
sudah tidak memenuhi kriteria hutan dan sudah termasuk dalam kategori Kyoto Land
. Berdasarkan definisi dan kriteria lahan layak CDM dilakukan
penghitungan luasan lahan dengan sebelumnya dilakukan penghitungan kelas lereng untuk mengetahui luasan berdasarkan kelas lereng di dalam dan di sekitar
TNRAW. Tabel 10 menunjukkan luas lahan di dalam dan sekitar TNRAW berdasarkan kelas lereng. Sementara Gambar 2 menunjukkan peta lokasi
berdasarkan kelas lereng di dalam dan sekitar TNRAW. Tabel 10. Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng di Dalam dan Sekitar TNRAW
Kelas Lereng Luas Lahan ha
Dalam Sekitar I 0-8
58 187 190 613
II 8-15 107
7 734 III 15-25
1 841 4 722
IV 25-40 25 672
53 660 V 40
20 082 17 943
Total 105 891
274 672
Sumber : Bakosurtanal dan Care Int. diolah
Gambar 3. Peta Kelas Lereng di Dalam dan Sekitar TNRAW Tahun 2001 Berdasarkan Tabel 10 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar
areal TNRAW memiliki kelas lereng I yaitu datar dimana 55 di dalam TNRAW dan 69.4 di sekitarnya yang datar. Di dalam TNRAW 24 kelas lereng IV dan
19 kelas V karena di dalam TNRAW terdapat pegunungan Mendoke. Setelah diketahui luas lahan berdasarkan kelas lereng untuk menentukan
kesesuaian lahan maka untuk kegiatan CDM harus diketahui Luas Lahan Layak CDM. Tabel 11 menunjukkan luas lahan layak Kyoto tahun 2001 berdasarkan
tumpang tindih dengan peta Repprot tahun 1989. Sementara Gambar 3 menunjukkan peta lahan layak CDM
.
Tabel 11. Luas Lahan Layak CDM di Dalam dan Sekitar TNRAW Tahun 2001 Perubahan Lahan
Luas Lahan ha Dalam Sekitar
Bush – Dryfarming 359
1 178 Bush – Grassland
95 1 098
Dryfarming – Dryfarming 94
4 506 Dryfarming – Grassland
2 447 4 668
Grassland – Dryfarming 781
12 504 Grassland – Grassland
10 986 21 462
Total 14 762
45 416
Sumber : Bakosurtanal dan Care Int.diolah
Gambar 4. Peta Lahan Layak Kyoto TNRAW
Tabel 12. Luas Lahan Layak Kyoto berdasarkan Kelas Kelerengan dalam dan Sekitar TNRAW
Perubahan Luas Berdasarkan Kelas Lereng Ha
0 - 8 8 - 15
15 - 25 25 - 40
40 Total
Dalam Sekitar Dalam Sekitar Dalam Sekitar Dalam Sekitar Dalam Sekitar Dalam Sekitar
Bush – Dryfarming 359
784 -
148 -
7 -
239 -
- 359
1 178 Bush – Grassland
94 806
- 76
- 42
1 174
- -
95 1 098
Dryfarming – Dryfarming 80
4 435 -
- 5
11 9
50 -
10 94
4 506 Dryfarming – Grassland
2 447 4 649
- -
- -
- 19
- -
2 447 4 668
Grassland – Dryfarming 781
11 995 -
20 -
- -
489 -
- 781
12 504 Grassland – Grassland
10 463 18 294 -
1 254 495
1 713 -
114 28
87 10 986 21 462
Total 14 224 40 963
- 1 498
500 1 773
10 1 085
28 97
14 762 45 416
Sumber : Bakosurtanal dan Care Int.diolah
Gambar 5. Peta Lahan Layak Kyoto Berdasarkan Kelas Lereng dalam dan sekitar TNRAW
Berdasarkan kriteria lahan layak Kyoto maka lahan di TNRAW di dalam maupun di sekitarnya masuk dalam kategori lahan layak sebesar 14 762 ha di
dalam dan 45 416 ha di daerah sekitarnya dimana lebih dari 90 memiliki
kelerengan antara 0 – 8 yang dapat dilihat pada Tabel 12. Hal ini memungkinkan daerah sekitar TNRAW untuk diikutsertakan dalam kegiatan
CDM.
5.2 Sistem Pertanian dan Perekonomian masyarakat di sekitar TNRAW