Asumsi-Asumsi Penyusun Koefisien Input Analisis Program Tujuan

b. Kendala Tenaga Kerja Petani Agroforestri ∑ = ≤ r j ij ij Wp X W 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............... . . . . 11 Keterangan : W ij : Kebutuhan tenaga kerja per hektar untuk tujuan pola tanam i di kelas lereng j HOKhathn Wp : Jumlah tenaga kerja usia produktif sektor pertanian di sekitar Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara HOKthn c. Kendala Luas Lahan Kritis j j ij Xcl X ≤ ∑ = 4 1 X ij : Luas lahan kritis yang diperlukan pola tanam i pada tiap kelas lereng j ha Xcl j : Luas lahan kritis layak untuk kegiatan CDM pada kelas lereng j ha d. Non-negativity X ij , d i - , d i + ≥ 0

3. Fungsi Tujuan

Meminimumkan : Z = [ ] ∑ = + − + Q i sdi PsWi ydi PyWi 1 , , ............................12 Keterangan : Py,Ps : Faktor-faktor prioritas ke-y dan ke-s ordinal Wi,y : Bobot yang diberikan terhadap di - dalam prioritas ke-y Wi,s : Bobot yang diberikan terhadap di + dalam prioritas ke-s

3.5.5.2. Asumsi-Asumsi Penyusun Koefisien Input Analisis Program Tujuan

Ganda Membangun model persamaan program tujuan ganda membutuhkan koefisien-koefisien yang relevan yang merupakan pemodelan dari dunia nyata untuk menentukan pola tanam mana yang terbaik dari 4 kelas lereng. Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu maksimisasi pendapatan dan maksimisasi jasa lingkungan rosot karbon dengan 2 fungsi kendala yaitu lahan, anggaran dan tenaga kerja. Koefisien input analisis program tujuan ganda dengan asumsi sebagai berikut : 1. Nilai pendapatan per hektar selama 1 tahun untuk tiap pola tanam pada tiap kelas lereng yang diperoleh dari analisis finansial pada tujuan 3. 2. Nilai jasa lingkungan berupa rosot karbon yang dapat dipasarkan per hektar selama 1 tahun untuk tiap pola tanam pada tiap kelas lereng yang diperoleh dari analisis finansial pada tujuan 3. 3. Nilai luas lahan kritis yang tersedia untuk mengusahakan sistem agroforestri dengan mempertimbangkan manfaat jasa lingkungan berupa rosot karbon diperoleh dari luasan lahan layak Kyoto di TNRAW pada tujuan 2. 4. Nilai anggaran yang dibutuhkan untuk membangun sistem agroforestri seluas 1 hektar per tahun diperoleh dengan memperhitungkan biaya transaksi untuk tiap pola tanam pada tiap kelas lereng yang diperoleh dari analisis finansial pada tujuan 3. 5. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun sistem agroforestri seluas 1 hektar per tahun pada tiap kelas lereng yang diperoleh dari analisis finansial pada tujuan 3. 6. Right Hand Side adalah nilai target yang ingin dicapai dari tujuan pemodelan dan batasan dari kendala dalam model. Ada empat 4 dari model ini, yaitu : a. RHS pendapatan = Biaya hidup min Rp.900 000,- x ∑ penduduk usia produktif sektor pertanian pada tiap kelas lereng x 12 bulan b. RHS jasa lingkungan rosot karbon = Potensi rosot karbon rata-rata tiap kelas lereng x Total luas lahan layak kyoto tiap kelas lereng c. RHS luas lahan adalah luas lahan layak Kyoto yang dapt dimanfaatkan dengan sistem agroforestri pada tiap kelas lereng. d. RHS Anggaran = Initial front payment = 30 x Potensi rosot karbon rata- rata 4 pola tanam pada 4 kelas lereng x Harga karbon e. RHS Tenaga Kerja = ∑ penduduk usia produktif sektor pertanian di lahan layak Kyoto x 20 hari kerja x 12 bulan 7. Pada penelitian ini penentuan jumlah penduduk usia produktif yang tersedia dihitung berdasarkan asumsi jumlah penduduk usia produktif untuk sektor pertanian di Sulawesi Tenggara menurut Statistika Indonesia, 2004 sebesar 540 436 orang, dengan luas lahan layak Kyoto per kelas lereng yang telah dihitung pada tujuan 1 dan total luas wilayah Sulawesi Tenggara yaitu 3 675 745 ha, maka jumlah penduduk usia produktif pada tiap kelas lereng adalah 6663 orang sehingga diperoleh RHS ketersediaan tenaga kerja setelah dikonversi dengan satuan HOK yaitu 1 599 120 HOK. 8. Kendala anggaran dan tenaga kerja diasumsikan sebagai kendala bersama common constrain karena ketersediaan anggaran untuk modal awal yang merupakan IFP dan tenaga kerja dianggap dapat digunakan pada semua areal pada tiap kelas lereng. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas maka diperoleh koefisien- koefisien input untuk analisis program tujuan ganda pada tiap kelas lereng kemudian diolah dengan software Lindo untuk menghasilkan, diantaranya : 1. luas lahan optimum yang dapat diusahakan dengan kendala-kendala yang ada pada tiap kelas lahan dengan pola tanam yang direkomendasikan du TNRAW. 2. Nilai deviasi dan besaran target yang ingin dicapai dari pengelolaan sumberdaya lahan kritis di TNRAW. 3. Jumlah sumberdaya yang terpakai dalam upaya penerapan sistem agroforestri untuk meningkatkan pendapatan dan jasa lingkungan rosot karbonnya. Hasil yang diperoleh dari analisis PTG ini diasumsikan sebagai solusi optimal basis. Solusi optimal basis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penggunaan sumber daya lahan kritis di TNRAW berdasarkan ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang ada. Sementara untuk anggaran biaya pembangunan sistem agroforestri diasumsikan berasal dari 30 pembayaran atas jasa lingkungan yang dibayar dimuka atau Initial Front Payment IFP.

3.5.5.3. Analisis Postoptimal