Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi

yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam ketentuan pasal 21 UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Menurut Wenda 2003 dasar pertimbangan dikeluarkannya UU No.6 Tahun 1968 tentang PMDN adalah sebagai berikut: 1. Modal merupakan faktor paling penting dalam penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional yang berdasarkan kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri. 2. Perlunya dilakukan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dan membuka kesempatan bagi pengusaha swasta seluas-luasnya. 3. Perlunya memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki pihak asing dan menetapkan batas waktu usaha bagi perusahaan asing di Indonesia yang menggunakan modal dalam negeri.

2.1.2. Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Wiranata 2004, motif utama suatu negara mengundang investasi asing dan dalam negeri adalah untuk menggali potensi kekayaan alam dan sumberdaya lainnya dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi. Kenyataan ini disebabkan karena investasi, baik asing maupun domestik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, melalui proses industrialisasi, guna meningkatkan ekspor barang manifaktur dan kebutuhan pasar domestik substitusi impor. Proses industrialisasi diharapkan mampu berkembang bersama dengan proses alih ekonomi, alih kepemilikan, perluasan tenaga kerja yang disertai dengan peningkatan keahlian dan keterampilan, Namun, dalam proses tersebut harus dihindari dominasi perekonomian nasional oleh modal asing. Di negara berkembang seperti Indonesia investasi sangat dibutuhkan untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan yang ada. Hal ini dikarenakan investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu negara. Sesuai dengan teori yang dicetuskan oleh Mankiw 2000 yaitu setiap kenaikan jumlah pendapatan sebagai akibat dari pertambahan investasi akan menaikkan pendapatan dengan jumlah yang berlipat ganda multiplied effect. Peningkatan pendapatan khususnya dalam bentuk uang akan meningkatkan permintaan barang secara keseluruhan Agregrate Demand. Dengan demikian terdapat sebuah tuntutan untuk memenuhi permintaan sehingga mempengaruhi kebutuhan peralatan maupuan uang dalam bentuk modal sebagai akibat kenaikan produksi , sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Kenaikan tabungan masyarakat karena peningkatan pendapatan merupakan investasi secara langsung melalui lembaga keuangan dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Y = C + S 2.1 Dimana : Y = Pendapatan masyarakat C = Konsumsi I = Investasi dengan asumsi keseimbangan yaitu S=I, maka akan didapatkan : Y = C + I 2.2 Secara keseluruhan gambaran mengenai peningkatan pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh kenaikan investasi dan tingkat konsumsi dapat dilihat pada Gambar 2.1. Harga P AD 2 AD 1 Pendapatan Nasional Y Y1 Y2 Gambar 2.1 Hubungan Pendapatan, Investasi dan Konsumsi Sumber : Mankiw 2000 Gambar 2.1 diatas dapat menjelaskan bahwa adanya investasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita di suatu wilayah Y 1 ke Y 2 . Menurut Mankiw 2000 faktor yang mempengaruhi peningkatan investasi adalah tingkat suku bunga. Hal ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.2. Pada Gambar 2.2 menunjukkan bahwa penurunan tingkat bunga dari r 1 ke r 2 akan mengakibatkan jumlah investasi yang ditanamkan di suatu sektor produksi meningkat dari I 1 ke I 2 . Hal tersebut dapat menyebabkan pengeluaran yang direncanakan meningkat dari AE 1 ke AE 2 . Peningkatan pengeluaran yang direncanakan ini akan mengakibatkan peningkatan pendapatan nasional Y 1 ke Y 2 . Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu upaya meningkatan pendapatan wilayah dengan meningkatkan jumlah investasi pada wilayah tersebut sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi. b Perpotngan Keynesian AE=Y Pengeluaran E AE 2 AE 1 Pendapatan 45 Nasional Y 1 Y 2 suku bunga a Fungsi Investasi c Kurva IS r 1 r 1 r 2 r 2 IS Ir 2 Ir 1 Y 1 Y 2 Investasi Pendapatan Nasional Gambar 2.2. Investasi Perpotongan Keynesian dan Kurva IS Sumber : Mankiw 2000

2.2. Penelitian Terdahulu