Analisis Pergeseran Bersih Analisis Profil Pertumbuhan Investasi

ri-Ri = persentase perubahan investasi enam provinsi di Pulau Jawa yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah.

3.3.4. Analisis Pergeseran Bersih

Apabila komponen pertumbuhan proporsional dan pangsa wilayah dijumlahkan, maka akan diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan pertumbuhan suatu sektor perekonomian. Pergeseran bersih sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai berikut: PBij = PPij + PPWij 3.21 dimana : PBij = pergeseran bersih sektor i pada wilayah j PPij = komponen pertumbuhan proporsional enam provinsi di Pulau Jawa dari sektor i PPWij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah enam provinsi di Pulau Jawa dari sektor i. Apabila : PBij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk ke dalam kelompok progresif maju PBij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk lamban Pada Gambar 3.1, dapat dilihat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV melalui sumbu yang membentuk sudut 45º. Garis tersebut merupakan nilai PB.j = 0. Bagian atas garis tersebut menunjukkan PB.j 0 yang mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif maju. Sebaliknya di bawah garis 45 º berarti PB.j 0, menunjukkan wilayah-wilayah sektor-sektor yang lamban. Untuk memudahkan pengolahan data investasi enam provinsi di Pulau Jawa, maka dalam analisisnya dibantu dengan menggunakan perangkat lunak komputer, yakni program Microsoft Excell. Kemudian hasil-hasil analisis dengan model analisis Shift Share tersebut digunakan sebagai dasar untuk merumuskan secara deskripsi pertumbuhan investasi di enam provinsi di pulau jawa periode tahun 1997-2005.

3.3.5. Analisis Profil Pertumbuhan Investasi

Profil pertumbuhan sektor perekonomian digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan investasi pada sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan pada kurun waktu yang telah ditentukan, dengan cara mengekspresikan persen perubahan komponen pertumbuhan proporsional PP ij dan pertumbuhan pangsa wilayah PPW ij . Pada sumbu horizontal, terdapat PP sebagai absis, sedangkan pada sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat. Kuadran IV Kuadran I PP 45 o Kuadran III Kuadran II PPW Gambar 3.1. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Sumber: Budiharsono 2001. Berdasarkan Gambar 3.1 maka sistematika pengklasifikasian analisis Shift Share dibagi atas: 1. Kuadran I menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat, demikian juga daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut, baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektorwilayah yang bersangkutan merupakan wilayah progresif maju. 2. Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor terssebut dibandingkan dengan wilayah lainnya tidak baik. 3. Kuadran III menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah tersebut pertumbuhannya lamban dan daya saingnya kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling lamban pertumbuhannya. 4. Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-ssektor ekonomi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi daya saing sektor- sektor pada wilayah tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. 5. Garis 45 yang memotong pada kuadran II dan kuadran IV merupakan garis pemisah yang membatasi wilayah bagian atas dan wilayah bagian bawah. Garis miring tersebut nantinya akan menunjukkan wilayah yang berada di bagian atas garis tersebut merupakan wilayah yang progresif maju, sedangkan wilayah di bagian bawah garis tersebut merupakan daerah yang lambat tingkat pertumbuhannya.

3.4. Definisi Operasional Data