Profil Pertumbuhan Wilayah Analisis Pertumbuhan PMA Enam Provinsi di Pulau Jawa dan

seluruh sektor ekonominya termasuk sektor industri. Kurangnya akses pasar di Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan investasi di provinsi ini. Sektor yang paling mampu berdaya saing sektor PMA yang paling baik di enam provinsi Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005 adalah sektor pengangkutan, gudang dan komunikasi, Provinsi yang memiliki daya saing yang paling baik di sektor ini adalah Provinsi DKI Jakarta dengan peningkatan sebesar US 1,96 milyar. Sektor yang tidak mampu berdaya saing dengan baik adalah sektor konstruksi, provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang tidak mampu berdaya saing di sektor ini.

5.4.3. Profil Pertumbuhan Wilayah

Posisi relatif pertumbuhan ekonomi antar provinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005 disajikan pada Tabel 5.14. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa terdapat lima provinsi yang tumbuh maju yaitu Provinsi DKI Jakarta dengan pertumbuhan bersih sebesar US 5,8 milyar atau naik sebesar 796,72 persen, Provinsi Jawa Barat memiliki pertumbuhan bersih sebesar US 470,08 juta atau naik sebesar 44,93 persen, Provinsi DI Yoyakarta memiliki pertumbuhan bersih US 13,52 juta atau naik sebesar 680,65 persen, Provinsi Banten memiliki pertumbuhan bersih sebesar US 839,57 ribu atau naik sebesar 333,43 persen dan Provinsi Jawa Timur dengan nilai pertumbuhan bersih sebesar US 632,95 ribu. Provinsi yang pertumbuhannya lambat adalah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai pertumbuhan bersih yang menurun sebesar US 71,30 juta atau menurun sebesar 126,94 persen. Tabel 5.14. Pertumbuhan PMA Antar Provinsi di Pulau Jawa Pada Kurun Waktu 2001 dan 2005 Propinsi PP.j Persen PPW.j persen PB.j persen DKI Jakarta 786.666,06 107,93 1.289.322,51 176,89 2.075.988,56 284,82 Jawa Barat 199.347,87 19,05 257.127,85 24,58 470.084,45 44,93 Jawa Timur 119,90 22,00 506,85 93,00 632,95 116,14 Jawa Tengah 11.469,99 20,42 -83.068,28 -147,88 -7.589,29 -13,51 DI Yogyakarta 230,93 11,62 3.275,87 164,90 3.506,80 176,52 Banten -26,60 -10,57 663,64 263,56 839,57 252,99 Sumber : BKPM pusat diolah, 2005 Dibandingkan dengan PMDN maka terdapat perubahan komposisi pada pertumbuhan bersih enam provinsi di Pulau Jawa dalam analisis PMA. Beberapa daerah yang memiliki pertumbuhan bersih PMDN yang maju adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Banten, sedangkan daerah yang memiliki pertumbuhan PMDN lambat adalah DI Yogyakarta, lambatnya pertumbuhan provinsi ini terutama sekali dipengaruhi oleh lambatnya Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW di sektor industri dan sektor pengangkutan, gudang dan komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai PPW yang negatif seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.5. Buruknya daya saing provinsi ini disebabkan buruknya daya saing sektor-sektor ekonomi yang ada di propinsi ini. Di sisi lain ada beberapa provinsi yang pertumbuhan PMDN lambat, tetapi memiliki pertumbuhan PMA yang cepat yaitu Provinsi DI Yogyakarta, sedangkan Provinsi Jawa Tengah memiliki pertumbuhan PMDN yang maju, tapi mengalami pertumbuhan negatif pada PMA dengan penurunan sebesar 126,94 persen. Secara lebih jelas pada Gambar 5.2 disajikan profil pertumbuhan PMA di enam provinsi Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005. Cara yang efektif untuk mengevaluasi pertumbuhan PMA setiap provinsi di Pulau Jawa dengan mengekpresikan nilai persentase komponen Pertumbuhan Proporsional PP sebagai sumbu absis,dan persentase Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW sebagai sumbu ordinat. DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah DI Yogyakarta Banten pp ppw DKI Jakarta Jaw a Barat Jaw a Timur Jaw a Tengah DI Yogyakarta Banten Gambar 5.2. Profil Pertumbuhan PMA Enam Provinsi di Pulau Jawa pada Kurun Waktu 2001 dan 2005. Profil pertumbuhan enam propinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001- 2005 dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok yaitu: a. Kuadran I Pada kuadran ini Pertumbuhan Proposional PP dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW bernilai positif PP0 dan PPW0. Hal ini menunjukkan provinsi yang ada di kuadran ini mempunyai pertumbuhan PMA yang cepat dan memiliki daya saing yang baik terhadap provinsi di Pulau Jawa. Provinsi yang berada di kuadran ini merupakan propinsi yang progresif maju. Provinsi pada kurun waktu 2001-2005 yang berada di kuadran ini adalah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten. b. Kuadran II Pada kudran ini Pertumbuhan Proporsional bernilai positif PP0, tetapi Pertumbuhan pangsa Wilayahnya bernilai negatif PPW0. Hal ini menunjukkan bahwa provinsi yang berada di kuadran ini mempunyai pertumbuhan sektor PMA yang cepat, tetapi daya saingnya lemah jika dibandingkan dengan provinsi yang lain. Provinsi yang berada di kuadran ini adalah Provinsi Jawa Tengah. Pada Kuadran II dan IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45 dan memotong kuadran tersebut, Provinsi Jawa Tengah berada di bawah garis perpotongan kudran tersebut, ini berarti Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan PMAnya lambat. c. Kuadran IV Menunjukkan bahwa sektor-sektor investasi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat PP0, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik, jika dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW0 . Provinsi yang berada di kuadran ini adalah Provinsi Banten.

5.5. Perbandingan Pertumbuhan PMA dan PMDN Dengan Penelitian Terdahulu.