Profil Pertumbuhan Wilayah Analisis Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi PMDN Enam Provinsi di

raya yang lengkap, faktor tersebut yang memudahkan distribusi produk. Sektor yang memiliki daya saing paling tinggi di Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri. Provinsi yang memilik daya saing paling rendah adalah DI Yogyakarta dengan nilai PPW.j yang menurun sebesar Rp 70,58 milyar atau sebesar 108,36 persen. Ketidakmampuan Provinsi DI Yogyakarta bersaing dengan provinsi lain disebabkan akses pasar yang kurang dalam memasarkan produk, serta sara dan prasarana infrastruktur yang dimiliki provinsi ini kurang. Didalam gambaran umum telah dijelaskan DI Yogyakarta tidak memiliki pelabuhan, padahal dengan adanya pelabuhan dapat mempermudah penyaluran distribusi produk ke wilayah lain. Selain itu, Provinsi DI Yogyakarta juga tidak mampu bersaing baik dengan sektor ekonomi di wilayah lain. Sektor ekonomi yang mampu bersaing baik antar propinsi di Pulau Jawa adalah sektor industri terutama di Provinsi Jawa Barat dengan peningkatan sebesar Rp 1.21 triliun, sedangkan sektor yang tidak mampu bersaing dengan baik adalah sektor industri juga yang memiliki penurunan paling besar di Povinsi DI Yogyakarta, penurunannya sebesar Rp 69,61 milyar, artinya sektor industri di Provinsi DI Yogyakarta tidak mampu bersaing dengan sektor lain terutama sektor industri di wilayah Pulau Jawa.

5.2.3. Profil Pertumbuhan Wilayah

Posisi relatif pertumbuhan ekonomi antar provinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005 disajikan pada Tabel 5.7. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa terdapat lima provinsi yang tumbuh maju yaitu Provinsi Jawa Barat dengan nilai pertumbuhan bersih sebesar Rp 1,22 triliun atau naik 104,58 persen, Jawa Timur dengan pertumbuhan bersih Rp 669,71 milyar naik sebesar 56 persen, Jawa Tengah dengan pertumbuhan bersih sebesar Rp 388,70 milyar atau naik 100,78 persen dan Banten dengan nilai pertumbuhan bersih Rp 2,23 milyar atau naik sebesar 11 persen. Provinsi yang pertumbuhannya lambat adalah DI Yogyakarta dengan nilai pertumbuhan bersih yang menurun sebesar Rp 68,59 milyar atau turun 105,31 persen dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan bersih yang menurun sebesar Rp 21,39 milyar atau turun sebesar 1,86 persen Cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi provinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005 sangat dipengaruhi oleh daya saing yang dimiliki oleh masing-masing provinsi serta pertumbuhan sektornya. Tabel 5.7. Pertumbuhan Pergeseran Bersih PMDN Enam Provinsi di Pulau Jawa pada Kurun Waktu 2001 dan 2005 Provinsi PP.j Persen PPW.j Persen PB.j persen DKI Jakarta -217.096,04 -11,19 195.696,29 10,09 -21.399,76 -1,10 Jawa Barat 34.599,40 2,95 1.190.210,51 101,63 1.224.809,90 104,58 Jawa Timur 35.877,53 3,00 633.836,33 53,00 669.713,86 56,00 Jawa Tengah 15.170,29 3,94 372.538,50 96,83 387.708,78 100,78 DI Yogyakarta 1.988,54 3,05 -70.585,41 -108,36 -68.596,87 -105,31 Banten 609,02 3,00 1.624,06 8,00 2.233,08 11,00 Sumber : BKPM Pusat diolah, 2005 Secara lebih jelas pada Gambar 5.1 akan disajikan profil pertumbuhan PMDN di enam provinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005. Cara yang efektif untuk mengevaluasi pertumbuhan PMDN setiap provinsi di Pulau Jawa dengan memperlihatkan nilai persentase komponen Pertumbuhan Proporsional PP sebagai sumbu absis dan presentase Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW sebagai sumbu ordinat. DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Jaw a Tengah DI Yogyakarta Banten pp ppw DKI Jakarta Jaw a Barat Jaw a Timur Jaw a Tengah DI Yogyakarta Banten Gambar 5.1 Profil Pertumbuhan PMDN Enam Provinsi di Pulau Jawa pada Kurun Waktu 2001-2005 Profil pertumbuhan enam propinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001- 2005 dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu: a. Kuadran I Pada kuadran ini Pertumbuhan Proposional PP dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW bernilai positif PP0 dan PPW0. Hal ini menunjukkan provinsi yang ada di kuadran ini mempunyai pertumbuhan PMDN yang cepat dan memiliki daya saing yang baik terhadap provinsi di Pulau Jawa. Provinsi yang berada di kuadran ini merupakan provinsi yang progresif maju. Provinsi pada kurun waktu 2001-2005 yang berada di kuadran ini adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Banten. b. Kuadran II Pada kudran ini Pertumbuhan Proporsional bernilai positif PP0, tetapi Pertumbuhan pangsa Wilayahnya bernilai negatif PP0. Hal ini menunjukkan bahwa provinsi yang berada di kuadran ini mempunyai pertumbuhan sektor PMDN yang cepat tetapi daya saingnya dibandingkan dengan propinsi yang lain lemah. Provinsi di Pulau Jawa pada kurun waktu 2001-2005, yang berada di kuadran ini adalah Provinsi DI Yogyakarta. Provinsi ini berada dibawah garis 45 , hal ini menunjukkan bahwa Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi yang pertumbuhan PMDNnya lambat. c. Kuadran IV Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor investasi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat PP0, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik, jika dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW0. Provinsi yang berada di kuadran ini adalah Provinsi DKI Jakarta.

5.3. Analisis Pertumbuhan PMA Enam Provinsi di Pulau Jawa dan