meningkatan pendapatan wilayah dengan meningkatkan jumlah investasi pada wilayah tersebut sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
b Perpotngan Keynesian
AE=Y Pengeluaran E
AE
2
AE
1
Pendapatan 45
Nasional
Y
1
Y
2
suku bunga
a Fungsi Investasi c Kurva IS
r
1
r
1
r
2
r
2
IS Ir
2
Ir
1
Y
1
Y
2
Investasi Pendapatan Nasional
Gambar 2.2. Investasi Perpotongan Keynesian dan Kurva IS Sumber : Mankiw 2000
2.2. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurlaela 2003 yang menganalisis dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2000. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa berdasarkan analisis keterkaitan, secara umum sektor pertanian di Provinsi Jawa
Barat memiliki kemampuan yang besar terhadap pertumbuhan industri hilir. Berdasarkan analisis multiplier maka subsektor pertanian memiliki nilai
penggandaan output, pendapatan, tenaga kerja tertinggi adalah sektor perikanan, sehimgga sektor perikanan dapat diandalkan untuk mendorong peningkatan
output, pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Dampak langsung investasi subsektor pertanian terhadap pembentukkan output, nilai tambah bruto,
peningkatan pendapatan yaitu subsektor padi. Besarnya dampak langsung subsektor padi disebabkan oleh besarnya investasi di subsektor padi. Sedangkan
dampak langsung terbesar dalam menciptakan lapangan kerja terbesar yaitu sektor perkebunan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2004 yang menganalisis tahapan industrialisasi sektor pertanian serta dampak investasi dan peranannya
dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah pada sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan sektor-sektor
lainnya, terutama dengan industri pengolahan, upaya pembangunan sektor industri yang terjadi selama ini, akan berjalan dengan lebih baik jika ditunjang oleh sektor
pertanian, dengan menciptakan sektor pertanian yang tangguh sebagai dasar ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Pengembangan sektor pertanian di provinsi ini
dilakukan dengan memfokuskan investasi di subsektor peternakan, karena memberikan dampak terbesar dalam pembentukkan output, pendapatan dan
tenaga kerja. Pengembangan investasi di subsektor peternakan perlu peran serta pemerintah dalam mendorong investor untuk menanamkan modalnya.
Menurut Ferdiyan 2006 yang menganalisis pengaruh otonomi terhadap pertumbuhan investasi di Provinsi Jawa Barat, menunjukkan bahwa sebelum
otonomi daerah terjadi pertumbuhan investasi yang negatif pada sektor-sektor perekonomian Jawa Barat. Sedangkan pada saat otonomi daerah, terjadi
pertumbuhan investasi yang positif hampir diseluruh sektor perekonomian di Jawa
Barat. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan investasi nasional, pertumbuhan investasi sektor-sektor perekonomian di Jawa Barat sebelum otonomi daerah
1995-2000 dari segi nilai investasi PMDN, jumlah proyek PMDN, nilai investasi PMA dan jumlah proyek PMA memiliki pertumbuhan yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional pada kurun waktu yang sama yaitu 1995-2000. Pada saat otonomi daerah tahun 2001-2005, pertumbuhan investasi
tiap tahunnya lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan investasi secara nasional.
Berdasarkan penelitian Kumalasari 2006 terhadap pertumbuhan investasi di Provinsi DKI Jakarta periode 1995-2005, menggunakan analisis shift share.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa pertumbuhan PMA di Provinsi DKI Jakarta menurut data persetujuan investasi sebelum otonomi
daerah menunjukkan pertumbuhan investasi yang menurun, sedangkan pada masa otonomi daerah pertumbuhan PMA di provinsi ini mengalami peningkatan. Untuk
pertumbuhan PMDN sebelum masa otonomi daerah dan setelah otonomi daerah di Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, dijelaskan bahwa metode analisis Shift Share dapat digunakan untuk menganalisis pertumbuhan
sektor-sektor perekonomian yang diinvestasikan dari bagian terkecil wilayah sampai tingkat nasional dengan melakukan perbandingan laju pertumbuhan.
Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini berbeda dalam hal sasaran penelitian dan tahun waktu penelitian. Penelitian ini
dilakukan terhadap pertumbuhan realisasi investasi pada enam provinsi di Pulau Jawa pada tahun waktu 2001 dan 2005.
2.3. Kerangka Pemikiran 2.3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis