Mata Cacat Mata Pokok Bahasan Optik

20 semester 2. Alat optik yang paling penting adalah mata. Selain mata terdapat peralatan optik lain seperti kacamata, lup, mikroskop, kamera, teropong, dan periskop.

2.4.1 Mata

Ketika kita melihat suatu benda, berkas cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata kita dan oleh lensa mata lensa kristalin berkas cahaya itu akan difokuskan sehingga bayangan yang terbentuk akan tepat jatuh di retina. Jarak antara mata dan lensa selalu tetap, maka ketika melihat benda yang jaraknya berbeda kecembungan lensa mata perlu diubah-ubah. Kemampuan otot siliar mengubah kecembungan lensa mata disebut daya akomodasi mata. Orang normal dapat melihat benda sedekat-dekatnya pada jarak rata-rata 25 cm dengan menggunakan daya akomodasi maksimum dan akan melihat sejauh-jauhnya hingga jarak yang tak terhingga dengan menggunakan daya akomodasi minimum. Jarak terdekat yang dapat dilihat seseorang disebut titik dekat mata punctum proximum sedangkan titik terjauh yang masih dapat dilihat mata disebut punctum remotum. Berikut ini gambar pembentukan bayangan benda pada retina, lensa mata berfungsi sebagai lensa cembung. Gambar 2.1: Bagian-Bagian Mata 21 Gambar 2.2: Proses Pembiasan Cahaya pada Mata Perhitungan untuk hubungan antara jarak fokus mata, jarak benda dan jarak bayangan benda atau jarak retina ke lensa mata dapat menggunakan rumus sebagai berikut. f 1 = s 1 s 1 

2.4.2 Cacat Mata

Mata normal Emetropi adalah mata yang dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi bayangan jatuh tepat pada retina dan memiliki titik dekat 25 cm, serta titik jauh tak terhingga . Rabun Jauh Miopi Seseorang yang menderita rabun jauh biasanya memiliki titik jauh yang terbatas sedangkan titik dekatnya tidak berubah. Gambar 2.3: Pembiasan Cahaya pada Mata Miopi Rabun Jauh Agar dapat melihat normal dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata berlensa negatif divergen dengan kekuatan lensa P dengan satuan Dioptri sebesar 22 f P 100   , f satuan centimetre atau f P 1   , f satuan meter. f 1 = 1 1 s s  , dengan s = ~ dan s’ = -PR f 1 = PR 1 ~ 1   , dimana f satuan cm. dan PR : titik jauh mata cm Rabun Dekat Hipermetropi Seseorang yang menderita rabun dekat biasanya memiliki titik dekat lebih dari 25 cm, sedangkan titik jauhnya tidak berubah tetap pada jarak yang tak terhingga. Gambar 2.4: Pembiasan Cahaya pada Mata Hipermetropi Rabun Dekat Agar dapat melihat normal dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata berlensa positif konvergen dengan kekuatan lensa P dengan satuan Dioptri sebesar f P 100   , f satuan centimeter atau f P 1   , f satuan meter. f 1 = 1 1 s s  , dengan s = 25 dan s’ = -PP f 1 = PP 1 25 1   , dimana f satuan cm. dan PP : jarak titik dekat cm Rabun Dekat 23 Mata Tua Presbiopi Mata tua adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut. Titik dekat presbiopi lebih besar dari 25 cm dan titik jauh presbiopi berada pada jarak tertentu, sehingga orang tersebut tidak bisa melihat dengan jelas baik pada jarak dekat atupun pada jarak yang jauh. Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap atau kacamata bifokal kacamata dua fokus. Astigmatisme Silindris Orang yang menderita cacat mata silindris tidak mampu melihat garis garis yang vertikal atau horisontal secara bersama-sama. Hal ini disebabkan karena lensa mata tidak berbentuk sferik irisan bola melainkan agak melengkung di bagian tertentu. Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan bantuan kacamata silindris sehingga dapat membentuk bayangan yang jelas pada bagian retinanya.

2.4.3 Kamera